NovelToon NovelToon
Pedang Dari Masa Depan Jatuh Melalui Sebuah Meteorit

Pedang Dari Masa Depan Jatuh Melalui Sebuah Meteorit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mengubah Takdir
Popularitas:46.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wafi_Shizukesa

Peristiwa meteorit jatuh yang anehnya hanya bisa dirasakan oleh Yamasaki Zen, seorang pelajar SMA berusia 15 tahun selepas aktivitas belajarnya di sebuah Akademi Matsumoto. Kejanggalan itu membuatnya terkejut dan bingung setelah suara dentuman keras berhasil membuat telinganya kesakitan. Namun anehnya, kedua orang tuanya sama sekali tidak merasakan dampak apa pun.

Di suatu tanah lapang di bukit rendah, dirinya melihat kilau meteorit dari kejauhan. Setelah selesai memeriksa meteorit itu, suatu hal absurd, kini ia menemukan sebuah pedang di dalam meteorit yang sesaat sebelumnya lapisan luarnya telah hancur dengan sendirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wafi_Shizukesa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 016. 2

.

Kembali ke kilas balik.

Di pinggir jalan, atas trotoar.

Pukul 2:10 AM.

Tidak jauh dari tempat insiden itu terjadi. Beberapa unit mobil kepolisian dan dua unit mobil pemadam kebakaran masih berjaga di tempat itu. Saat ini hanya tinggal dilakukan proses pendinginan tempat terjadinya kebakaran.

Terlihat, bagian yang tebakar merupakan tingkat tiga gedung utama.

Persis di mana ruangan kerja Murakami Tesuba berada. Sisanya, bisa dibilang suatu keberuntungan, baik bagian tingkat gedung yang berada di atasnya dan juga bagian bawah. Atau mungkin, gedung lain yang tepat berada berdampingan.

Itu tidak ikut menjadi korban menjalarnya api.

Kemudian, beberapa menit setelah terduga pelaku kebakaran yang sebelumnya terekam jelas oleh kamera pengawas berhasil diringkus oleh pihak kepolisian. Di sana, pelaku terduduk dengan kedua tangannya terborgol ke belakang. Mengelilinginya adalah beberapa orang di sana, termasuk salah seorang dari mereka yaitu satu orang detektif dan petugas kepolisian yang mendampingi.

Juga, Kobayashi Shinki, Murakami Tesuba dan Nakano—mereka baru tiba setelah kepolisian dan detektif itu tiba terlebih dahulu dan menyempatkannya untuk melakukan interogasi singkat di tempat itu juga.

“Saya tanya sekali lagi! Apa sebenarnya tujuanmu dan rekan-rekanmu sampai melakukan semua hal ini?”

Seorang detektif pria berpakaian jas berwarna hitam kembali bertanya sebuah pertanyaan yang sama, sama seperti sebelumnya.

“Dasar keras kepala sekali! Sampai kapan pun kalian bertanya kepadaku dengan pertanyaan yang sama berulang kalinya. Aku tetap tidak akan memberitahu kalian semua, apa sebenarnya tujuan kami.”

Begitu pun dengan balasan yang diberikannya kepada terduga pelaku kepada detektif masihlah sama.

Jika hal ini masih dilanjutkan, mau sampai kapan pun detektif itu—tidak, mungkin lebih tepatnya semua orang yang sedang menunggu untuk mendengarkan kebenarannya. Akan menjadi mungkin kalau mereka semua tidak akan pernah mengetahui tentang “maksud” penyebab di balik insiden kebakaran yang terjadi.

Sementara itu, saat mendengar balasan yang diberikan oleh pria ber-hoodie hitam, hal itu malah membuat Murakami muak atas jawaban yang diberikannya terkesan tidak kooperatif.

Menyempatkan berdesis “Cih”, Murakami mengambil inisiatif untuk melangkahkan kakinya ke depan, lalu kemudian berjongkok tepat berhadapan dengan sang pelaku. Namun, tindakannya tidak-lah sampai disitu. Murakami pun melanjutkannya, kedua tangannya menarik begitu saja kerah hoodie pria itu dengan perasaan kesal dan marah:

“Bajingan! Cepat katakan tujuan kalian yang sebenarnya! Kenapa kalian bisa sampai melakukan ini semua?”

Sontak saja, Murakami Tesuba membentak keras sang pelaku.

“Kalau aku tidak mengatakannya, lalu apa yang akan terjadi, Murakami Tesuba?! Dengan kekesalan yang kamu rasakan saat ini. Kamu pasti ingin memukulku dengan kepalan tanganmu itu, bukan? Akan tetapi... bukankah itu akan menjadi masalah lain buatmu juga?”

Terang-terangan pelaku itu memprovokasi—berniat mempermainkan emosinya dan membuat dirinya dalam masalah.

Namun, semua itu seakan tidak dipedulikannya, Murakami telah habis kesabarannya karena emosi geramnya akan perkataan pelaku itu.

Genggaman kedua tangannya semakin erat menggenggam, lalu membuangnya, dengan cepat tangan kanannya melancarkan bogem mentahnya tepat mengenai pipi kanan daripada pelaku.

Pria berhoodie itupun seketika terhempas jatuh ke belakang.

“Aduh, sepertinya ini gawat!”

“Murakami-san! Saya mohon, tenangkan dirimu! Kalau kamu melanjutkannya lebih dari itu. Itu hanya akan membuatmu terbawa ke dalam masalah yang lain. Mau bagaimana pun, kita masih belum cukup informasi tentang siapa saja yang ikut terlibat dalam kebakaran gedung utama.”

Kobayashi mencoba untuk menenangkan Murakami Tesuba.

“Selain itu, kenapa kamu bisa mengetahui nama dari ‘Murakami Tesuba’? Bukankah, dari tadi kita tidak mengatakan nama lengkap masing-masing yang ada di sini?”

Detektif itu bertanya kepada pelaku.

Namun bukan jawaban berupa perkataan yang diberikan. Melainkan, pelaku itu menjawabnya dengan tertawa gelinya “Hahahaha....” setelah mendengar pertanyaan dari detektif itu yang dirasa cukup lucu menurutnya.

Perlahan, tawa pelaku itu mulai mereda. Lalu kemudian, pelaku mulai membuka mulutnya dan mencoba untuk menjawabnya dengan arogannya:

“Persetan dengan nama kalian! Memangnya kalian tidak mengetahui rumor itu...?”

“““……”””

Semua terdiam tidak membalas.

Mereka masih menunggu terduga pelaku lanjut berbicara.

“...Murakami Tesuba. Baiklah, sekalian saja aku beritahu rencana kami yang sebenarnya, dan untuk ini adalah sebuah pengecualian. Sebaiknya kalian dengarkan baik-baik dan aku akan langsung ke inti permasalahannya."

“““……”””

“Kami telah berhasil mencuri benda itu. Sebuah mesin ciptaanmu yang dirumorkan mampu mengubah dunia. Suatu saat di masa depan, dominasi dunia ini... akan diisi oleh mereka yang mampu berkembang dengan sendirinya oleh sebuah mesin ciptaanmu sendiri.”

Saat di akhir perkataan sang pelaku.

Murakami Tesuba membuat ekspresi wajahnya yang serius semakin dipertegas.

“Kalian semua tidak cocok dengan mesin yang tampak sederhana tersebut. Impian kami, dan mesin tersebut adalah jalan cerah menuju masa depan yang kami harapkan. Legal Reset, ingat itu baik-baik di dalam benak kalian semua!”

Dirasa penjelasan darinya sudah cukup.

Perkataannya pun berhenti sampai di situ.

“Legal Reset...”

Singkatnya, Legal Reset adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh mereka yang tidak menyukai peraturan Jepang di era yang terbilang sangat modern di masa ini. Nama itu sendiri di ambil dari misi yang dimiliki kelompok tersebut, "mengatur ulang hukum" itu adalah namanya.

Sementara Kobayashi mengulang kata-kata itu. Dalam raut wajahnya yang tampak murung, Murakami hanya bisa menundukkan wajahnya ke bawah.

“Bagaimana ini, tuan detektif?”

Seorang petugas polisi di samping detektif itu bertanya kepadanya.

“Cukup sampai saat ini. Bawa pelaku itu untuk ditanyakan lebih lanjut di kantor!”

Detektif itu menjawabnya, lalu memerintahkan polisi itu agar pelaku segera di bawa ke kantor kepolisian untuk interogasi lanjutan dari pihak kepolisian.

“Baik!”

Polisi itu pun menarik pelaku agar terbangun dari duduknya dengan kedua tangan pelaku yang masih terborgol, agar kemudian sang pelaku dimasukkan ke dalam mobil polisi.

Sementara itu, sang detektif yang melihat Murakami Tesuba masih terjongkok tampak larut dalam keputusasaannya. Dirinya pun berinisiatif menghampirinya.

“Kamu Murakami-san, kan?”

Seraya meletakkan tangan kirinya di bahu kanannya, detektif itu bertanya.

“...”

Tidak ada jawaban.

“Saya anggap itu suatu jawaban. Kalau Anda berkenan untuk mendengar lebih lanjut penjelasan sang pelaku. Anda bisa ikut kami ke kantor polisi.”

Untuk sejenak masih tidak ada jawaban.

Lalu,

“Baik. Saya akan ikut!”

Murakami Tesuba segera bangun dan berdiri.

Meskipun “emosi” sempat mengendalikan dirinya, tetapi, kenyataan pahit itu sudah terjadi.

Tidak ada guna bagi dirinya untuk berdiam diri saja. Murakami Tesuba sudah membuat suatu keputusan yang benar.

Bersambung...

Next. Chapter 017 : Mengunjungi Tempat Kerja Ayah.

By, Wafi Shizukesa.

Like dan jadikan favorit novel Author di rak buku kamu ya... salam hangat. 🤗✌️

\==========================

1
Wafi_Shizukesa
syapp!
Not Found
semangat kak 😊❤️
Ananda
sangat keren dan menginspirasi
Hibr 'Azraq
11, 12 sama si Taewoon wkwkwk.
Hibr 'Azraq
Fufufu, Tidak baik menolak rezeki Zen...
Hibr 'Azraq
Anak pintar....
Wafi_Shizukesa
lah, kamu mampir dong 😅
Hibr 'Azraq
gila novelnya keren..! semangat Thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!