Ini novel asli yang diadaptasi menjadi web series yang berjudul sama, dibintangi oleh Rexy Rizky dan Agatha Valerie yang ngehits di Genflix
*****
Akibat perilaku buruknya, Danesh diusir oleh orang tuanya. Ia dikirim ke Indonesia, dihapus data dirinya dari keluarga besar Dominique, dan diambil hak istimewanya sebagai salah satu pewaris kerajaan bisnis Dominique.
Danesh harus menjalani hari-harinya sebagai pelayan, cleaning service, dan pekerjaan kasar yang tak pernah ia lakukan ketika di Finlandia.
Suatu malam, ketika Danesh bertugas menjadi pelayan disebuah pesta pernikahan pasangan kolongmerat, ia bertemu seorang wanita bergaun pengantin yang menyedihkan. Jalan sempoyongan, mata sayu, dan air mata yang masih keluar dari balik kelopak mata.
Tak ada yang menarik bagi seorang Danesh, hingga wanita itu mengucapkan sebuah kalimat yang membuatnya tak bisa menolak.
“Tidur denganku! Aku akan membayarmu berapapun yang kau mau!” ujar wanita itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Tuan Besar Rey sudah mengumpulkan orang-orang yang mengetahui jika Felly tengah mengandung. Di dalam ruang kerjanya sudah ada Dokter Orlando, Stefany, dokter kandungan yang bertugas memeriksa kandungan Felly saat di rumah sakit, dan supir pribadi Felly.
Keempatnya duduk gemetaran melihat raut wajah Tuan Besarnya yang tak bersahabat. Hanya bisa menunduk dan duduk dengan perasaan gelisah, namun mencoba agar tak bergerak sedikitpun.
Tuan Besar Rey menyeret salah satu kursi hingga menimbulkan suara. Menambah kesan menakutkan di telinga keempat orang yang seperti tawanan itu.
Langsung duduk dengan angkuh di kursi itu. Menaikkan kaki kanannya untuk bertumpu di kaki kirinya. Tangannya terlipat di dada.
“Kalian tahu apa kesalahan yang sudah kalian lakukan?” tanya Tuan Besar Rey. Suaranya sangat tegas.
Keempatnya menggelengkan kepalanya bersamaan. “Tidak, Tuan.”
Tuan Besar Rey berdecih. Bibirnya mencebik. Sok polos!
“Kesalahan kalian adalah—” Tuan Besar Rey menggantungkan ucapannya. Membuat keempat orang yang duduk saling berdesakan itu semakin takut dan penasaran.
Tuan Besar Rey malah mengetukkan jemarinya di meja yang berada di sampingnya. Menambah kesan mencekam.
Keringat dingin sudah bercucuran membasahi wajah keempat orang itu.
“Tidak ada,” ujar Tuan Besar Rey. Wajah ketakutan orang-orang yang ia panggil sungguh membuatnya terhibur. Ia pun tertawa lepas melihat hal tersebut.
Keempat orang itu bisa bernapas lega saat Tuan Besar Rey tak lagi memasang wajah yang serius. Bersamaan mereka mengelus dada masing-masing.
“Tapi—”
Baru saja keringat dingin berhenti bercucuran. Sudah kembali dibuat senam jantung saja mendengar suara Tuan Besar Rey yang kembali serius.
“Ta-tapi apa, Tuan?” tanya mereka bersamaan.
“Karena kalian mengetahui kehamilan Felly, putriku. Maka kalian salah besar karena tahu aibnya yang hamil di luar nikah,” tutur Tuan Besar Rey. Lebih mencekam daripada sebelumnya.
Jika boleh memukul Tuan Besarnya, maka mereka akan melakukannya. Tapi apalah daya, mereka hanya seorang bawahan yang tak memiliki kekuatan apa pun. Sungguh mereka merutuki majikannya itu yang semena-mena menyalahkan sesuatu yang bukan termasuk ke dalam sebuah kesalahan. Menurut mereka.
Dasar orang kaya. Mereka hanya bisa menggerutu di dalam hati saja tanpa berani mengeluarkan suara.
“Ma-maaf, Tuan. Kami hanya menjalankan pekerjaan sebagaimana mestinya.”
“Tatap mataku!” titah Tuan Besar Rey.
Membuat keempat orang itu menaikkan pandangannya dari melihat kaki mereka masing-masing, menjadi dipenuhi oleh wajah Tuannya yang menyeramkan. Tapi tetap tampan diusianya yang sudah tua.
“Jika kalian berempat sampai membocorkan hal itu pada siapapun. Maka tahu sendiri akibatnya.” Tangan Tuan Besar Rey ditempelkan pada lehernya dan menggerakkannya seolah tengah menebas lehernya sendiri dengan pisau. “Ucapkan selamat tinggal pada dunia.”
Menelan salivanya secara bersamaan dengan susah payah. Mereka menganggukkan kepalanya dengan cepat. “Ba-baik, Tuan. Kami akan menjaga rahasia ini.”
“Bagus. Memang seharusnya seperti itu.” Tuan Besar Rey bangkit dari duduknya. Ia mendekati meja kerjanya dan mengambil sebuah dokumen di dalam map.
Tuan Besar Rey kembali mendekati empat orang itu dan meletakkan sebuah dokumen ke hadapan masing-masing. “Tanda tangani itu!” perintahnya.
Dokumen itu berisi surat pernyataan jika mereka tak akan membuka aib keluarga Wilson. Mereka akan menutup rapat mata dan telinga. Kecuali hidung, karena Tuan Besar Rey masih memberi mereka kesempatan untuk menghirup udara segar.
“Ba-baik, Tuan.”
Masing-masing memegang pena dan segera membubuhkan tanda tangan di atas materai.
“Bagus.” Tuan Besar Rey tersenyum puas setelah menerima kembali dokumen itu. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana.
“Lihat rekening kalian. Aku sudah mengirimkan uang tutup mulut sesuai surat yang kalian tanda tangani.” Tuan Besar Rey meletakkan kembali ponselnya. Ternyata ia baru saja mengirimkan uang pada empat orang yang dibuat ketakutan olehnya.
Mereka mengeluarkan ponselnya dan melihat notifikasi sebuah SMS dari bank masing-masing. Semuanya mendapatkan pesan yang sama. Baru saja mendapatkan kiriman uang sejumlah lima puluh juta rupiah. Hanya untuk menutup mulut mereka.
“Terima kasih, Tuan.”
Dalam hati mereka, banyak-banyaklah keluarga Wilson membuat aib dan mereka mengetahuinya agar mendapatkan uang secara cuma-cuma untuk menjaga rahasia itu.
...........
Jangan lupa:
1. Like
2. Komen
3. Hadiah
4. Follow akunku
5. Follow instagram aku: heynukha
