NovelToon NovelToon
AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:479.3k
Nilai: 5
Nama Author: 01Khaira Lubna

Karena sang putra yang tengah sakit, suami yang sudah tiga hari tak pulang serta rupiah yang tak sepeserpun ditangan, mengharuskan Hanifa bekerja menjadi seorang Badut. Dia memakai kostum Badut lucu bewarna merah muda untuk menghibur anak-anak di taman kota.

Tapi, apa yang terjadi?

Disaat Hanifa tengah fokus mengais pundi-pundi rupiah, tak sengaja dia melihat pria yang begitu mirip dengan suaminya.

Pria yang memotret dirinya dengan seorang anak kecil dan wanita seksi.

''Papa, ayo cepat foto aku dan Mama.'' Anak kecil itu bersuara. Membuat Hanifa tersentak kaget. Tak bisa di bendung, air mata luruh begitu saja di balik kostum Badut yang menutupi wajah ayu nya.

Sebutan 'Papa' yang anak kecil itu sematkan untuk sang suami membuat dada Hanifa sesak, berbagai praduga dan tanda tanya memenuhi pikirannya.

Yang penasaran, yuk mampir dan baca tulisan receh Author. Jangan lupa like, subscribe dan follow akun Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ternyata Malik

''Stttt ...'' Malik yang tengah menggendong tubuh mungil Arif meminta Arif untuk tetap diam, ia menaruh jari telunjuknya tepat di bibir Arif. Arif hendak mengucap salam dan memanggil sang Bunda, tapi dengan cepat Malik menghentikan tindakan Arif. Karena Malik ingin mendengar pembicaraan di dalam. Pembicaraan yang bisa ia dengar cukup jelas. Arif pun menurut, ia diam, kepalanya bersandar di dada bidang Malik sambil memain-mainkan dasi. Malik masih memakai pakaian kantoran.

Setelah beberapa menit berdiri di depan pintu ruang kerja Hanifa, Malik mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh Ibunya Yusuf. Tangannya yang tadi menggantung di udara ia turunkan pelan. Ia mendadak jadi tak bersemangat. Lalu ia menggendong tubuh Arif menjauhi pintu, ia menaiki tangga, berjalan menuju lantai atas. Kebetulan Butik milik Hanifa berlantai dua. Tapi, lantai yang di atas tidak di huni. Rencananya setelah ini Hanifa akan merenovasi, mengembangkan usahanya agar semakin besar.

Hamidah dan karyawan lain tampak sibuk melayani pembeli.

''Paman kenapa nggak jadi ketemu Bunda? Katanya tadi Paman pengen ketemu sama Bunda.'' tanya Arif polos, mereka duduk di sofa yang ada di balkon lantai atas. Malik sibuk menerka-nerka di dalam hati siapakah yang ada di ruangan Hanifa? Dan ia takut Hanifa akan menerima lamaran itu. Padahal Hanifa belum menjawab perihal lamaran nya waktu itu. Malik merasa tak tenang, ia dilanda rasa gelisah yang amat sangat.

''Em ... Sepertinya Bunda sedang berbicara sama tamunya. Nanti kita malah mengganggu mereka. Nanti sajalah Paman ketemu sama Bunda, setelah Bunda selesai sama tamunya itu.'' jawab Malik tersenyum simpul seraya membuka bungkusan ice-cream untuk Arif. Tadi ia menyempatkan diri menjemput Arif di sekolah, lalu membelikan Arif ice-cream di minimarket. Malik sudah sangat menyayangi Arif, ia tulus.

Tadi ia merasa sangat senang saat kakinya menginjak butik, sudah dua hari ia tidak bertemu Hanifa dan Arif karena kesibukan nya di perusahaan, ia merasa rindu. Ia sudah tidak sabar lagi ingin melihat wajah wanita yang di cintainya, hitung-hitung sebagai pengobat rasa lelahnya karena bekerja. Tapi, ternyata tanpa di duga, ia mendengar Hanifa dilamar oleh orang lain. Bukannya mengurangi lelah, tetapi ia malah semakin lelah dan bertambah beban pikiran. Malik merasa penasaran, siapakah pria yang menjadi saingannya itu.

''Oohh.'' Arif mengangguk kecil, seakan mengerti. Malik lalu menyerahkan ice-cream rasa strawberry yang sudah terbuka kepada Arif. Arif menjilati nya berulang.

''Enak nggak ice-cream nya?'' tanya Malik seraya membersihkan mulut Arif yang sedikit belepotan dengan sapu tangan miliknya.

''Enak sekali Paman. Terimakasih.''

''Sama-sama.''

''Arif, kalau boleh Paman tahu, apakah Bunda punya teman pria yang bernama Yusuf?'' tanya Malik pelan. Ia mulai menyelidiki siapa pria yang bernama Yusuf. Karena tadi ia mendengar Ibunya Yusuf menyebut nama Yusuf.

''Teman? ... Mm ... Nggak ada. Tapi, kalau Pak Yusuf atau Ustadz Yusuf, tetangga kami dulu ada.'' balas Arif polos.

''Pak Yusuf? siapa dia? Apakah orangnya tampan?'' tanya Malik dengan wajah serius.

''Tampan. Pak Yusuf juga baik, sama seperti Paman.''

''Mana yang lebih tampan menurut Arif, Paman atau Pak Yusuf?'' Malik membawa Arif kepangkuannya.

''Sama-sama tampan.''

''Benarkah?''

''Iya.'' jawab Arif yakin seraya menganggukkan kepalanya.

Malik mendadak di landa rasa minder dan cemas. Ia takut kalau Hanifa menerima lamaran Yusuf. Apalagi Arif menyebut kalau Yusuf adalah seorang Ustadz. Malik takut Hanifa akan memilih Yusuf yang ilmu agama nya lebih luas dari pada dirinya. Sedangkan ia, ia memang kaya, tapi kaya harta. Untuk urusan agama, Malik hanya tahu tentang sholat, puasa dan lainnya. Ia hanya tahu yang wajib-wajibnya saja. Itupun baru ia pelajari dan dalami dari setahun yang lalu karena Abdillah yang telah mengajar dan membimbing nya. Dulu, Malik cukup lengah, ia terlalu sibuk dengan urusan dunia, hingga ia melupakan akhiratnya. Dan ia terlalu sibuk dengan urusan perusahaan dan wanita-wanita cantik yang ia jadikan sebagai pacar, tapi hanya pacaran biasa tanpa adanya rasa cinta. Wanita-wanita itu hanya ia jadikan teman di kala rasa bosan dan lelahnya karena urusan perusahaan. Dan itu dulu, dulu sekali, setahun yang lalu.

Beberapa menit setelah itu, Arif telah menghabiskan ice-cream miliknya. Tanpa di sadari oleh Malik rupanya Arif telah tertidur di pangkuan nya, karena ia yang dari tadi terus mengelus rambut dan punggung Arif dengan lembut.

''Sudah tidur ternyata. Kamu sangat menggemaskan jagoan, tapi, sepertinya Bunda mu jauh lebih menggemaskan dari pada kamu.'' gumam Malik sedikit terkekeh seraya mengecup pipi Arif dengan pelan.

Di lantai bawah, setelah Yusuf dan Ibunya keluar dari ruangan Hanifa. Hanifa mengambil ponselnya yang tergeletak di meja, lalu ia menghubungi Pak Agus, Hanifa akan menanyakan Arif, pertanyaan yang rutin ia tanyakan saat Arif sekolah.

''Arif sudah pulang? Sama siapa Pak?'' lontar Hanifa dengan kening berkerut. Tangannya memegang benda pipih yang ia letakkan di dekat telinga.

''Sama Tuan Malik, Bu Hanifa. Tadi Tuan Malik meminta agar ia yang mengantarkan Arif ke butik.'' jelas Pak Agus yang berhasil membuat dada Hanifa menghangat.

''Mereka ke butik? Dari kapan, Pak? Kenapa masih belum sampai.''

''Udah lumayan lama, Bu. Kira-kira satu jam yang lalu.''

''Baiklah. Terimakasih, Pak. Kalau begitu aku akan mencari mereka di luar.'' Hanifa memutuskan panggilan. Lalu ia bersiap keluar dari ruangannya untuk memastikan keberadaan Arif. Dan untuk memastikan apakah benar Arif tengah bersama Malik. Hanifa menatap cincin yang melingkar di jari manisnya, jujur, ia merasa rindu sama pria yang telah menyematkan cincin itu. Dua hari tanpa kabar, Hanifa merasa rindu sama suara dan wajah tampan Malik.

''Teh Hamidah, apakah Teteh melihat Arif datang ke sini tadi?'' tanya Hanifa saat ia sudah berada di depan Hamidah. Teh Hamidah nampak melamun dengan satu tangan memangku dagu, tatapannya fokus ke arah Yusuf. Yusuf dan Ibunya masih belum pulang, mereka tengah memilih pakaian yang di rasa pas di tubuh mereka. Pembeli lain sudah pergi, sekarang hanya tersisa Yusuf dan Ibunya saja. Dan Hamidah juga sudah bisa santai.

''Teh ...'' panggil Hanifa lagi dengan nada cukup keras karena Hamidah yang tak merespon panggilan nya.

''Eh .. iya. Ada apa Hanifa?!'' sahut Teh Hamidah cepat dan sedikit salah tingkah.

''Apa Teteh melihat Arif datang kesini tadi?'' ulang Hanifa. Hanifa melihat Teh Hamidah dengan perasaan bersalah dan kasihan. Hanifa tahu Hamidah sangat mencintai Yusuf, tapi, Yusuf tidak mencintai Hamidah. Hanifa pun kaget mendengar penuturan Yusuf tadi saat di ruangannya. Ia tidak menyangka ternyata selama ini Yusuf diam-diam menyukai dirinya. Ini bukan inginnya. Yang ia inginkan Yusuf mencintai Hamidah, supaya Hamidah bisa melepas masa lajangnya.

''Iya Hanifa. Teteh tadi melihat nya. Arif menyapa Teteh saat Teteh tangah sibuk melayani pembeli. Tadi ... Teteh melihat Arif tengah di gendong oleh seorang pria tampan dengan pakaian Kantoran. Rasa-rasanya Teteh belum pernah melihat pria tampan bak aktor terkenal itu.'' jelas Teh Hamidah. Sekarang ia sudah bersikap biasa.

''Kira-kira mereka di mana sekarang, Teh?''

''Tadi Teteh lihat pria itu berjalan ke arah ruangan mu. Siapa dia, apakah pria itu pacarmu?'' Teh Hamidah berucap pelan kepada Hanifa seraya menggoda Hanifa.

''Oh .. baiklah. Terimakasih Teh. Besok Teteh akan tahu sendiri siapa pria itu.'' Hanifa tersenyum, lalu ia berlalu kembali ke ruangan nya. Ia merasa bingung harus mencari Arif ke mana. Setibanya di ruangannya kembali, Hanifa mengambil ponsel lalu jari lentiknya bergerak lincah mencari kontak wa Malik yang ia simpan beberapa hari yang lalu. Hanya dengan sekali panggilan, Malik mengangkat panggilan.

''Assalamu'allaikum Tuan.'' ucap Hanifa dengan desiran halus di dada.

''Walaikum'sallam Hanifa.''

''Emm ... Tuan, Tuan sekarang lagi di mana? Arif bersama Tuan tidak sekarang?''

''Arif? Tidak ada! Aku sekarang lagi berada di Kantor.''

''Benarkah?'' Hanifa mendadak dilanda rasa cemas.

''Mm ... Nggak bener. Aku sekarang lagi di lantai atas bersama Arif.'' ucap Malik dengan suara terdengar terkekeh kecil.

''Ihh Tuan membuat aku khawatir saja. Baiklah, aku akan segera menyusul kalian.''

''Okey. Aku tunggu.''

***

Di tempat berbeda, di salah satu restoran milik Arumi.

''Iihhh lepas dulu Pak. Aku mau kerja.'' ujar Siska manja. Siska, gadis yang menempati rumah Hanifa yang dulu.

''Tapi janji dulu, nanti malam kamu mau aku jemput, ya.'' Setya memegang erat tangan Siska. Mereka sedang berada di dalam ruangan Arumi. Tempat biasanya Arumi memeriksa laporan keuangan.

''Emang Bapak mau ajak aku ke mana?'' Siska meliuk-liukkan anggota tubuhnya. Ia berdiri, sedangkan Setya duduk di sofa. Tadi ia di minta oleh Setya untuk mengantarkan kopi keruangan itu.

''Aku akan ajak kamu jalan-jalan ke mall, dan nonton di bioskop, aku yang traktir.'' Setya semakin kuat meremas tangan Siska. Ia merasa gemes melihat gadis muda yang baru temat SMA itu. Siska memiliki wajah yang cukup cantik, rambut panjangnya di ikat kuda, dan bentuk tubuhnya begitu bagus. Setya semakin tergoda melihat Siska, apalagi pakaian Siska yang ketat menonjolkan lekuk tubuhnya.

''Beneran? Nanti Bu Arumi marah.''

''Iya. Kamu tenang aja. Arumi nggak akan tahu.''

''Baiklah. Aku tunggu nanti malam.'' Siska mengangguk kecil.

''Eh ... Tapi janji dulu, kamu jangan bilang sama siapa-siapa, ya. Termasuk teman-teman seprofesi mu soal ajakan aku ini.''

''Iya Pak.''

''Manggilnya Mas aja ya kalau kita lagi berdua gini, kalau lagi bekerja di luar baru kamu panggil aku Pak.''

''Baiklah Mas. Aku kerja dulu.''

''Iya.'' Siska berlalu keluar dari ruangan.

Setya menatap kepergian Siska dengan perasaan menggebu, tatapannya tertuju kearah pantat Siska. Ia begitu tergoda melihat itu. Akhir-akhir ini Arumi malas sekali melayaninya, karena kandungan Arumi yang semakin membesar dan Setya juga sudah mulai merasa bosan sama Arumi. Setya begitu merindukan sosok Hanifa, tapi, ia sadar diri, rasanya ia tidak mungkin lagi kembali bertemu dan menjalani hubungan dengan Hanifa. Karena Hanifa tidak akan mau. Akhirnya Setya memilih menggoda gadis muda untuk mengisi kekosongan nya dan juga ia akan menjadikan Siska tempat melampiaskan nafsu ke-lelakian nya.

Next?

1
Muhyati Umi
jodohkan Hanifah dengan Malik
Ameera sama Abdillah ya thor
Muhyati Umi
semoga aja Malik suka ke Hanifa
Dian Rahmi
Thor ..buatlah Malik berjodoh dengan Hanifa
Dian Rahmi
Thor.....Hanifa sama Malik ya
guntur 1609
llha ternyata oh ternyata
guntur 1609
dasar ayah biadab
guntur 1609
tega setya sm anaknya
guntur 1609
kok sampai diulang lagi thor bab ni
guntur 1609
,apa yg istrimu lakukan dulu akhirnya kau jalani juga akhrnya setya. ni nmnya hukum tabur tuai
guntur 1609
ameera sm abdilah saja
guntur 1609
cie..cie hakimmm gercep juga
Samsia Chia Bahir
woaaalllaaahhhh, ma2x rian bebaik2 rupax da udang dibalik U 😂😂😂😂😂😂😂 laaahhh harta pa2x rian i2 milik istri k duax loohhh ma2 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaaahhhh gimana critax kong rian udh nikah ma intan 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Penyesalan slalu dibelakang, klo didepan namax pendaftaran 😄😄😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Haaaaahhhhh, penjara t4mu shanum N setya 😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Cari gara2 kw setya, g ada tobat2x 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
wooaàlllahhhh arif kok sembarangn ngikut2 org 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaahhhh, pengulangn lg 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaahhhh, diulang lg 🤔🤔🤔😫😫😫
Kar Genjreng
satu istri ga di urus.. pekerjaan nya ojeg online..supri mau beristri dua laki laki ga bershukur 😚😚😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!