Rega Zalzala adalah putra ke empat dari keluarga Duke Zalzala.
Dia satu-satunya anak yang tidak memiliki kekuatan apapun. kelahiran nya di anggap aib oleh keluarga.
Di usia 18 tahun, keluarga nya memilih untuk membuang Rega seperti seekor anjing.
Namun tanpa di sangka, di detik terakhir hidup nya... dia mendapatkan sistem Dewa.
sebuah sistem yang akan mengubah hidup nya dari seorang pecundang menjadi seorang Raja.
ini adalah perjalanan Rega Zalzala membalas dendam dan menjadi Kesatria terkuat di kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bonggiw01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Sementara itu, Sorakan belum sepenuhnya reda dari pertarungan Anya, ketika penata acara berdiri kembali di tengah panggung.
“Pertarungan selanjutnya! Nomor 10 melawan nomor 47, Maju!”
Hazel melangkah ke tengah arena seperti raja tanpa mahkota.
Tatapannya datar, dagu sedikit terangkat. Di sekelilingnya, aura Qi-nya berkedip samar seperti nyala bara dalam malam.
Lawannya, Rikon Dors, adalah pria bertubuh raksasa. Ototnya menggembung, wajahnya penuh bekas luka, dan napasnya berat seperti binatang buas.
“, PERTARUNGAN MULAI!” Teriak wasit.
“BANGSAWAN SIALAN! JANGAN MENATAPKU DENGAN TATAPAN MENYEBALKAN ITU!! KU TEBAS WAJAH MU!” Rikon meraung dan mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.
"Jangan banyak bicara, Maju cepat" ucap Hazel dengan angkuh.
WUUUUUSSH!!
Rikom melesat cepat ke arah Hazel, lalu Serangan vertikalnya menghantam seperti palu raksasa ke arah nya.
DHUAR!
Namun Hazel hanya memiringkan tubuh sedikit, menghindar setipis rambut, serangan itu menghancurkan lantai.
"Kau hanya bertubuh besar saja, tapi kau sangat lemah, Babi" ucap Hazel dengan dingin.
WUUSSH! BUAK!
Sebuah Tendangannya cepat dan kuat menghantam wajah Rikon merontokkan gigi nya.
DUAAAARRR!
Tubuh besar itu terangkat dari tanah dan melayang lalu jatuh menghantam batu arena dengan keras.
“Pe-Pemenangnya.... Hazel Zalzala.”
Semua orang terdiam saat melihat Hazel mengalahkan musuh nya hanya dengan satu tendangan.
“Dia benar-benar dingin…”
“Bahkan Dia tidak menggunakan pedang yang dia pegang.”
“Levelnya… terlalu tinggi. Dia berbeda dengan kita”
“Dia memang kuat, Dia adalah putra keluarga Zalzala, tentu saja… tidak heran”
Hazel menoleh ringan ke arah tribun, ke arah kakak nya dengan ekspresi wajahnya kosong seolah kemenangan tadi hanyalah rutinitas biasa.
'Bagus Hazel... Kau telah menarik perhatian Para Komandan' pikir Ken dengan tenang.
Sementara itu Rega mengepalkan tangan. ‘Bajingan sialan itu selalu bermain bersih di depan banyak orang, dan menyembunyikan wajah iblisnya di belakang layar...’
Rega membenarkan penutup kepala nya. 'Tapi bukan waktunya untuk membalas. Belum. Aku harus menjadi lebih kuat terlebih dahulu' pikir Rega
“Berikutnya! Nomor 37 melawan Nomor 45! Maju!”
Tyson melangkah ke arena. Setiap langkahnya memancarkan kekuatan.
Tubuhnya tegap, wajahnya tampan dan penuh kepercayaan diri.
Pedangnya menyala api merah menyala, mengepul seolah bernapas marah.
“Lihat itu! Dia mengubah pedang nya dengan api Qi!”
“Luar biasa! Di usia sama dengan kita... Kultivasinya sudah sampai Bronze Qi ke atas!”
“Kau benar… kita seumuran dengan nya, tapi kekuatannya seperti veteran”
Lawan Tyson pun melangkah ke arena.
Zoqo Woo.
Tubuh kurus, wajah licik, matanya cekung namun tajam.
Ia bahkan tidak terlihat seperti pejuang, lebih seperti ahli penipu yang keluar dari dalam got.
Namun Rega yang menatap dari pinggir arena mengernyit. ‘Orang itu… auranya tidak biasa. Ada yang aneh dari nya'
“PERTARUNGAN MULAI!”
WUUSSH!
Tanpa menunggu, Tyson melesat, pedangnya menyala seperti lidah naga.
“TU-TUNGGU! AKU MENYERAH!” teriak Zoqo tiba-tiba.
Tyson melambat, pedangnya nyaris berhenti. Namun...
“TAPI BER...CANDA!!”
SRAAAK!
Tebasan cepat melesat dari Zoqo, mengenai tangan Tyson.
Darah muncrat dan menetes ke lantai.
“BAJINGAN SIALAN! DASAR PENIPU LICIK! KAU BERTINGKAH TIDAK SEPERTI SEORANG KSATRIA!!” raung Tyson marah karena telah di tipu.
WUUSSH!
Tyson melesat cepat lagi dan melancarkan banyak serangan.
SRAAK! SRAAK! SRAAK!
Dia menebas dengan penuh amarah menghancurkan tubuh Zoqo dan memisahkan kaki, tangan, kepala dari badannya.
Namun...
WUUSSH!
Tubuh itu berubah menjadi kabut, lenyap seperti asap. Dan....
“Aku di sini!” ucap Zoqo dari sisi lain arena.
WUUSSH!
Zoqo melesat cepat dan melancarkan serangan pada Tyson.
TRAAANG!!
Serangan tiba-tiba ditahan oleh Tyson dengan tebasan cepat.
“Cih! Jadi Kau punya skill ilusi?!” geram Tyson.
Zoqo tersenyum sinis, “Jangan salah sangka. Aku tidak memilihmu untuk kalah. Aku memilihmu karena aku ingin… mempermainkanmu.”
Sorakan meledak. "Wooaaah!!!"
“Itu dia Zoqo Woo! Sang Ahli Penipu Bangsawan! Aku mendengar tantang nya! dia telah memalsukan identitas nya tanpa di ketahui! Dan membuat rugi keluarga bangsawan Elite!"
“Tak heran dia bisa menipu sistem dan lolos masuk ke sini! Dia memiliki skill yang cukup licik! Karena itulah dia tidak bisa di tangkap!"
“Skill ilusi-nya benar-benar gila!”
Bahkan para komandan di atas tribun mulai tertarik.
“Ilusi tingkat itu… hanya bisa didapat dari berkat langit…” gumam Valdrik dengan serius.
Sementara itu, pertarungan menjadi semakin brutal.
SRAAK! SRAAK! SRAAK!
Setiap Tyson menebas Joko… tubuhnya lenyap.
Setiap Tyson menghindar… Joko sudah muncul dari sisi lain.
Tubuh Tyson perlahan mulai berdarah di banyak titik.
Namun dia tetap bertahan, tetap menyerang.
Sementara itu, Di tepi arena, Rega berdiri diam.
Matanya menyala. Skill Sword Sight aktif. Dia ingin menyalin skill itu.
‘Ilusi itu bukan visual. Tapi manipulasi kesadaran. Aku bisa melihat alurnya… jika aku mempelajarinya cukup lama...’
[Skill Target: Ilusi Cermin Diri — Terdeteksi]
[Level: Langka]
[Status: Terkunci - Tidak bisa disalin]
[Anda Hanya Bisa mendapatkan nya hanya dengan Skill Harvest]
‘Sial... aku tidak bisa menyalin skill ilusi iyu...’ pikir Rega.
Dia melipat tangan nya. ‘Tapi jika dia mati di tanganku... aku akan bisa merebutnya dengan skill Harvest. Aku akan menandai nya...’
Trang! Trang! Trang! SRAAK!
Dan saat senyum licik terbentuk di bibir Rega, penonton terus bersorak menyaksikan dua gaya bertarung yang saling berseberangan.
-------
Setelah beberapa saat...
“Pemenangnya, Tyson!” teriak wasit dengan lantang.
Tyson berdiri dengan nafas memburu, darah menetes dari beberapa luka di tubuhnya.
Meski begitu, dia tegak seperti prajurit sejati.
Sementara itu, Zoqo terduduk lemas di tanah. Wajahnya pucat, matanya sayu.
“Sial… aku kalah… ini semua gara-gara pedang langit ini!” gumamnya kesal.
Meski skill ilusinya menipu mata banyak orang, Tapi Qi-nya telah terkuras habis dihisap habis oleh Pedang Langit. Jika bukan karena itu, Tyson pasti kalah.
“WOOOOAAAH!!” Sorakan peserta meledak. Itu adalah pertarungan paling sengit sejauh ini.
Tapi di balik keramaian itu, komandan Darius mencondongkan tubuh dan membisik pada wakilnya.
“Rekrut pria kurus itu. Ilusinya akan sangat berguna untuk operasi gelap kita.”
"Baik Tuan" Darwis mengangguk dengan cepat, lalu melangkah pergi membawa instruksi itu.
Sementara arena dibersihkan, wasit berdiri kembali dan mengangkat tangan.
“PERTARUNGAN SELANJUTNYA. NOMOR 899 vs NOMOR 74!”
Eko, pria bertubuh besar dan berotot, maju dengan tawa lebar.
Langkahnya mengguncang lantai batu setiap kali dia melangkah.
“Hahaha! Sungguh keberuntungan besar! Lawanku hanya bocah kurus yang pedangnya menyerap Qi-nya sampai habis! aku pasti menang!”
"Sial... Dia beruntung sekali"
"Bisa-bisa nya nomor 899 memilih lawan pria besar itu, apa dia ingin mati?"
"Kita lihat saja, apa yang dia bisa lakukan"
Sorakan kecil terdengar dari peserta yang masih belum tahu siapa sebenarnya pria bernomor 899.
Rega Zalzala melangkah. Langkahnya tenang. Santai. Tidak seperti peserta lain yang kelelahan, Rega terlihat segar penuh energi.
Karena diam-diam… dia menyerap semua Qi dalam pedangnya sendiri.
Di tribun atas, para komandan menatap pria bertudung itu dengan rasa penasaran.
“Kenapa dia masih menutupi wajahnya?” gumam Nayra.
“Qi-nya... terasa stabil. Tapi tak terbaca.” ujar Valdrik dengan dahi berkerut.
“Dia tidak biasa. Kita akan lihat siapa dia sebenarnya setelah pertarungan ini” ucap Kaelen.
Tapi di antara mereka, Anya menatap lebih tajam. ‘aku merasakan pria itu sangat misterius. ayo kita lihat seberapa kuat dia… aku harap dia tidak mengecewakan'
“PERTARUNGAN MULAI!” teriak wasit.
WUUSSHH!
Eko langsung menyerbu seperti banteng liar.
“MATILAH BOCAH!!” teriaknya sambil mengayunkan pedang dari atas ke bawah.
BOOOM!! BOOM! BOOM!
Setiap langkah Eko menghancurkan lantai.
Namun Rega hanya berdiri tenang. Kuda-kudanya berubah. Lututnya merendah. Pinggangnya lurus. Tangan memegang pedang dengan posisi simetris.
“Ti-tidak mungkin! Itu...!!” Anya terbelalak dengan wajah tidak percaya. ‘Kuda-kuda itu… tidak mungkin… dia menggunakan kuda-kuda teknik pedang Klan Hayashi?!’
Itu adalah posisi dasar dari teknik pedang murni milik Klan Hayashi “Akar Salju Mengalir.”
“Tidak! Itu tidak mungkin! Pasti aku salah lihat!” gumamnya, untuk pertama kalinya sebagai putri dingin, dia kehilangan kendali emosi.
Dan kemudian...
WUUUUUUSHHH…
Butiran salju tipis turun dari udara di sekitar Rega.
Di sekitar Rega perlahan ditutupi kabut dingin.
Para komandan berdiri dari kursinya, matanya membelalak.
“Apa yang terjadi?”
“Apa itu ilusi?”
“Bukan. Itu Qi… Qi miliknya yang berubah menjadi elemen es.”
Eko tetap menyerbu. “BAJINGAN! JANGAN BERLAGAK SOK KUAT!! Kau akan kalah oleh ku!”
Namun Rega membuka mata, lalu mengangkat pedangnya. Suaranya dingin… menembus tulang.
“Icy Veil Slash.”
SWOOOOOOOOSHHH!!
Dalam sekejap, Rega menghilang dan muncul tepat di belakang Eko.
Semua orang terdiam, mereka tidak melihat gerakan Rega.
Tiba-tiba Tubuh Eko berhenti. Wajahnya kaku. Tangannya bergetar.
“A…pa ini…? Aku… tidak bisa bergerak…?”
Sebuah garis putih membelah tubuhnya perlahan. lalu...
SRAAAAAAAAK!!
Tubuh Eko terbelah menjadi dua. TANPA SETETES DARAH pun.
"APA!!?"
Karena seluruh tubuhnya membeku dari dalam ke luar. Hingga akhirnya pecah pelan… menjadi fragmen es berkilau.
SENYAP.
Seluruh arena terdiam. Tak ada sorakan. Tak ada suara. Hanya napas tertahan.
Dari kejauhan, Anya terdiam. Matanya membulat.
“Si-Siapa dia…?! Bagaimana mungkin dia… tahu teknik milik klanku?!”
Kedua tangannya mengepal. Bukan karena marah Tapi karena… keterkejutan yang mendalam.
Sementara itu, para komandan saling bertukar pandang.
“Dia… bukan peserta biasa.”
“Bahkan mungkin… bukan dari kalangan biasa.”
“Salju? Teknik Hayashi? Tapi lebih murni... lebih sempurna… dari apa yang pernah aku lihat”
"Apa dia juga keturunan Klan Hayashi sama seperti Anya?!"
Kaelen memicingkan mata. Valdrik menyeringai kecil. Yu Zhong menyentuh dagunya.
“Nomor 899… siapa sebenarnya dia?” gumam Rexan perlahan.
“Pemenangnya… NOMOR 899!” Wasit mengumumkan dengan suara tegang.
Masih tak ada yang bersorak. Hanya satu suara terdengar.
Tiba-tiba....
PROK! PROK! PROK!
Tepuk tangan perlahan… berasal dari Atar, yang berdiri dengan mulut menganga.
“ANIKI!! KAU… HEBAT SEKALI!! Teknik mu sangat luar biasa!”
Rega hanya membenarkan penutup kepalanya, lalu membalikkan badan dan berjalan menjauh dari arena.
Langkahnya ringan, seperti tak terjadi apa-apa.
Tapi semua mata... dari bangsawan hingga komandan, dari pembantu ksatria… semuanya kini menatap satu orang.
Nomor 899. Rega Zalzala.
brrti bner ini inspirasinya dri black clover😃😃😃