BALASAN UNTUK SUAMI PENGKHIANAT.

" Kenapa di bongkar dek? Emang mau di apakan semua ini.?" Tanya Dewi sambil menatap setumpuk barang yang baru saja Shinta keluarkan dari lemari nya. Shinta menoleh sebentar ke arah Dewi yang sedang berdiri di belakang nya.

" Entahlah kak, membakar nya mungkin." Jawab Shinta.

" Kenapa di bakar dek? Barang-barang nya masih bagus, dan semua nya masih terlihat baru, walau pun sudah kamu simpan bertahun-tahun, tapi semua nya masih belum pernah terpakai kan.?" Ucap Dewi.

" Iya sih kak, tapi mau simpan untuk apa?, ngak ada guna nya lagi." Jawab Shinta.

"Hemmm, kakak punya ide." Ucap Dewi yang membuat Shinta seketika melihat ke arah nya.

Sebenar nya Shinta juga dari tadi bingung, harus dia apakan barang-barang itu.

" Ide apaan.?" Tanya Shinta

Dia menatap ke arah kakak nya.

" Inikan semua masih berlabel, jadi gimana kalau kamu menyumbangkan nya kepada orang yang lebih membutuhkan. Dari pada di buang atau di bakar kan sayang." Ujar Dewi mengutarakan sebuah ide yang muncul di otak kecil nya. Shinta terlihat sedang berpikir, lalu dia pun menganggukkan kepala nya tanda dia setuju.

" Boleh juga tu kak, tapi apa kah ngak pa-pa kita memberikan barang bekas. Walaupun belum pernah di pake, tapi kan sudah terlalu lama di simpan." Ujar Shinta, tiba-tiba muncul rasa ngak enak di dalam hati nya.

" Iya ngak apa-apa lah dek, kalau kamu merasa ngak enak memberikan barang-barang ini, kamu bisa membeli yang baru untuk menambahi nya." Ucap Dewi kembali memberikan saran kepada Shinta.

" Iya deh, aku setuju dengan saran kakak. Besok sebelum kekantor aku akan mampir ke panti, untuk membagi-bagikan barang ini ke anak-anak di sana." Ucap Shinta. Setelah dia pikir-pikir ucapan Dewi ada benar nya juga.

Di luar sana mungkin banyak orang lebih membutuhkan.

Shinta kemudian segera beranjak keluar dari kamar nya, untuk mencari sebuah kotak besar untuk menempati barang-barang tersebut.

" Eh mau kemana dek.?"

Dewi yang melihat Shinta ingin keluar dari kamar nya bertanya,

Shinta melihat kearah kakak nya itu.

" Aku mau ke gudang cari kotak untuk memasukan semua ini kak, kakak tunggu sini aja sebentar." Ucap Shinta. Setelah mengatakan itu dia kembali melanjut kan langkah kaki nya untuk keluar dari kamar nya sendiri, kini tinggal lah Dewi di dalam kamar Shinta.

Dia memilih duduk di sisi ranjang adik nya. Sambil memandangi sekeliling kamar itu. Dia tidak melihat satu pun foto adik nya bersama dengan Gio, yang ada hanya foto-foto mereka sekeluarga.

Dan foto Shinta dengan Desi sahabat nya malah ada di sana.

" Ternyata kamu sudah benar-benar ingin menghilangkan semua hal yang berkaitan dengan laki-laki itu dek, coba dulu kamu mau mendengarkan apa kata ayah sama bunda, mungkin semua nya ngak akan berakhir seperti ini." Gumam Dewi. Sebagai kakak dan sesama wanita dia juga merasakan sakit yang di rasakan oleh Shinta, karena dulu dia juga pernah merasakan hal yang hampir sama. Beda nya saat dia di khianati, hubungan mereka masih sebatas kekasih belum sampai menikah.

Tapi semua itu membuat nya tidak mudah mempercayai seorang laki-laki sampai sekarang. Apa lagi dengan kejadian yang menimpa Shinta, itu membuat nya semakin ngan untuk membuka hati nya untuk pria mana pun.

Drrtttt..

Suara pintu kamar yang membuat Dewi tersadar dari lamunan nya, dan ternyata Shinta yang sudah kembali dengan sebuah kotak besar di tangan nya. Wanita itu membawa kotak itu masuk kedalam kamar, lalu meletakkan nya di sisi tumpukan barang-barang yang akan dia kemasi.

Shinta pun mulai memasukan satu persatu barang tersebut kedalam kotak itu, mulai dari boneka dan lain-lain.

Sedangkan Dewi dia memperhatikan Shinta yang tengah sibuk dengan aktivitas nya. Dia pun beranjak dari duduk nya intuk membantu Shinta mengemasi itu semua.

Kotak besar tadi jadi penuh oleh barang-barang tersebut, dan ternyata masih bersisa tidak muat dalam kotak itu.

" Wah ngak muat dek, harus pakai kotak lain lagi." Ucap Dewi, dan di angguki oleh Shinta.

Seketika mata Dewi tertuju kepada sebuah boneka panda yang ukuran nya lumayan besar, dia lalu mengangkat boneka itu.

"Yang ini lucu banget dek." Ucap Dewi sambil mengambil boneka itu dan memeluk nya.

" Hah? Kakak mau ambil aja." Ucap Shinta.

" Ngak ah, itu kan barang dari laki-laki brengs*k itu." Ucap Dewi, dia memang menyukai boneka itu. Tapi dia ngak mau karena itu pemberian dari Gio untuk Shinta.

" Bukan kok, itu boneka dari Dimas teman ku waktu SMA, Dia memberikan ke pada ku di hari pernikahan ku sebagai hadiah." Ujar Shinta.

" Oh, kenapa kau simpan di sini juga.?" Tanya Dewi.

" Aku hanya asal simpan aja kak, kakak kan tau kalau aku kurang suka dengan boneka." Ucap Shinta lagi.

Dewi hanya menganggukan kepala mendengar penjelasan Shinta sambil masih setia memegang boneka tersebut.

Tok..tok...

Pintu kamar nya di ketuk, kedua wanita cantik di dalam kamar itu menoleh ke arah pintu.

" Masuk." Sahut Shinta, pintu kamar nya pun terbuka tenyata bi Ira yang baru saja mengetuk pintu kamar Shinta.

Bi Ira sudah berdiri di depan pintu itu.

" Ada apa bi.?" Tanya Shinta.

" Maaf bibi mengganggu non." Ucap wanita itu.

" Ngak pa-pa kok bi." Jawab Dewi.

" Itu non, nyonya suruh saya untuk memanggil no Shinta sama non Dewi untuk turun makan malam, nyonya dan tuan sudah menunggu di bawah." Ucap bi Ira.

Shinta melihat ke arah jam yang ada di dinding kamar nya, ternyata sudah jam delapan malam. Karena mereka ke asyikan mengobrol jadi sampai tidak menyadari waktu.

" Kami akan segera ke sana." Ucap Shinta dan di angguki oleh Dewi.

" Ya udah kalau begitu non, bibi turun dulu." Ucap bi Ira, kemudian wanita itu kembali turun kelantai bawah, untuk melanjutkan pekerjaan nya.

Setelah kepergian bi Ira Shinta dan Dewi pun segera turun untuk makan malam, mereka tak ingin kedua orang tua nya menunggu terlalu lama. Saat mereka sampai di meja makan di sana sudah ada ayah dan juga bunda Fahira yang sudah menunggu.

Shinta dan Dewi menarik kursi masing- masing untuk mereka duduk.

" Maaf, membuat ayah dan bunda menunggu." Ucap Shinta dengan wajah bersalah.

" Ngak apa-apa sayang, ayo kita makan." Ucap nya.

Akhir nya mereka pun menikmati berbagai hidangan yang begitu menggugah selera yang sudah tersaji di depan mereka.

**********

Di sisi lain Gio dan juga bu Rahma sudah berada di kontrakkan yang akan menjadi tempat tinggal baru mereka.

" Nak sudah waktu nya makan malam, ayo kita makan bersama." Ucap bu Rahma saat melihat Gio yang sedang duduk sambil memainkan ponsel nya. Gio yang mendengar ibu nya memanggil pun mengalihkan pandangan nya dari layar ponsel itu dan menatap ke arah ibu nya.

" Iya bu, ayo." Sahut Gio sambil beranjak dari kursi tempat nya duduk, kemudian berjalan mengikuti ibu nya menuju meja makan yang memang sudah tersedia di kontrakkan itu.

Sesampai di meja, makan mereka pun duduk.

Sedangkan Henny belum terlihat di sana, entah kemana wanita itu, bu Rahma menoleh ke arah Gio.

" Kemana lagi sih dia, selalu buat orang nunggu aja" kesal bu Rahma , wanita itu benar-benar belum bisa memaafkan Henny. Karena Henny telah merusak rumah tangga Gio dengan Shinta, sehingga dia harus kehilangan menantu kesayangan nya.

Sedangkan Gio dia hanya diam saja, dia sedang berpikir keras bagai macam cara nya agar dia bisa membujuk Shinta untuk kembali pada nya.

Apakah Gio akan mampu meluluhkan hati Shinta kembali, dan membuat wanita itu kembali kepelukan nya.?..

Terus ikuti kisah nya ya..

.....Bersambung....