Nata Putri Ananta, seorang gadis cantik yang selalu ramah kepada semua orang. Namun, memiliki ketidakpekaan terhadap situasi di sekitarnya.
Vero Putra, seorang cowok yang menyukai Nata dalam diam, tanpa berani mengungkapkan. Hingga ia berani mengungkapkannya tahap demi tahap.
Lalu gimana kelanjutannya, apakah Vero berhasil meluluhkan hati gadis yang tidak peka? atau ia gagal dalam misinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemana?
"ayo mulai masaknya kak"
"iya ayo... kamu keluarin dulu bahan bahan yang dalam kresek ya"
"oke kak"
"aku ngapain dong kak" tanya vero bingung.
"kamu duduk aja sana"
"yaudah de"
acara masak memasak pun dimulai. kak vika mulai menghidupkan kompor dan aku memotong motong beberapa bahan. kak vika memasukkan bumbu demi bumbu dengan telaten.
"ah.." ringisku. yang tak sengaja mengiris tanganku saat memotong dedaunan.
"kamu kenapa ta?" tanya kak vika.
"gak papa cuman ke iris dikit"
"gak papa gimana coba aku liat" ucap vero khawatir.
vero menarik tanganku dan mengecup tanganku lama.
"kamu gak liat ini berdarah tau gak" sambungnya lagi. tapi aku hanya mematung dengan tingkahnya itu.
"udah kamu duduk aja sana biar aku yang bantu kak vika" ucapnya lagi.
"tapi.."
"gak ada tapi tapian kamu duduk disini aja.." ucapnya memaksa ku duduk.
"iya iya.. tapi ver.."
"tapi apalagi?"
"emang kamu bisa"
"kamu ngeremehin aku"
"gak kok"
"tapi ver.. kamu kan emang gak bisa" ucap kak vika.
"bisa kok"
"yaudah serah kamu ajah"
"aku ngerjain apa ni kak"
"kamu potong potong aja tu"
"oo ok ok"
vero memotong motong dedaunan.
"vero.. kamu kok motongnya gede amat" tekus kak vika.
"kebesaran ya kak"
"iya"
"kalau kek gini masih gede gak kak?" tanya vero. memperkecil potongannya.
"nah.. bener tu.. kayak gitu"
.
.
.
.
.
.
.
setelah lama peroses memasak akhirnya masakannya sudah selesai.
"yaudah ayo kita cobain dulu" ucap kak vika.
"iya" jawabku mengangguk.
sotonya di hidangkan keatas meja dan kami menyantapnya.
"enak!!"ucap kami bersamaan setelah mencicipi sotonya.
.
.
.
"aku udah siap nih... nata pulang dulu ya kak" ucapku pamit.
"yaudah aku anter"
"iya"
***
"mau mampir dulu gak?" tawarku.
"gak usah de.. aku mau nyari viky dulu dari tadi tu anak gak pulang pulang"
"oo yaudah de"
"aku pergi dulu ya.. bye.."
aku menatap kepergian vero. tapi tanpa sengaja senyum terukir di wajahku saat melihatnya.
"ta" ucap seseorang menepuk pundakku yang membuatku terlonjak kaget.
"eh.. bunda"
"kamu liat apa si serius amat"
"gak liat apa apa kok"
"yang bener"
"iya"
"bunda kok udah ada dirumah aja emang butik udah tutup" sambungku.
"udah"
"kenapa cepet banget"
"tadi bunda pergi ke acara temen dulu"
"oo"
***
malam ini terasa begitu panjang. tirai tirai di kamarku beterbangan di tiup angin. anginnya begitu kencang dan bulan pun tak menampakkan diri seperti biasanya begitu pun dengan bintang. malam itu sangat kelam sepertinya badai besar akan datang.
aku menutup jendela ku dan menghempaskan badanku di kasur.
"huft... kenapa perasaan ku gak enak ya"
merasa gelisah aku memutuskan untuk menonton tv di bawah dan meninggalkan hpku di kasur.
beberapa kali aku menggonta ganti siaran tvnya tapi tak ada yang seru. hingga aku berhenti di saluran terakhir. dan ternyata filmnya horor. hantunya tepat berada di depan layar tv.
"AAAAAAAAAA bunda ayah!!!" teriakku saking kagetnya.
bunda dan ayah berlarian menghampiriku keluar. dan mendapatiku sedang menutupi wajahku dengan telapak tangan.
"kamu kenapa ta?" tanya bunda.
"itu bund" ucapku menunjuk ke arah tv.
"yaampun ta.. kalau gak berani nonton film horor gak usah nonton" ucap bunda mematikan tvnya.
"ada ada aja kamu ta.. ayah kira ada apa tadi" ucap ayah.
"hehehe gak sengaja ketuker" jawabku cengengesan.
"yaudah kamu tidur gih.. udah malam" ucap bunda.
"iya bund"
***
aku merebahkan diri di kasur dan mengambil ponselku.
"main dulu kali ya.. lagian aku juga gak bisa tidur"
saat aku membuka locksreen hp aku di kagetkan dengan sepuluh panggilan tak terjawab dari kak vika.
"kak vika ngapain nelfon ya..? telfon balik aja de"
*calling kak vika....
"halo kak ada apa?"
"vero masih dirumah kamu gak ta?"
"enggak kak.. emangnya kenapa?"
"habis nganterin kamu dia gak pulang"
"tadi dia bilang mau nyari viky kak"
"tapi viky udah dirumah yaudah de kalau kamu gak tau"
"iya"
**calling end***...
"vero kemana ya.. kok belum pulang.. ah coba telfon de.."
*calling vero♡
"nomor yang anda tujuh tidak bisa dihubungi*..."
"coba lagi de"
"nomor yang anda tuju tidak bisa di hubungi"
"vero kemana si"
aku mencoba menelfonya lagi dan lagi dan jawabannya masih sama. "nomor yang anda tuju tidak bisa di hubungi"
gitu aja, thor??
payaahhh
kl vero gk. prnh percaya
pusing aqu
double date nih....
serasa baca diary
semangat kak