NovelToon NovelToon
SEKRETARIS INCARAN

SEKRETARIS INCARAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Selingkuh / Persahabatan
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Noona Rara

Febi adalah gadis cerdas dan menawan, dengan tinggi semampai, kulit seputih susu dan aura yang memikat siapa pun yang melihatnya. Lahir dari keluarga sederhana, ayahnya hanya pegawai kecil di sebuah perusahaan dan ibunya ibu rumah tangga penuh kasih. Febi tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri. Ia sangat dekat dengan adik perempuannya, Vania, siswi kelas 3 SMA yang dikenal blak-blakan namun sangat protektif terhadap keluarganya.
Setelah diterima bekerja sebagai staf pemasaran di perusahaan besar di Jakarta, hidup Febi tampak mulai berada di jalur yang cerah. Apalagi ia telah bertunangan dengan Roni, manajer muda dari perusahaan lain, yang telah bersamanya selama dua tahun. Roni jatuh hati pada kombinasi kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Febi. Sayangnya, cinta mereka tak mendapat restu dari Bu Wina, ibu Roni yang merasa keluarga Febi tidak sepadan secara status dan materi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Rara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TANTE WULAN

Pagi masih berkabut ketika telepon di rumah Oma Ninggrum berdering. Dengan suara mengantuk tapi tetap tenang, beliau mengangkat.

“Ma, ini Wulan…”

“Oh, Wulan. Ada apa pagi-pagi begini?”

“Ma… aku cuma mau tanya. Mama yakin sama Febi? Dari semalam perasaan aku nggak tenang mikirin Arkan”

Oma Ninggrum terdiam sejenak. “Kenapa tanya begitu?”

“Maaf ya, aku bukan menuduh ma. Tapi perempuan zaman sekarang itu pintar berpura-pura. Apalagi yang dari keluarga biasa. Mereka bisa saja cuma ingin masuk ke dunia kita demi… kenyamanan.”

“Kamu bilang Febi berpura-pura?”

“Aku cuma bilang… hati-hati. Siapa tahu dia cuma cari posisi. Harta. Nama keluarga. Mama tau sendirikan, perempuan zaman sekarang akan lakuin apa aja demi mendapatkan uang. Apalagi Arkan, dia itu CEO perusahaan ternama, ganteng dan kaya raya, tentu saja banyak yang mengincar harta Arkan mah. Aku nggak mau kalau kekhawatiran aku bener terjadi.”

Diam panjang. Suara detik jam terdengar pelan-pelan, seperti menunggu respons yang belum datang.

**

Siangnya, di kantor Arkan, suasana mendadak berubah ketika Tante Wulan muncul membawa kotak kue. Ia melirik sinis Febi yang sedang sibuk di depan komputernya.

“Arkan ada di dalam?” tanya Tante Wulan ketus.

“Tante…” sapa Febi kaget.

“Tolong jaga sopan santun. Kamu bukan keponakan saya. Jadi panggil saya dengan sopan.” Tegur Tante Wulan.

“Maaf Bu Wulan. Pak Arkan ada dalam ruangannya.” Jawab Febi tidak enak hati.

“Saya harap kamu jaga batasan. Ingat yah, kamu cuma sekretaris di sini. Jangan berharap lebih pada hubungan kalian karena sampai kapan pun saya nggak akan merestui kalian.” ucap Tante Wulan kemudian masuk ke dalam ruangan Arkan.

Febi hanya tersenyum. Di dalam dadanya, ada rasa tidak enak yang sulit dijelaskan.

Arkan yang sedang sibuk dengan tumpukan berkasnya, merasa heran karena tumben sekali Tante Wulan datang langsung ke kantornya.

“Tante Wulan? Ada hal penting sampai tante jauh-jauh mengunjungiku ke kantor?” tanya Arkan mengerutkan keningnya.

“Tante hanya mampir. Kebetulan tadi ketemu teman-teman arisan di restoran depan kantor kamu.”

“Hmm…”

“Arkan, tante ingin bertanya serius dengan kamu.”

“Apa itu tante?”

“Kamu yakin dengan Febi? Maksud tante, apa kamu serius dengannya? Kamu itu pewaris perusahaan besar. Mau disandingkan dengan sekretaris?”

“Tan, aku bukan cari gelar. Aku cari pasangan hidup.”

Tante Wulan menghela napas dramatis. “Kamu tahu Meta? Anak Bu Sekar? Dia pulang dari Belanda minggu lalu. Cantik, cerdas, dan keluarganya… ya, kamu tahu sendiri.”

Arkan menggeleng, tegas. “Aku udah bilang, aku nggak tertarik.”

“Tapi Arkan, kamu bisa coba bertemu Meta dulu. Tante yakin kamu pasti suka. Dia itu setara dengan keluarga kita, tidak seperti Febi.”

“Cukup tante. Kalau tante kemari hanya untuk menjodohkanku dengan Meta, mohon maaf, aku menolak dengan keras. Aku sudah punya Febi dan tidak butuh perempuan lain lagi.”

“Kamu akan menyesal, Arkan. Tante hanya ingin yang terbaik buat kamu. Yang jelas bibit, bebet dan bobotnya.”

“Silakan keluar tante. Aku tidak ingin membuang-buang waktu membicarakan hal tidak penting seperti ini.” usir Arkan halus.

Tante Wulan berdecak kesal. Ia keluar dengan membanting pintu cukup keras. Arkan sampai memijit pelipisnya karena pusing menghadapi tingkah tantenya.

**

Malamnya, acara makan keluarga berlangsung. Febi ikut bersama Arkan, mengenakan gaun sederhana pilihan Vania. Tapi kejutan datang.

“Meta!” sapa Oma Ninggrum kaget ketika melihat tamu tak diundang.

Meta tersenyum, melambaikan tangan. “Hai Oma. Tante Wulan mengundangku.”

Tante Wulan ikut berdiri. “Kebetulan kan, kita bisa reuni. Arkan dan Meta itu kayak saudara waktu kecil.”

Febi menelan ludah. Di meja makan, ia duduk di antara percakapan yang tak ramah. Meta cerita soal studinya, proyek sosialnya, dan ibunya yang berteman dengan Duta Besar.

Kemudian, datanglah kalimat itu.

“Meta lulusan luar negeri loh. Hebat banget deh.” suara Tante Wulan terdengar sangat bangga dengan sosok Meta.

Febi tersenyum kecut.

Tante Wulan menatap tajam. “Tapi lebih hebat Febi sih, bisa dari sekretaris… langsung jadi pacar bos.”

Febi diam. Arkan memegang tangannya di bawah meja. Geram, tapi berusaha tetap tenang.

**

Usai makan malam, pertengkaran pun pecah di teras rumah.

“Tante nggak bisa terus campur tangan kayak gini,” kata Arkan.

“Tante hanya ingin yang terbaik.”

“Enggak. Tante ingin yang tante anggap terbaik. Bukan yang buat aku bahagia.”

Tante Wulan mendesah, suaranya mulai naik. “Kamu lupa kamu itu siapa? Kamu Arkan Wijaya. Nama kamu tanggung jawab. Febi itu… kamu bahkan tahu latar belakang keluarganya enggak?”

Arkan menatap tantenya tajam. “Aku nggak peduli latar belakangnya seperti apa. Yang jelas aku mau hanya Febi yang jadi pendampingku, bukan perempuan lain apalagi Meta.”

“Kamu memang benar-benar keras kepala, Arkan.” kata Tante Wulan tak kalah kesal

**

Di mobil, perjalanan pulang diisi keheningan. Febi menunduk, matanya berkaca-kaca.

“Hmmm…Mas. Aku sepertinya memang nggak pantas bersanding dengan kamu.”

“Enggak. Jangan pernah mikir gitu. Kamu denger obrolanku dengan Tante Wulan tadi?”

“Tapi aku sadar… mungkin aku emang nggak cukup buat mereka.”

Arkan menghentikan mobil. Menatap Febi.

“Kamu cukup. Mereka aja yang belum cukup dewasa untuk menerima. Tapi kita nggak akan berhenti di sini. Aku sudah berjanji akan selalu menjaga kamu, melindungi kamu. Aku menyayangimu, Febi.”

“Aku nggak mau kalau gara-gara aku, hubungan Mas dengan Tante Wulan jadi kacau.”

“Hubungan aku dengan Tante Wulan emang dari dulu nggak baik, sayang. Kami memang selalu bertengkar. Jadi jangan salahkan diri kamu. Aku nggak peduli dia merestui kita atau tidak. Yang penting Oma Ninggrum dan keluarga kamu setuju dengan hubungan kita. Itu sudah lebih dari cukup.”

“Tapi mas…aku benar-benar insecure. Yang dikatakan Tante Wulan benar. Aku hanya dari keluarga yang biasa saja. Sedangkan mas…..”

CUPPPP

Arkan mencium sekilas bibir Febi.

“Sudah jangan berkata aneh-aneh lagi. Aku nggak suka. Lebih baik kita pikirkan hal-hal yang baik untuk hubungan kita. Dan jangan sekali-kali kamu berpikir ninggalin aku. Awas saja kalau kamu sampai berani melakukan hal itu.”

“Cih….yang ada kamu kali mas yang bakal ninggalin aku.”

“Nggak akan, sayang. Aku nggak akan pernah ninggalin kamu. Soalnya aku udah kena pelet cinta dari kamu.”

“Ckk lebay banget sih kamu mas.”

Mereka berdua tertawa. Ada sedikit kelegaan di hati Febi. Ia berjanji akan memperjuangkan cinta Arkan. Dia tidak ingin ditikung lagi.

“Ya sudah kita lanjut jalan yah. Nanti Ayah dan Ibu khawatir kalau putri kesayangannya ini belum balik.”

Febi mengangguk tersenyum.

1
Andriyani Lina
namanya juga suka Febu, ya gitu2 kelakuan bos kalau mau dekat2 sama karyawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!