NovelToon NovelToon
My Boss My Husband

My Boss My Husband

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Yuk senam bibir, cerita Sarasvati yang kocak dalam menghadapi majikannya yang lumpuh.

Terlahir kaya raya membuat Dewa bersikap arrogant dan dingin kepada siapa saja. Terutama mahluk yang bernama wanita. Namun, ketika melihat mantan pacarnya bermesraan di suatu pesta, ia menyeret dengan asal seorang gadis dan mengaku pada semua tamu undangan, mereka akan segera menikah.
Sartika Sarasvati, si gadis miskin yang tidak tahu apa-apa. Ia harus terlibat dengan bongkahan es tersebut gara-gara mengantar dompet pelangan yang tertinggal di cafe tempatnya bekerja. Ya, Tika hanya gadis pelayan di sebuah cafe. Tapi, malam ini semua mata tertuju pada gadis manis yang tangannya digengam oleh CEO Diamondland, perusahaan real estate nomor satu di Indonesia. Apa mereka akan menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DEWA BUCIN

Bagian 32

"Menikah?"

Bagai petir di siang bolong. Tika dibuat terkejut berkali-kali oleh orang yang sama.

"Hem."

"Tuan bercanda?"

Tika melepas pelukan Dewa. Dan masih jelas terasa, aroma lembut dari pria tersebut. Wangi maskulin yang menenangkan. Mengalahkan wangi lilin aroma therapy.

"Kapan aku pernah bercanda denganmu?" suara berat, serak-serak becek namun terdengar lembut itu menyadarkan Tika. Dewa memegang pundaknya, menatap dengan wajah serius.

"Kita bahkan tidak pacaran," ucap Tika kemudian dengan ragu. Terlihat dari caranya bicara dengan nada lirih hampir tidak tertangkap oleh telinga.

Masalahnya, sekarang Tika masih shock. Ia terkejut bukan main. Dewa benar-benar membuatnya tidak bisa berkata-kata. Baru beberapa saat bertemu, Dewa malah mengajak menikah. Gokil!

Sedangkan Dewa, pria itu kembali berbicara dengan sikap tenang. Namun, masih terlihat serius.

"Pacaran? Apa belum cukup aku menunggu?"

Sebuah pertanyaan yang biasa. Tapi, bagi Tika dan Dewa adalah sebuah kalimat yang menggandung banyak kesedihan. Lima tahun tidak bertatap muka, bukan karena corona tentunya. Padahal, sebelumnya mereka sudah terbiasa bersama. Tika bisa membayangkan perasaan Dewa seperti apa. Memendam rasa rindu yang begitu lama. Sebab ia juga merasakan hal yang sama.

Tika pun membisu sesaat, sebenarnya ia juga menantikan sejak lama, pulang ke Indonesia dan bisa bertemu dengan mantan Tuan mudanya itu. Hanya bertemu, atau mengagumi dari jauh. Tika bahkan tidak berani bermimpi bisa memegang tangan itu secara langsung.

Kini, pria itu malah menciumnya. Dan tidak sampai di situ, Dewa bahkan mengajaknya untuk segera menikah. Aduh, Tika mendapat kejutan bertubi-tubi. Durian runtuh, atau apakah ini? Mimpi yang sangat manis bila itu adalah sebuah mimpi. Ketika Tika larut dalam pikirannya. Dewa kembali berucap.

"Kamu tidak mau menikah denganku?" tanya Dewa yang memperhatikan Tika hanya diam saja.

Dewa mulai cemas, "Jangan-jangan Tika menolak ajakan untuk menikah. Apa aku terlalu cepat? Tapi, tunggu ... bukannya aku sudah menunggu bertahun-tahun? Ah, Tika. Jangan terlalu kejam padaku ... apa kamu mau balas dendam atas apa yang aku lakukan padamu waktu saat dulu?" batin Dewa.

Dewa jadi ingat, betapa kasarnya ia dulu pada Tika. Aduh! Tau begini, dulu ia akan sedikit lembut. Biar Tika tidak trauma dan balas dendam.

"Anu ... itu Tuan, Nyonya ..." Tika langsung menundukkan wajah lagi.

Belum perang, Tika sudah menyerah. Itu karena ia sadar diri. Tika tahu, siapa dirinya. Pasti calon mertuanya itu tidak akan merestui hubungan mereka. Mana ada keluarga konglomerat mengijinkan putranya menikahi dengannya. Seorang Tika yang merupakan pembantu di rumah itu? Mendadak Tika jadi berkecil hati. Nyalinya menciut seketika itu juga.

"Kamu menikah dengan siapa?" tanya Dewa dengan sorot mata teduhnya.

Tika mengangkat wajah pelan.

"Lihat aku, Tik. Aku bukan anak-anak lagi. Siapa yang akan menjadi pendamping hidupku, itu adalah pilihanku. Mengenai mama yang tidak menyetujui, tidak usah kamu ambil hati. Memaksa orang lain menyukai Kita, bukan perkara mudah."

Dewa menghela napas panjang. Kemudian kembali berbicara. Kali ini ia sedikit tegas, agar Tika yakin akan niat baiknya.

"Yang paling penting, Aku mau kamu. Jadilah istriku ... jadilah ibu dari anak-anakku ... dan jadilah teman hidupku!"

Detik berikutnya, sayup-sayup terdengar suara isak tangis, Tika kembali tidak mampu menyembunyikan perasaannya. Kata-kata Dewa menguncang hati wanita tersebut.

"Sepertinya besok kamu butuh kacamata hitam!" sindir pria tampan tersebut saat memperhatikan Tika dengan seksama. Bibirnya mengulas senyum, melihat Tika yang tengah tersedu.

Pelan-pelan Dewa mengangkat wajah yang tertunduk itu, mengusap mata dan pipi Tika dengan lembut.

"Nanti, tidak akan aku ijinkan kamu menangis lagi!"

Cup

Dewa mengecup kening Tika. Tidak hanya di situ. Ia juga mengecup mata yang sembab tersebut.

"Jangan menangis lagi, kamu jelek kalau menangis." Dewa masih sempat meledek.

Tika pun tak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.

"Seperti itu ... kamu cantik kalau tersenyum." Kini pria itu memuji Tika, hingga wanita itu tersipu malu. Pipinya merona seperti habis memakai blush on.

Dipuji cantik oleh Tuan muda, hidung Tika langsung kembang-kempis.

***

Malam harinya, mereka berdua baru saja dari luar. Tadi sempat cari makan di cafe dekat apartemen sebentar. Sekarang keduanya sedang diskusi di ruang tamu, Dewa maksa banget mereka harus segera nikah. Sedangkan Tika, ia ingin diberi sedikit waktu. Karena semua terkesan terlalu mendadak. Tika pikir, itu tidaklah bagus.

"Nggak bisa, Tik. Paling lama aku kasih waktu tengang hanya tiga hari."

Dewa bersikeras, paling lama waktu yang ia berikan pada Tika cuma tiga hari saja. Sudah mirip orang nagih kreditan panci dan teflon di Kang kredit.

"Jangan buru-buru, Tika nggak mau nanti kawin cerai, Tuan."

Wajah Dewa langsung mengeras. Ia menatap Tika dengan tatapan setajam silet.

"Singkirkan jauh-jauh pikiran seperti itu. Belum apa-apa kamu sudah niat cerai, mau selingkuh?" cetus Dewa.

"Hah?"

Tika benggong mendengar tuduhan dari Dewa.

"Jangan pasang muka jelek seperti itu." Dewa mengusap kepala Tika dengan lembut. Rupanya ia hanya bercanda.

Tika tak berkutik, hanya mampu menggantupkan bibir.

"Dan satu lagi ... jangan menggodaku!" tambahnya kemudian.

Kali ini Tika betul-betul dibuat kehabisan kata-kata. Wanita itu kembali terngangga setelah mendengar ucapan Dewa.

"Siapa yang menggoda Tuan?" tanya Tika dengan nada sedikit berani dan menatap langsung wajah Dewa.

"Bibirmu ... mengapa kamu memainkan bibir di depanku?"

Astaga, hanya mengatupkan bibir dikatakan menggoda. Mungkin Dewa sedang bucin akut. Bucin stadium akhir.

Dewa kemudian melirik dengan tatapan jahil.

"Jangan bilang kamu minta cium lagi?" Bersambung.

1
Henym
Luar biasa
oncom
😭😭😭😭😩🤙🏻🤙🏻
oncom
ahahahaha lucu
oncom
kurang asem ngabrut
oncom
hahahaha
Nok Denok
lama ga Nemu ceritamu Thor
Herlina Lina
wooow
Linawati
kok pakaian nya seperti .....hehehe
Linawati
wooow 20 Jeti sekali cium ,siapa yg enga nolak /Determined//Determined//Determined/
queendah
alergi seafood kah?
komalia komalia
kah si malika Nya belum di pecat,siap nya tuh ulat keket pasti genjar ngerayu si dewa
komalia komalia
mantap tika
komalia komalia
hadeeh dewa dewa
komalia komalia
ada guna nya kan si tika
komalia komalia
aku mau lah ngurusin bayi besar Kalau gaji Nya angka nol nya banyak
komalia komalia
kasuhan uang si tika nanti di ambil bak mar
komalia komalia
jadi nyengir terus baca kisah si tika padahal udah baca
komalia komalia
apa itu win win
komalia komalia
putri titian
komalia komalia
hahaha tika tika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!