Bagaimana jadinya jika seseorang kembali ke masa lalu..
Michelina seorang istri yang mencintai Kaisar Jasper dengan sejuta warna. Selama di kehidupannya ia tampil glanmour, seakan dirinya akan membuat Kaisar Jasper terpesona. Namun apa yang ia dapatkan hanyalah sebuah penghinaan. Kaisar Jasper tidak pernah menginginkannya atau lebih tepatnya tidak mencintainya.
Suatu hari Kaisar Jasper membawa seorang gadis dari kalangan biasa,menjadikannya istrinya. Kaisar Jasper sangat mencintai gadis itu. Hingga membuatnya buta dalam kecemburuan. Dia pun mencelakai gadis itu, lalu membuat Kaisar Jasper marah dan menjatuhi hukuman mati padanya.
"Ayah, Ibu maafkan aku. Aku yang bodoh mencintainya. Seharusnya aku tidak mencintainya."
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berjuang memberikan kekuasaaan
Michelina melepaskan cekalan kaisar Jasper. Ia tidak nyaman melihat para pelayan yang saling berbisik-bisik dan tersenyum.
"Maaf Permaisuri," ujar Kaisar Jasper seraya melihat tangan Michelina yang di hapus dengan tangan kirinya. Seolah tangannya memiliki banyak kotoran yang tak pantas menyentuh orang.
Sebenci itu kah
"Soal yang tadi,"
"Tidak perlu di jelaskan Baginda. Semuanya memang sudah jelas." Potong Michelina. Ia memutar handle pintu di depannya. Tidak tahan rasanya berdekatan dengan Kaisar Jasper. Seolah dirinya semakin memanas.
Kaisar Jasper menggenggam tangan Michelina. Sang empu langsung menatap tangannya dan beralih menatap wajahnya. Mata hitamnya seperti pedang yang siap menusuknya."Tidak bisakah kita memperbaikinya."
"Maaf Baginda, apa yang harus di perbaiki. Sepertinya tidak."
Kaisar Jasper melepaskan genggamannya, tidak bisakah wanita di depannya memberinya kesempatan. Tuhan saja memberikan kesempatan lalu kenapa dengan dirinya yang hanya manusia biasa tidak boleh meminta kesempatan.
Michelina melanjutkan memutar handle itu. Lalu memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Hari ini terasa jenuh, banyak kejadian yang sudah jalan semestinya. Seperti kehidupan lalunya. Namun hari ini tidak seperti masa lalunya. Tidak di seret secara tidak hormat dan Kaisar Jasper malah membelanya.
Michelina duduk bersila di atas ranjangnya sambil menopang dagu. Dari kecil dirinya memang bar-bar. Namun setelah jatuh cinta dirinya berubah menjadi wanita lemah lembut.
"Aku pikir diri ku memang bodoh." Lirih Michelina.
...****************...
Sedangkan di tempat lain.
Kaisar Jasper kembali bertemu dengan Zoya. Ia mengkerutkan keningnya, bukankah tadi dia sudah memberi ijin pada Duke Lastar agar membawa Zoya. Tapi kenapa malah muncul lagi di hadapannya. "Ada apa?"
"Maaf Baginda, saya hanya ingin meminta maaf masalah yang tadi."
"Sudah aku maafkan." Sahutnya cepat dan pendek. Ia ingin mengisyaratkan bahwa dirinya tak membutuhkan penjelasan apa pun.
Zoya langsung menunduk, perkataan dingin dan datar itu menebus hatinya. Ia meremas gaunnya, telapak tangannya berkeringat dingin. "Maaf masalah tadi,"
"Sudahlah pelayan Zoya, aku tidak ingin membahasnya. Aku masih memiliki urusan." Ujar Kaisar Jasper. Ia langsung bergegas pergi. Tak ingin mengulur waktu. Hari ini ada pertemuan yang sangat penting.
"Bisakah, saya tinggal di sini?"
"Lebih baik tidak usah tinggal." Jawab Kaisar Jasper. Seketika air matanya keluar. Sakit, aliran darahnya berhenti seketika.
Aku harap kamu tidak memilih perjalanan yang salah Zoya.
Sesampainya di aula.
Dengan tubuh gagah, ia berjalan di atas karpet merah menuju singgasanahnya.
Dia melihat Duke Lastar, Duke Ronaf, Marquess Hazel dan bangsawan lainnya yang kini tengah menanti kedatangannya. Para bangsawan pun memberikan hormat. Ia menyibakkan jubah kebesarannya dan langsung duduk di singgasanah yang terbuat dari emas itu.
"Bicaralah,"
"Baginda saya mendapatkan seseorang yang aneh bermunculan di Wilayah Albanei. Ada sekelompok perampok dan salah satunya mengaku jika dia anak buah dari Raja Almos," tutur Duke Bernat. Dan kebetulan Wilayah Albenia adalah wilayahnya. Dia bisa menyatakan perang. Namun dia tidak akan mengambil keputusan sendiri jika masih ada penguasa di atas dari Raja."
"Dia berniat mengacau bukan, maka tumpaskan saja darahnya. Aku akan turun tangan sendiri. Kebetulan sekali, aku perlu melampiaskan kekesalan ku." Ujar Kaisar Jasper dengan senyum smieriknya. Para bangsawan pun di buat merinding, kekesalan sudah pasti menumpaskan darah sampai ke akar-akarnya.
"Apa masih ada laporan lainnya?" tanya Kaisar Jasper. Ia berdiri melihat satu per satu wajah para bangsawan.
"Tidak ada Baginda."
"Baiklah, Marquess Hazel, sampaikan surat pada Raja Ramos. Bahwa aku akan berkunjung." Ujar Kaisar Jasper seraya meninggalkan suasana menegang itu.
Permaisuri, kamu menginginkan takhta dan kekuasaan, bukan. Maka aku akan berjuang menaklukkan siapa pun asalkan kekuasaan itu bisa membuat mu berada di istana batin Kaisar Jasper seraya tersenyum.