Artis Masuk Kampung

Sebelum membaca, budayakan Follow dulu. Terus jangan lupa tekan like. komen lebih afdal.. biar penulis semangat nulisnya...

Selamat membaca......

🌼🌼🌼

" Mas Babas!! " teriak Clara memanggil Bastian yang baru keluar dari sebuah ruangan. Clara berlari kecil menghampiri Bastian.

Bastian menghentikan langkahnya, saat mendengar suara yang tidak asing lagi baginya. " Dia lagi! "

" Ada apa? " tanya Bastian dengan malas. Saat tubuhnya sudah berbalik sempurna menghadap Clara.

" Ck. " decak Clara. " Aku hanya mau bertanya, dimana ruangan Reyhan? "

" Mana ku tau! cari saja sendiri! " ketus Bastian.

" Iissss... nyebelin banget sih! " gerutu Clara saat Bastian memilih meninggalkannya tanpa menjawab pertanyaannya.

" Gue gak nyangka.. ada yah, orang seperti Bastian itu..kalo gak dosa dan gak ada hukum di dunia ini. Udah gue cekik tuh lehernya. " celoteh Clara.

" Hihi... emang mbak.. dokter Bastian dari dulu tuh kaya gitu... datar... kaku... nyebelin, tapi itu yang bikin cewek pada meleleh.. " timpal seorang perawat yang tadi sempat berjalan mengekori Bastian.

Clara terkejut, ternyata celotehannya di dengar oleh orang lain. Untung saja, Clara memakai masker menutupi wajahnya, kalau tidak pasti perawat itu sudah mengenali Clara.

" Hehe.. iya mbak.. " Clara.

" Oh iya.. tadi mbaknya cari ruangan dokter Reyhan ya? "

" Iya mbak. Mbak tau ruangan Reyhan dimana? " tanya Clara dengan antusias, sudah tidak sabar bertemu dengan pujaan hatinya.

" Dari sini lurus terus, lalu belok ke kanan. nah.. di Koridor itu ruangan dokter Reyhan, ada papan namanya kok di pintu. " jelas perawat itu.

" Oke.. tengkyu ya mbak. " Clara berterimakasih.

Clara berjalan sesuai petunjuk yang di arahkan oleh perawat tadi. Senyum mengembang dan matanya pun berbinar hanya melihat nama Reyhan tertulis jelas di papan yang menempel di pintu bercat warna putih.

Clara mengetuk pintu itu, sudah tidak sabar bertemu dengan Reyhan. Padahal baru kemarin ia bertemu, serasa sudah berbulan-bulan tidak bertemu dengan kekasihnya itu. Begitulah rasanya jika pemuda sedang kasmaran, selalu merindu setiap saat.

" Masuk! " terdengar suara dari dalam mempersilahkan masuk.

Ceklek...

" Rey... " pekik Clara dengan wajah berbunga.

Reyhan berdiri dari duduknya dan menghampiri Clara. " Hai sayang.. "

Clara berhambur ke pelukan Reyhan. " Aku kangen.. " ucapnya dengan nada yang begitu manja.

Reyhan mengelus kepala Clara, memainkan rambut Clara, lalu menyelipkan nya ke telinga. " Kangen mulu.. baru kemaren kita ketemu, dan belum lama kita VC-an. " Reyhan terkekeh.

" Iya.. tapi masih kangen. " Clara semakin erat memeluk Reyhan.

" Iya.. aku juga kangen. " Reyhan mengecup kening Clara. " Katanya mau makan siang bareng? ayok.. aku udah laper nih.. " ucap Reyhan.

Clara mengurai pelukannya. " Aku udah beliin makanan kita. " Clara menunjukkan paper bag yang tadi ia taruh di kursi dekat pintu.

" Oh ya.. aku kira kita akan makan di luar. " Reyhan.

" Di sini aja, katanya kamu masih banyak kerjaan gak bisa lama-lama. jadi aku beliin pas mau kesini."

" Terimakasih.. kamu pengertian sekali. " Reyhan mengelus pipi Clara dengan sayang.

Mereka berdua mulai memakan makanannya. Sesekali Reyhan menyuapi Clara. Hal itu lah yang di sukai Clara dari Reyhan. Kekasihnya itu selalu saja memberinya perhatian, membuat Clara semakin mencintai Reyhan.

***

Malam harinya setelah makan malam selesai. Adrian dan Elsa meminta Clara untuk berbincang sebentar di ruang keluarga. Karena biasanya setelah makan malam, Clara akan menghabiskan waktu nya di dalam kamar.

" Clara.. mama sama papa mau bicara sebentar sama kamu. " ucap Elsa setelah menyeka mulutnya dengan tisu.

" Oke mah. " jawab Clara.

" Papa tunggu di ruang keluarga. " ujar Adrian.

Adrian yang sudah selesai makan lebih dulu meninggalkan Clara yang masih menikmati hidangan penutup. Sedangkan Elsa segera menyusul Adrian.

" Oma.. papa sama mama mau ngomong apa sih? kok kayanya serius banget. " tanya Clara pada Wina yang masih duduk di kursi meja makan.

Wina mengedikkan bahunya. " Mana oma tau. "

" Ck.. " Clara berdecak. Tidak mungkin jika seorang Wina yang mempunyai rasa keingintahuan setiap urusan orang lain tidak tahu menau hal yang akan di bicarakan oleh orang tua Clara.

" Iss... oma gak asik, oma kan selalu kepo! " cibir Clara.

" Nanti juga kamu tau sendiri. " jawab Wina santai. " Buruan gih.. keburu menantu ngomel kelamaan nungguin kamu. " Wina berdiri, meninggalkan Clara. Wina memilih masuk ke kamarnya, tidak mau ikut campur, lebih tepatnya tidak mau melihat cucu kesayangan nya bersedih atas keputusan yang di buat oleh anak dan menantunya.

Clara menghela, lalu dengan malas menghampiri Adrian dan Elsa yang susah duduk manis di sofa.

" Ada apa mah, pah? " Clara duduk. bersebrangan dengan kedua orang tuanya.

Elsa melirik ke suaminya, meminta Adrian memulai pembicaraan.

" Ehem.. " Adrian menetralkan suaranya sebelum berbicara. " Clara.. usiamu sudah berapa tahun? "

" Kenapa papa mesti bertanya? bukannya papa sudah sangat tau. " ucap Clara.

Adrian mengangguk, ada rasa ragu untuk melanjutkannya. " Usia kamu udah gak muda lagi. Dua puluh lima tahun. Udah saatnya kamu berumah tangga. " ucap Adrian.

Kening Clara mengerut. " Maksud papa? "

" Iya sayang, kami ingin kamu segera menikah. " Elsa mulai berbicara. " Mama dan papa udah menyiapkan pria pilihan kami untuk mu. "

Clara terkejut, kedua matanya melebar nyaris keluar. " A-a-pa mama bilang? " ulang Clara yang belum mencerna sempurna ucapan Elsa.

" Papa dan mama sudah memilihkan pria untuk mu, Clara... " Adrian.

" Maksud mama dan papa, Clara di jodohkan? begitu? " Clara.

" Iya. " jawab Elsa dan Adrian.

" Mah.. pah.. Clara bisa cari pria pilihan Clara sendiri, Clara gak mau di jodoh-jodohin! " seru Clara.

" Kamu juga pasti akan setuju dengan pilihan mama dan papa. " ucap Elsa meyakinkan. Elsa yakin, jika Clara akan setuju dengan pilihannya. Mengingat beberapa waktu yang lalu Arsenino memberikan informasi padanya.

" Memang mama tau? pria yang Clara sukai? mama tau gitu, pacar Clara sekarang? " tanya Clara penasaran.

Elsa mengangguk dan tersenyum. " Tentu! "

Wajah Clara langsung berbinar mendengar itu. Jadi hubungannya dan Reyhan sudah di ketahui oleh kedua orang tuanya? itu artinya dirinya tidak perlu repot-repot membujuk Elsa untuk merestui hubungannya? oh.. senang nya... sebentar lagi Reyhan akan resmi menjadi suaminya... hati Clara bersorak kegirangan.

" Jadi, bagaimana? Clara mau menerima perjodohan ini? " tanya Adrian sekali lagi untuk memastikan.

" Mau! " jawab Clara dengan cepat.

*

*

*

...🌼🌼🌼...

...JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGAN KALIAN...

...LIKE. KOMEN. VOTE....

...TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBERIKAN DUKUNGANNYA....

...BYE.. BYE.....