Aruna adalah seorang perawat di poli psikiater yang bekerja bersama sahabat lamanya, Dirga — seorang dokter psikiater . Persahabatan mereka yang telah terjalin sejak SMA berlanjut hingga dewasa, bahkan keluarga mereka pun saling mengenal dekat. Namun kehidupan Aruna berubah ketika ia mulai menerima teror misterius dari seseorang yang terus mengintainya. Ketakutan membuatnya mencari perlindungan pada Dirga tanpa berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah tekanan batin itu, keduanya juga menghadapi desakan orang tua masing-masing untuk segera menikah.
Dalam kebingungan dan rasa terdesak, Aruna dan Dirga akhirnya sepakat menikah. Bagi Dirga, pernikahan itu hanyalah cara memenuhi keinginan keluarga. Namun bagi Aruna, keputusan itu menyimpan alasan tersembunyi . Seiring waktu, Dirga mulai melihat sisi lain dari Aruna: trauma, luka, dan rahasia masa lalu yang membuatnya hancur dalam diam.
Akan kah Cinta akan menyatukan mereka atau mungkin akan memisahkan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32.Hari Ayah
Bima berdiri bersama Alex di belakang panggung, menunggu giliran mereka untuk tampil dalam acara fashion show Hari Ayah di sekolah Alex. Hari itu terasa istimewa, karena Bima sengaja meluangkan waktunya agar bisa hadir dan menemani anak kecil itu.
Keduanya mengenakan kostum Spiderman yang sama. Kostum itu bukan hanya membuat Alex terlihat menggemaskan, tapi juga menambah ketampanan Bima. Sekilas, mereka tampak benar-benar seperti ayah dan anak sungguhan. Alex tak henti-hentinya tersenyum, dengan bangga memperlihatkan kepada teman-temannya bahwa ia juga punya sosok ayah yang menemaninya hari ini.
Ketika giliran mereka tiba, Alex dan Bima melangkah dengan penuh percaya diri ke atas panggung. Tangan kecil Alex menggenggam tangan Bima erat-erat, sementara senyum lebar tak lepas dari wajah keduanya.
Dari tepi panggung, Nadya menatap mereka dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia ikut bersorak riang, melihat putranya berjalan di atas panggung dengan wajah yang begitu bahagia.
Nadya memeluk Alex begitu mereka berdua turun dari panggung.
"Anak mama hebat. "puji Nadya berkaca - kaca.
Bima berdiri di sampingnya ikut terharu melihat kedekat ibu dan anak tersebut, rasanya ingin melindungi keduanya semakin besar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keluar dari apartemen Aruna melihat mobil Dirga yang terparkir di depan apartemen, Aruna mengintip kedalam dan melihat Dirga terlelap di sana.
"Dia semalaman tidur di sini?. "gumam Aruna mengetuk - ngetuk kaca mobil.
Mendengar ketukan itu, Dirga tersentak bangun. Begitu melihat Aruna berdiri di luar, ia segera membuka pintu mobilnya.
“Lo tidur di sini semalaman, Ga?” tanya Aruna pelan, matanya menatap Dirga dengan rasa campur aduk antara heran dan iba.
“Bukan tidur, tapi gue ketiduran,” jawab Dirga sambil mengusap wajahnya yang masih lelah.
Jawaban itu membuat Aruna terdiam. Kalimat yang sama. Nada yang sama. Dan tiba-tiba ingatannya melayang sepuluh tahun ke belakang.
Kosan tua di pinggir desa itu masih jelas tergambar di kepalanya. Deretan kamar dengan teras kecil di depannya, tempat para penghuni biasa duduk sore-sore. Tapi waktu itu, kosan itu sepi. Tak ada tawa, tak ada suara. Hanya kesunyian yang menempel di udara.
Aruna, yang saat itu kabur dari rumah setelah bertengkar dengan bundanya, mengurung diri di dalam kamar. Ia tak keluar selama beberapa hari. Dirga yang khawatir datang setiap hari, membawa makanan yang tak pernah disentuh Aruna. Pintu itu tak pernah terbuka, tapi ia tetap mengetuk—berharap suatu saat Aruna mau menjawab.
Malam berganti pagi. Saat akhirnya Aruna membuka pintu, ia mendapati Dirga tertidur di teras, dengan tubuh bersandar di dinding dan wajah yang terlihat lelah.
“Lo tidur di sini, Ga?” suaranya waktu itu bergetar.
Dirga membuka matanya perlahan, lalu tersenyum tipis.
“Bukan tidur, tapi gue ketiduran, Run.”
Dan kini, bertahun-tahun kemudian, kalimat itu terulang persis.
"Run... "panggil Dirga memecahkan lamunan Aruna.
"Ha?... "
"Lo mau berangkat kerjakan, biar gue anter!. "ucap Dirga menyuruh Aruna masuk kedalam mobil.
Aruna ingin masuk kedalam mobil Dirga tapi pertengkaran semalam menahan kakinya utuk bergerak. Aruna memasang wajah datar. " Nggak usah gue udah pesan taksi. "ucap Aruna melangkah ke arah gerbang.
Dirga menghelan nafas berat, lalu melihat Aruna dari kaca spion mobil. Gadis itu sudah menaiki taksi pesanannya. " Dia masih marah. "gumam Dirga keluar dari mobil dan masuk kedalam apartemennya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selesai acara fashion show di sekolah, Nadya, Bima, dan Alex pergi makan siang di restoran kesukaan Alex.
Mereka berbincang tentang acara tadi. Alex masih begitu bersemangat menceritakan bagaimana teman-temannya kagum melihat Bima yang menjadi “ayahnya” di atas panggung.
“Teman-teman Alex bilang Om Baik itu keren banget!” serunya sambil tertawa lepas.
Bima ikut tersenyum. Namun tiba-tiba, Alex menatapnya serius. Anak kecil itu lalu menggenggam tangan Bima erat-erat.
“Om Baik…” ucapnya pelan, “Om mau nggak jadi papa Alex beneran? Biar teman-teman Alex nggak ketawain Alex lagi.”
Suasana seketika hening. Nadya terkejut, buru-buru menarik Alex ke pangkuannya.
“Alex!” tegurnya lembut tapi tegas. “Nggak boleh ngomong kayak gitu, sayang. Nanti Om Baik jadi nggak nyaman.”
Alex menunduk, matanya berkaca-kaca. Tapi sebelum Nadya sempat menambahkan kata-kata lain, Bima menggeleng pelan.
“Nggak apa-apa, Nad,” katanya lirih. “Kamu nggak perlu marahin Alex…”
Ia berhenti sejenak, menarik napas panjang, lalu menatap Nadya dan Alex bergantian.
“Karna…” suaranya bergetar sedikit, namun kali ini ia memilih untuk jujur, “…aku udah suka kamu dari lama bahkan sebelum kamu menikah aku sudah suka dengan kamu,bahkan sampai sekarang rasa itu semakin tumbuh.Aku mau menjadi ayah untuk Alex ,Nad.”
Nadya terdiam. Dunia di sekelilingnya seakan berhenti.
.
.
.
Bersambung
...~Nadya dan Bima ~...
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤