NovelToon NovelToon
Bukan Cinta Pengganti

Bukan Cinta Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Dijebak oleh sahabat dan atasannya sendiri, Adelia harus rela kehilangan mahkotanya dan terpaksa menerima dinikahi oleh seorang pria pengganti saat ia hamil. Hidup yang ia pikir akan suram dengan masa depan kacau, nyatanya berubah. Sepakat untuk membalas pengkhianatan yang dia terima. Ternyata sang suami adalah ….

===========

“Menikah denganku, kuberikan dunia dan bungkam orang yang sudah merendahkan kita."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5~ Mungkinkah ?

Bab 5

 

 

“Makasih ya, mas Abimanyu.”

“Sama-sama mbak, silahkan dinikmati,” ujar Abimanyu setelah menyerahkan plastik besar berisi beberapa box berisi makan siang.

Kali ini beberapa staf tidak makan siang di luar, salah satunya Adel juga Mona.

“Lebih nikmat lagi kalau disuapin sama kamu,” ujar rekan Adel dan Mona menggoda Abimanyu

“Nikmatnya double,” ucap yang lainnya.

“Maaf mbak, saya sibuk. Lihat tuh gelas-gelas belum dicuci.” Abimanyu sudah berada di wastafel. Seakan tidak berpengaruh godaan para wanita tadi.

Adel terkekeh mendapati rekannya cemberut dengan respon Abimanyu. Bukan rahasia kalau pria bernama Abimanyu -- entah nama lengkapnya karena name tagnya hanya tertera Abimanyu saja-- begitu dingin dan acuh saat para wanita menggoda dan jelas-jelas menunjukan ketertarikannya.

“Yaelah, kalian ini kenapa sih. Nggak ada bosan merayu Abimanyu, kayak nggak ada cowok lain aja,” cetus Mona sudah membuka box miliknya.

“Ganteng kali, tiap hari lihatnya juga nggak bosan.”

“Ganteng tapi kere buat apa. Masa depan kayak gimana yang bisa kita dapat kalau cowok kalian cuma OB,” ujar Mona lagi bahkan menekankan kata OB dengan begitu jelas dan kencang, menghina Abimanyu.

“Mona,” tegur Adel lalu menoleh ke arah Abimanyu. Pria itu seakan tidak terpengaruh dengan ucapan Mona, masih asyik mencuci gelas dan cangkir yang menumpuk di wastafel. Setelah makan siang, biasanya para staf akan membuat teh atau kopi, jadi dia harus pastikan semua peralatan itu sudah bersih.

“Kenapa, aku benar ‘kan?”

“Iya sih, tapi untuk sekarang cukup menikmati kegantengan wajah Abimanyu aja. Masalah masa depan biar urusan Tuhan, kita jangan ikut campur.”

Adel menghela nafasnya, tidak mengerti kenapa rekannya ini tega membicarakan seseorang padahal orang itu ada di sana. Kali ini ia duduk bersisian dengan Mona dan dua rekan lainnya duduk bersebrangan dengannya di meja makan berbentuk persegi yang ada di pantry.

Sibuk mengunyah dan sesekali tertawa dan masih saja membahas masalah pria bahkan Abimanyu kembali disinggung.

“Abimanyu, spec kamu itu jadi model juga bisa. Kenapa malah melamar jadi OB?”

Abimanyu yang sudah selesai dengan urusan gelas dan cangkir melap tangan lalu menarik kursi kosong di sisi kanan Adel, memutarnya dan duduk terbalik dengan memeluk sandarkan kursi tersebut.

“Emang saya cocok jadi model?” tanya Abimanyu.

“Cocok.”

“Nggak.”

Jawab para wanita itu kecuali Adel dan yang menjawab tidak adalah Mona.

“Kok nggak cocok, Mon?”

“Ya nggak cocok dia lebih cocok jadi OB, makanya ada di sini,” sahut Mona.

“Mbak Mona betul, saya lebih cocok di sini.” Abimanyu menjawab tanpa nada marah atau emosi malah menunjukan raut wajah datar.

“Aku penasaran dengan rambut kamu, coba buka kuncirnya!”

Penampilan Abimanyu memang mencolok dengan rambut agak gondrong dan dikuncir,  biasanya seorang OB akan tampil rapi bahkan dengan rambut klimis.

“Jangan mbak, biar istri saya saja yang boleh melihat rambut gondrong saya dan pegang-pegang,” sahut Abimanyu menyugar rambutnya yang masih terikat rapi dan menjadi perhatian kecuali Mona yang sibuk makan dan layar ponselnya.

Abimanyu menoleh pada Adel yang sedang menatapnya.

“Gimana Mbak Adel, boleh ya saya izinkan istri saya saja. Tidak boleh orang lain.”

Adel bingung, kenapa pula Abimanyu malah bertanya padanya. Dengan dahi berkerut, ia menjawab. “Iya, boleh terserah Mas Abimanyu aja.”

“Rambut saya ini asset paling berharga,” ujar Abimanyu lagi. “Kalau ada yang bilang saya ganteng, ya karena rambut ini.”

“Ya ampun di lihat dari dekat, kamu kok makin ganteng Abi.”

“Masa mbak, bukannya yang ganteng itu Pak Zahir. Bukan begitu, mbak Mona?”

“Ya iyalah,” sahut Mona. “Pak Zahir itu udah ganteng, tajir, royal dan hot di ranjang,” tutur Mona lagi masih fokus tangan kiri dengan ponsel dan tangan kanan memegang sendok.

Ucapan Mona membuatnya menjadi perhatian dari ketiga rekannya termasuk Adel. Mendapati suasana hening, Mona menoleh.

“Kenapa?” tanyanya.

“Kok kamu bisa bilang Pak Zahir hot di ranjang?” tanya Adel. Sungguh ia penasaran, meski ia sudah melewati malam bersama pria itu bahkan ia tidak mengingat dengan jelas.

“Iya, kenapa? Emang udah pernah ML sama beliau?”

“Iya … bukan gitu. Kalau dilihat Pak Zahir itu sehat dan bugar, masa iya dia ada masalah sama urusan begitu. Jangan mikir yang aneh-aneh deh.”

Abimanyu tersenyum miring mendengar penjelasan Mona.

“Iya juga ya. Mana mungkin Pak Zahir impoten. Jadi, penasaran kapan dan sama siapa dia menikah nanti.”

Mona dan Adel sempat saling tatap mendengar itu. Bahkan Adel mengulum senyum dan wajahnya merona, membayangkan ia yang akan menjadi istri Zahir. Andai kedua rekannya ini tahu kalau ia dan Zahir ada urusan dan hubungan, sudah pasti heboh. Namun, Adel tidak lakukan itu. Belum saatnya.

“Itu urusan Tuhan, yang penting di divisi kita ada dua orang yang penampakannya bikin hati meleyot.”

“Dua orang itu siapa?” tanya Adel.

“Pak Zahir dan Mas Abimanyu.”

“Emangnya saya hantu dibilang penampakan,” sahut Abimanyu lalu berdiri dari kursinya. “Jangan lupa mejanya di lap ya, saya juga lapar mau ke kantin.”

“Abimanyu.”

Semua menoleh ke arah pintu dan mengangguk pada Desi. Staf Marketing yang cukup senior bahkan menjadi salah satu ketua tim.

“Iya, mbak.”

“Abi, tinta printer di meja aku habis. Bantu isi dong,” titah Desi dengan nada manja dan lembut. 

“Oh, nanti saya cek mbak.”

“Sekarang aja,” ujar Desi lagi bahkan sambil memeluk lengan Abimanyu. “Yuk!”

“Tapi saya ….” Abimanyu menunjuk ke arah meja.

“Udahlah, biar mereka beresin sendiri. Hei, jangan nyampah. Awas kalau kalian nggak rapihkan lagi ruangan ini. Bentar lagi waktu istirahat habis, nggak usah nambah jam istirahat untuk gibahin saya di sini. Ayo, Abi.”

“Idih, sok kecakepan,” ujar Mona saat Desi dan Abimanyu sudah meninggalkan pantry.

“Aku dengar ya,” terdengar teriakan Desi.

“Eh, nantang dia.”

“Mon, udah ,” seru Adel. “Selesaikan makan terus kita balik kerja lagi. Nggak usah nantangin Mbak Desi.”

“Lihat aja kalau aku udah selevel sama dia, habis aku unyeng-unyeng,” geram Mona bahkan sambil menggeprak meja.

“Kamu mau naik level gimana? Sekarang kita masih magang, boro-boro bisa selevel sama yang junior,” tutur Adel. “Tapi mungkin nggak ya, kalau Mas Abimanyu itu sebenarnya lagi nyamar. Mana tahu dia sebenarnya anak sultan yang lagi gabut.”

“Ngaco, kebanyakan baca drama nggak jelas.”

Mona menoyor kening Adel yang masih terkekeh geli membayangkan imajinasinya. 

1
mery harwati
Zahir sekarang masih masamu menikmati kejayaanmu meski kau dapat dengan cara licik 😜
🎃
pen tak tabok mulutnya si mona
Felycia R. Fernandez
Masih diatas angin ya Mona dan Zahir...
siap siap aja kalian berdua di tendang dari kantor ini...
hebat kamu Mona, totally teman lucknut
Iccha Risa
si Mona sama Zahir kalo jdi pasangan pasti cocok, ngejeplak aja tuh mulut per solatif ga biar ke kunci tuh mulut rese banget
hiro_yoshi74
mona minta di geprek no del bikin esmosi aja
de2 esih
tuh bibir s zahir lemes am!t sih klo ada karet saya tak kincir tuh bibir sampe monyong
de2 esih
tuh bibir s zahir lemes am!t sih klo ada karet saya tak kincir tuh bibir sampe monyong/Awkward/
de2 esih
dikit amat cerita nya sih kak,,dobel dong kak dtyas yg cantik biar tambh cantik🤭😁
Sunaryati
Aku baru mampir langsung suka makan baca marathon sampai bab ini. Tolong Indra jangan sampai goyah pada selingkuhan masa lalunya, dan benar sadar kesalahan pada mendiang istri da Abi putranya. Pastikan lambat laun Zahir , dan Mona dapat balasan atas tindakan biadap terhadap Adel.
Dewi Purnomo
iiiih Zahir sama ortu sendiri kayak gitu.....awas kualat loh....demi ambisi apapun dilibas yaaa ...
Sunaryati
Istrimu ternyata tidak bisa memberimu anak percuma kamu ambisi jabatan dan gaji besar, tapi tak punya pewaris
Felycia R. Fernandez
makanya jangan licik,anak sendiri pun tega merendahkan ibu yang melahirkan nya...
gak punya harga diri dan kehormatan kamu di depan anak mu
hiro_yoshi74
durhakim lu di kutuk jadi mujahir la kapok nu
Siti Dede
Keren, tidak pernah mengecewakan
Siti Dede
Songong ih, masa sama ibunya begitu
Koesbandiana
huh...! dasar anak durhakim....zahiirrr zahiirrr.....
dtyas (ig : dtyas_dtyas): durhakim bin durjahim ya 🤣
total 1 replies
de2 esih
tuh si zahir otak nya dah konslet kali ya,,dah greget pengen nimpuk bneran
Kas Mi: tabok kak klw perlu../Grin//Facepalm/
total 2 replies
hiro_yoshi74
di tunggu balas dendam versi abi .....
kalo perlu zahir nya ngk punya apa " dan tinggal di kontrakan biar kapok
Felycia R. Fernandez
kereeeen Abi 👍👍👍👍
sedia payung sebelum hujan
Iccha Risa
harus itu, dech keenakan Zahir dong kalo didiemin aja balas dendam keren ya mas Abi..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!