NovelToon NovelToon
Hidup Dalam Andai

Hidup Dalam Andai

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:48
Nilai: 5
Nama Author: Romi Bangun

Mengkisahkan Miko yang terjebak lingkaran setan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Romi Bangun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ANGKUH

"..makasih ya sayang."

Kalimat yang entah kenapa membuatku merasa utuh sebagai seorang pria.

"Iya sama-sama, udah makan dulu gih."

Malam hari di akhir pekan aku menyempatkan untuk menelpon kekasihku. Tak lupa aku membelikannya makanan dari online.

Sederhana tapi membuatku merasa gagah.

Ngobrol berlangsung lama sampai sekitar dua jam. Dia kangen aku, aku juga kangen dia.

Sayangnya aku tak punya waktu beristirahat lebih lama. Aku harus segera dapat kerja lagi agar hidup lebih aman.

Setelah malam itu aku belum deposit lagi.

Artinya aku sudah bisa mengatur nafsu ini.

Aku menang.

Uang masih banyak, namun semuanya masuk ke kantong pegangan.

Pagi harinya, aku bergegas menuju Bursa Kerja Khusus untuk mencari lowongan pekerjaan.

Jaraknya lumayan, aku harus pakai motor untuk kesana.

Sampai di Bursa Kerja Khusus. Aku memarkirkan motor, kemudian berjalan menuju lobby.

Disana sudah ada petugas yang sedang melayani pencari kerja lainnya.

"Buset… banyak amat pengangguran," gumamku, tanpa sadar bahwa aku sekarang termasuk di antaranya.

Mengamati sekeliling. Tampak ada yang masih muda, mungkin baru lulus. Ada juga yang sudah brewokan.

Tiba giliranku bertanya.

"Permisi pak. Apa ada lowongan untuk Operator Produksi?" tanyaku.

Petugas menoleh ke papan lebar disampingnya. Mencari tipe lowongan yang seperti ku harapkan.

"Ada mas. Maksimal umur 20... PT bagus ini mas." ungkapnya.

Aku diam sejenak. Kemudian menjawabnya.

"Saya udah 21 tahun pak? Apakah masih bisa barangkali?"

Petugas menoleh ke arahku sejenak.

"Wah, kalau 21 belum ada lowongan mas. Ini maksimal 20, perusahaan sendiri yang minta."

"Oalah.. baik pak kalau begitu permisi, terimakasih." aku mundur kemudian beranjak pergi.

Gila. Maksimal umurnya memang tak masuk akal. Aku sendiri tak terlalu terkejut karena ini Indonesia.

Mungkin jumlah pengangguran semakin banyak. Pikirku sambil memakai helem, menyalakan motor, kemudian pergi dari BKK.

Di jalanan, aku melihat sekeliling sambil berkendara pelan.

Melihat pria paruh baya yang berjualan ala kadarnya.

Ibu-ibu yang memikul dagangannya.

Bahkan ada yang mungkin seumuran ku, sedang mengamen di lampu merah.

"Gue termasuk beruntung... tapi gak pernah bersyukur." gumamku.

-

Sesampainya di kos, aku langsung menuju kasur. Berbaring sebentar sambil memejamkan mata, lelah dengan cahaya luar.

Saat aku mengambil ponsel dan membukanya, ada pesan dari Email.

Undangan Psikotest & Interview PT ******

"Nahhh..." ucapku bersorak.

Akhirnya, email yang ku kirim setiap pagi, walau jarang membuahkan hasil.

Jadwalnya besok pagi, pukul delapan.

Ternyata benar, asal mau bergerak, rezeki memang kadang muncul.

Masalahnya, aku sering bergerak ke arah yang salah.

Siang itu aku pergi makan sebentar. Kemudian kembali untuk belajar sedikit.

Aku tak mau sok pintar walau pernah menjalani psikotes. Soalnya biasanya psikotes dibarengi dengan soal Matematika.

"Kalau soal matematika banyak, mampus sih gue.."

Ya, aku payah dalam matematika. Nilai ijazah matematika saja tujuh puluh. Aku saja heran bisa lulus sekolah.

Tapi jika hitung-hitungan angka roulette, aku jagonya.

Ponsel kemudian ku gunakan untuk membuka YouTube. Aku belajar sedikit demi bisa lolos.

Utamanya adalah agar matematika terasa enteng.

Aku belajar sampai kepalaku pusing sendiri. Siang berubah menjadi petang. Aku berbaring sejenak untuk memberi ruang bagi otak.

Setelah rehat beberapa menit, aku melanjutkan belajar sebentar.

Jam menunjukkan pukul 18.45, rasanya cukup. Aku pun berhenti belajar.

Saat berbaring, aku malah terpikirkan skenario setelah lolos psikotes dan diterima kerja.

Rasanya enteng. Ini membuatku semakin optimis.

"Masih jam segini," pikirku

"Cek slot sebentar sebelum tidur juga gak masalah.."

Deposit Rp50.000 via QRIS telah berhasil

Aku deposit karena ingin. Cuma lima puluh. Besok juga pasti akan diganti kalau sudah kerja.

Kalau lolos.

Kalaupun tidak lolos, cuma lima puluh.

Cling... Cling... Clingg

Naga China melahap lima puluh ribuku dengan ganas. Hanya dalam waktu dua menit saldonya habis.

"Yaelah... tambahin kali ya, langsung seratus."

Deposit Rp100.000 via QRIS telah berhasil

Dalam beberapa putaran, yang selalu ditunggu akhirnya turun.

Bonus SCATTER 10X Spin Gratis

"Nahhh... apa kata gue.."

"...cacing-cacing naga-naga."

Mata berbinar. Tatapan fokus. Badanku merinding sekujur tubuh. Sudah lama aku tidak mendapatkan bonus ini.

Rolling simbol terus berputar. Warna emas memenuhi reels. Hingga akhirnya.

Kamu menang Rp4.342.782 dalam 10x Spin Gratis

Kejam.

Kenapa momen seperti ini datang sekarang, saat aku merasa tidak lagi membutuhkannya?

Dibalik pertanyaan itu, aku bangga. Aku menang lagi. Strategi deposit kecil-kecilan ku berhasil.

Kalau direncanakan seperti ini terus, pasti hasilnya rapi. Aku yakin dengan hal itu.

Berhenti judol adalah pilihan konyol untukku sekarang.

-

Melihat angka yang lumayan, aku segera berhenti. Kemudian menariknya ke mobile banking untuk diamankan.

Waktu menunjukan pukul 01.58, ternyata aku bermain cukup lama.

Sementara besok, aku harus menjalani seleksi kerja.

Membayangkan soal psikotes khususnya matematika saya sudah membuatku sakit kepala.

Saat ku sadari, ternyata ada yang berbeda. Akhir-akhir ini aku mengeluh dengan membatin, bukan mengumpat.

Artinya hidup yang kujalani sekarang sudah lebih baik. Di saat seperti ini yang perlu dilakukan hanyalah bersyukur.

Hutang nol.

Pegangan bertambah.

"Mantap.." gumamku lirih sebelum kemudian memejamkan mata.

-

-

-

Drrrttt drrttt

Suara alarm.

Suara yang berulang.

Terus berulang.

Drrttt drrrrttt

"Gahhh.."

Aku terbangun dengan kejut. Seakan sehabis bermimpi buruk padahal tidak. Kemudian mematikan alarm yang masih berisik.

Dari kasur, aku beranjak ke kamar mandi. Tapi sebelum benar-benar masuk...

"LOH, JAM BERAPA INI?!"

Aku terengah dan segera kembali ke kasur, memeriksa ponsel.

Waktu dengan jelas menunjukan pukul delapan lebih dua puluh.

Aku terlambat bangun.

Dua puluh menit yang cukup mengubah segalanya.

Otot-otot badan yang tadinya tegang perlahan tenang. Bahu yang tadinya naik turun perlahan.

"Fuhhh...."

"...tai lah."

Pertama kali setelah sekian hari aku tidak mengumpat.

Aku mengotak-atik ponsel, berusaha mencari cara menghubungi rekrutmen. Namun ternyata sulit. Aku tidak bisa.

Dalam panggilan email, tidak dicantumkan nomor pribadi HRD atau tim rekrutmen. Kalau membalas dari email, kecil kemungkinan akan dibaca.

Tenang. Aku menenangkan diri. Minum air putih dari botol kemasan. Kemudian mengambil sebatang rokok.

Crkk crkk... whusss

Asap rokok memenuhi kamar kos pagi ini. Selain asap, umpatan juga semakin sering ku lontarkan.

"Anjing lah... "

Sungguh sayang sekali. Panggilan kerja yang sulit didapat malah ku sia-siakan. Seakan dapat kerja itu mudah.

Tapi di sela penyesalan itu, aku mengingat akar masalah. Hal yang membuatku bisa kesiangan hari ini.

"Ohh iya.... semalem abis lembur ngalahin naga.."

"Gue juga gak nyetel alarm keras, cuma setengah volume.."

"...pantesan."

Kalimat yang menenangkan. Aku semalam terlalu bahagia hingga kurang fokus.

Yah... Setidaknya aku masih punya tambahan uang untuk berusaha lagi.

Untung saja semalam aku menang.

Kalau tidak, aku mungkin akan menyalahkan nasib. Sekarang, aku hanya menyalahkan jam.

Dan mungkin perusahaan yang memanggilku seleksi memang belum rezeki ku.

Aku masih punya banyak kesempatan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!