Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 joging
"Minggir gue mau lewat!! Ngapain sih Lu menghalangi jalan gue.. Dengar baik-baik ya..! Kakak sepupu penghianat, gue perempuan yang penuh percaya diri. Tidak perlu gue pakai susuk konde ,susu kantil, susuk buaya. Atau segala jenis susuk yang lain. Gue sudah cantik sejak lahir, Lu tidak melihat foto nyokap gue yang cantik jelita dan bokap gue yang ganteng,kecantikan gue perpaduan dari emak dan bapak gue!! Intinya gua cantik dari orok. Gue,bahkan tidak tahu Menau yang namanya susuk itu seperti apa ?? kalau Lu bisa bicara mengenai susuk..?? Itu Artinya yang pakai susuk lu!! Maling teriak maling."ucap Lina sengit.
"Kalau lu sudah sehat tinggalkan rumah ini!! Numpang tapi banyak bicara, apalagi kalau Lu tuan rumah bisa-bisa gue lu jadiin babu"Alina menabrak bahu Ira dengan bahunya.. Ira mencak-mencak menahan emosi.
"Lu lihat saja nanti, gue akan merebut cowok lu, gue pastikan Evan akan jadi milik gue!!"ucap Ira penuh percaya diri, selama Ira berada di rumah Alina.. ia tidur satu kamar dengan Hamidah, subandi memang tidak pernah satu kamar lagi dengan Hamidah. Bahkan makan dan minum pun Subandi sendiri ..Ia tidak mau makan masakan Hamidah lagi dan minum yang disediakan Hamidah ,Semenjak dia melihat dengan mata dan kepalanya sendiri Hamidah memasukkan sesuatu ke makanan dan minuman yang dipersiapkan untuknya..
Entah apa tujuannya, yang pasti bukan buat kebaikan.Mungkin supaya Subandi menurut semua perintah Hamidah.
"Ibu harus melakukan sesuatu untukku, Cowok yang melamar Ira bukan cowok kaleng-kaleng..Ibu mau tahu Pria itu memberi Alena black card, tahu tidak black card itu apa Bu? Kartu buat belanja yang tidak ada limitnya.. mau beli apa saja bisa, bahkan membeli negara Indonesia ini juga bisa. Itu artinya calon suaminya Alina bukan orang sembarangan.. Dan ibu harus membantu aku untuk merebutnya seperti Ibu membantu aku merebut Ardi dulu."Hamidah terlonjak kaget, mendengar Alina dilamar oleh pria kaya raya, Hamidah kesal dengan Subandi Hal sepenting ini Subandi tidak melibatkan dirinya lagi sebagai istrinya.
Wanita paruh baya itu, masih tidak percaya jika kehadiran laki-laki tampan itu. Ingin melamar Alina, dan dia seperti orang tolol yang tidak tahu menau mengenai hal itu.
"Ahh...kamu becanda Ira!!Mana mungkin orang kaya raya, seorang konglomerat mau dengan Alina. Sekolah saja hanya tamatan sekolah menengah Atas. Masa mau menikah dengan anak konglomerat seperti itu."Hamidah tidak terima mendengar berita dari Ira.
" ibu sudah tidak bisa membantumu lagi Ira! Kamu cari bantuan lain terserah kamu mau melakukan apa saja bebas. Yang penting ibu tidak terlibat dalam rencana kamu"ucap Hamidah.
Jauh di lubuk hati yang paling dalam, Hamidah tidak senang jika anak tirinya itu mendapatkan keberuntungan menikah dengan seorang anak Konglomerat dinegeri ini..
"Ira benar, aku harus melakukan sesuatu untuk anakku.. jika Ira tidak Bisa memiliki lelaki kaya raya itu, demikian pula Lena dia tidak boleh menikah dan hidup bahagia bersama laki-laki kaya itu."Gumam Hamidah.
****
"Sayang, mas sudah sampai rumah ya. Kamu hati-hati di rumah,oh ya, Mas tidak suka ada perempuan itu di rumah kamu sayang!! Jika sudah sehat suruh suaminya menjemput sayang, dan kamu jangan sampai bertemu dengan laki-laki itu ."isi pesan Evan.
"Alhamdulillah kalau sudah sampai, iya mas Aku akan minta bapak, minta orang itu pulang dari rumah ibu! Ia selalu Bikin kekacauan saja di sini."jawab Alena.
"Ya sudah tidur sana, biar besok fit dan sehat.. kalau butuh ide, atau butuh yang lain jangan sungkan-sungkan untuk berbicara dengan Mas, dan minta pendapat Mas.. mulai saat ini kamu harus terbiasa berbicara apapun mengenai masalahmu dengan Mas. Itu harus mengerti." Isi WhatsApp Muhammad Evan.
Alina sangat bahagia sekali dan terharu membaca pesan Evan, hanya membaca pesannya saja seolah-olah beban di pundaknya berkurang dan terasa ringan.
"Baik Masku, dan terima kasih Sudah sayang sama aku, dan telah melamar ku menjadikan istri Mas..Semoga Allah subhanahu wa ta'ala merestui hubungan kita. Segala rencana dan urusan itu Amin."ucap Alina.ia sangat tulus mengatakan semua itu, Alina memang sangat terharu dan bahagia ada seorang laki-laki selain bapaknya yang menyayanginya dengan tulus...
"Tidak perlu berterima kasih sayang! Yang seharusnya berterima kasih Mas. Kamu bersedia menerima lamaran dan bersedia menikah dengan seorang duda. Mas sangat bersyukur sekali..Dan Mas janji akan membahagiakan mu semampu Mas. Dan tidak akan menyakiti hatimu dan membuat mu menangis.." saling berbalas pesan sehingga keduanya tertidur dengan sendiri di kediaman mereka masing-masing..
Entah sampai di mana pembahasan mereka berdua. Yang sudah pasti kedua anak manusia yang sedang jatuh cinta ini. Membahas tentang masa depan mereka.
Keesokan paginya Alina sudah buat janji dengan Wita.. kedua sahabat itu, ingin menikmati jogging pagi di sebuah taman.
"Pak! Alina mau jogging sama Wita. Kami sudah bikin janji kemarin, dan ketemuan di taman Nusa indah."Alina berpamitan dengan Pak Subandi sambil mencium tangan suami dengan takzim..
"Hati-hati ya nduk, hari ini tukang Bapak libur kan.. dan akan bekerja lagi besok pagi.. supaya kamu bisa istirahat dengan tenang dan bisa menikmati hari libur tanpa terganggu dengan bunyi ketokan Palu,yang di ciptakan oleh para tukang."ucap Subandi.
"Terima kasih Pak, oh ya, apa uang yang bapak pegang sudah habis??, kalau sudah habis,Bapak ambil saja di ATM Alina ya nomor pin-nya tanggal, tahun, dan bulan meninggalnya Ibu. Bapak hati-hati menyimpan uang jangan sampai ke hipnotis di rumah sendiri, pokoknya Ambil saja jika Bapak membutuhkan uang tidak usah menunggu Alina untuk menarik di ATM."Subandi tersenyum dan mengangguk.
Sebenarnya Subandi sudah Lelah menjalani hidup berumah tangga dengan Hamidah. hatinya terasa hampa sekali. Apalagi ia mengetahui Hamidah bermain curang dengan memasukkan sesuatu di minuman kopi yang dibuat oleh Hamidah entah sejak kapan Hamidah melakukan itu..
"Insya Allah nak, Bapak tidak akan terhipnotis.. ya, sudah kamu hati-hati ya, jangan ngebut bawa motornya.."Alina menggangguk, lalu ia menarik tuas motornya melaju ke jalan Raya. Menuju taman di mana dia dan Wita sudah bikin janji..
Hanya mengendarai kendaraan 20 menit, Alina sudah sampai di taman Nusa indah. Yang sudah penuh dengan umat Tuhan dengan berbagai macam aktivitasnya..
Dan suasana pagi ini sangat cerah, sinar mentari menyinari bumi dan seisinya..
"Assalamualaikum Wita, sudah lama menunggu kah? Sorry telat, maklum gadis rumah tangga ini.. Sibuk tidak tentu arah hehehe."tanya Alena saat bertemu dengan sahabatnya Juwita..