Menceritakan kisah seorang pemuda yang mempunyai rasa trauma di masa kecilnya. Dan rasa trauma itu disebabkan oleh keluarganya sendiri yang sangat membenci kehadiran dirinya. Saga, di usir dari rumah karena telah dituduh menyakiti adik lain ibu dari ayahnya, Saga juga sering di hina dan di caci maki oleh ayah serta kakak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya Saga keluar dari rumah yang seperti neraka dan hidup di dunia luar. Banyak kejadian menyakitkan yang Saga alami, tapi semua itu telah menjadi pecut untuk dirinya agar bisa menjadi lebih kuat dan juga tahan banting. Sampai akhirnya Saga bergabung dengan kelompok Gengster, dan bertarung melawan banyak Gengster yang menjadi musuhnya? Dan beberapa tahun kemudian, Saga bertemu dengan adik tirinya itu, yang ternyata merupakan musuh bebuyutan dari kelompok mafia miliknya. Di saat itulah pembalasan dendam akan dia mulai. Sagara berjanji akan menghabisi seluruh orang yang telah membuat hidup nya menjadi menderita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Vero Terhadap Saga
Tanpa terasa pagi sudah datang menyapa. Sedangkan di rumah milik tuan Abimanyu, ibu Marisa bersama kekasihnya Ronald masih terus duduk di samping ranjang milik Vero, sambil menunggu anak itu siuman.
Hingga tepat pukul 6 pagi, akhirnya Vero mulai membuka kedua bola matanya. Dia merintih kesakitan saat merasakan seluruh tubuhnya terasa perih dan juga sakit.
"Argghh! Sakit ma. Tubuhku sangat sakit." teriak Vero sambil memegang wajahnya yang lebam berwarna biru.
Marisa dan Ronald langsung bangkit dan membungkuk melihat keadaan Vero, sedangkan Vero yang melihat kehadiran pria asing di depan matanya tampak menatap dengan tatapan tak suka. Lalu dia berusaha duduk di ranjang sambil terus menatap ke wajah Ronald.
"Ayo pelan pelan sayang, biar mama bantu." ucap Marisa kepada putranya itu.
"Ma. Siapa pria paruh baya ini? Jangan bilang kalau mama sudah selingkuh dengan pria ini!" tanya Vero dengan nada tak suka.
Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Vero, Marisa pun langsung menenangkan pemuda tersebut. Sedangkan Ronald tampak memasang wajah kesal karena putranya sendiri terlihat begitu tidak menyukainya.
"Vero. Kamu tidak boleh berkata seperti itu nak."
"Memangnya kenapa? Aku tidak suka kalau mama berhubungan dengan pria lain! Walaupun papa Abimanyu sudah tidak bisa berjalan lagi, tapi aku lebih suka kalau mama tetap setia padanya." omel Vero sambil menatap sinis ke wajah Ronald.
Sedangkan Ronald yang mendengar perkataan dari Vero menjadi sangat kesal. Lalu di langsung meninju lemari yang ada di sampingnya berdiri.
Bukkkk......
"Aarrggh!!!" teriak Marisa dengan sangat terkejut.
Wajah Ronald berubah menjadi menyeramkan. Dia benar benar sangat membenci mendengar perkataan Vero yang terus memuji muji Abimanyu.
Sedangkan Vero yang menatap wajah pria paruh baya itu menjadi ketakutan, lalu dia pun menarik tangan mamanya guna meminta perlindungan kepada mamanya itu.
"Ma! Aku takut sama orang itu ma! Cepat usir dia dari dalam kamarku!" titah Vero kepada mamanya.
"Nak! Kamu jangan berkata seperti itu. Pria itu adalah ayah kandung kamu Vero."
"Apa..! Tidak, mama pasti bercanda. Mana mungkin aku mempunyai ayah seperti dia!" tolak Vero tidak percaya.
Ronald yang mendengar hinaan dari putranya semakin meradang marah. Lalu dengan sangat geram dia melangkah mendekati ranjang dan langsung mencengkram kuat baju kaos oblong yang dikenakan oleh pemuda itu.
Krekkk.....
"Dasar anak sialan! Kau jangan membuatku marah Vero!" bentak Ronald menatap tajam ke wajah Vero.
Marisa dan juga Vero yang melihat perlakuan kasar Ronald menjadi sangat terkejut. Tubuh Vero langsung bergetar hebat karena merasa takut, sedangkan Marisa berusaha keras untuk melepaskan cengkraman yang dilayangkan oleh kekasihnya itu.
"Mas! Tahan emosimu mas. Kamu tidak boleh bersikap kasar kepada putra kita!" ucap Marisa yang lagi lagi berhasil membuat Vero menatap terkejut.
"Apa..! Ma! Apa benar kalau paman ini adalah ayahku?" tanya Vero dengan nada bergetar.
Ronald merasa sangat emosi sekaligus kesal. Namun sebagai seorang ayah dia masih mempunyai hati nurani untuk tidak menyakiti darah dagingnya sendiri. Apalagi saat melihat luka lebam di sekujur wajah Vero, tentu saja Ronald tidak tega kalau harus menambahkan luka baru di wajah pemuda tersebut.
"Argghh! Sial. Dasar anak sialan! Kau sungguh sangat menjengkelkan Vero!" maki Ronald sambil melepaskan cengkraman di baju pemuda itu.
Vero yang terbebas dari cengkraman tersebut langsung bernafas lega. Begitu pula dengan Marisa, yang langsung berhambur memeluk tubuh Ronald.
"Mas. Jangan marah mas. Maaf kalau Vero sudah membuatmu sakit hati." ucap Marisa meminta maaf.
"Hah! Kenapa anak itu sangat sombong dan arogan? Bahkan dia tidak mau mengakui sebagai ayah kandungnya! Apa karena wajahku tidak setampan Abimanyu? Makanya dia malu menjadi putraku?" tanya Vero sambil menunjuk ke arah Vero.
"Tidak. Tidak seperti itu mas. Vero memang merupakan anak yang nakal. Tapi dia tidak akan malu menjadi putra dari orang hebat seperti mu." jelas Marisa membuat Ronald mulai merasa tenang.
Hingga tak lama kemudian, suasana di dalam kamar Vero sudah kembali hening. Lalu Vero pun meminta maaf kepada ayahnya itu.
"Ayah! Tolong maafkan aku, aku sungguh tidak tahu kalau kamu adalah ayah kandungku." ucap Vero sambil menatap lekat ke wajah Ronald.
Sedangkan Ronald yang mendengar permintaan maaf itu segera melangkah mendekati Vero, lalu dia memegang kedua bahu Vero sambil mengucapkan perkataan yang membuat Vero tersenyum bangga.
"Aku sudah memaafkanmu Vero. Tapi harus kau tahu! Kalau ayahmu ini bukanlah orang biasa. Aku merupakan Ketua dari klan Mafia bernama Black Red, dan aku juga mempunyai kekayaan yang cukup banyak. Jadi kau tidak perlu malu memiliki ayah seperti aku Vero." jelas Ronald membuat Vero semakin tersenyum bangga.
"Apa! Jadi ayah adalah seorang ketua klan mafia Black Red?"
"Iya. Apa kau mengenal kelompok mafia itu?"
"Aku tidak mengenalnya, tapi aku pernah mendengarnya ayah. Sungguh aku sangat bahagia setelah mengetahui ini semua ayah." puji Vero dan langsung memeluk tubuh pria tersebut.
Marisa yang melihat kebahagiaan putranya juga ikut tersenyum manis. Hingga tak lama kemudian, Ronald mulai melerai pelukannya dan bertanya kepada Vero.
"Vero. Sekarang ayo ceritakan kepada ku, siapa orang yang telah membuatmu sampai babak belur seperti ini?" tanya Ronald menatap penasaran.
"Benar nak. Cepat katakan dengan jujur. Apa kamu mengetahui wajah dari orang yang sudah menyerangmu?" timpal Marisa yang ikut bertanya.
Vero yang mendengar pertanyaan itu langsung terdiam sejenak, di dalam benaknya dia tengah mengingat kembali mata dari kedua pria yang sudah mengajarnya. Hingga detik kemudian, Vero melototkan mata dengan sempurna, saat mulia mengenali pancaran mata dari salah satu pria yang memakai penutup wajah itu.
"Ma! Aku ingat ma. Kedua pria itu mengenakan penutup di wajah mereka, jadi aku tidak bisa melihat jelas siapa mereka berdua. Tapi aku bisa mengenali sorotan mata dari salah satu pria itu ma, dan aku rasa pemilik dari mata tersebut adalah Saga Abimanyu."
"Apa..! Saga!" teriak Marisa dengan begitu histeris.
Wajah Marisa langsung berubah memerah, dan dia benar benar membenci pemuda yang dia kira sudah mati sejak lama.
"Kurang ajar! Dasar Saga sialan! Kamu harus segera menghabisinya mas!" pinta Marisa kepada Ronald.
Tanpa mereka bertiga sadari, kalau saat ini di depan gerbang rumah ada dua orang cleaning service AC yang sudah masuk ke dalam rumah milik Tuan Abimanyu dengan diantarkan langsung oleh pak Budi satpam Komplek di perumahan tersebut.
Para anak buah Ronald tidak merasa curiga sama sekali, sehingga kedua pria itu bisa masuk dengan bebas dengan menyamar menjadi tukang servis AC.
"Saatnya beraksi." gumam Saga di dalam hatinya.
Kira Kira Saga berhasil gak ya? Ayo komen di bawah