[∆Larang meniru karya asli Wuna.Chanz∆] Berlian Gozhali, anak bungsu dari keluarga emas Gozhali gagal lolos ujian kerja di perusahaan, membuat dirinya di siksa dan di tindas oleh keluarganya, Tyno Gozhali, kepala keluarga Gozhali memutuskan untuk menjual Berlian ke seorang Boss Mafia paling berkuasa di negaranya, apakah nasibnya semakin buruk? atau baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wuna.Chanz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memalukan
...BRAKK!!!...
...Sebuah tangan pria yang besar berada di samping kepala Berlian, menyentuh dinding, Berlian sedikit terkejut, lalu berbalik ke belakang, melihat seorang pria Mafia, Berlian menatap ke dadanya lebih tepatnya menatap ke arah papan nama... Tapi pria itu berbicara dengan cukup keras....
..."Heh anak baru, mata gue di sini", Sebelum Berlian sempat membaca papan nama Mafia itu, mafia itu memukul lagi dinding, membuat Berlian sedikit terkejut lalu menatap ke mata pria itu, pria itu menyeringai puas melihat Berlian yang terkejut, Berlian mengangguk pelan, menjawab dengan sedikit takut....
..."Iya senior ada apa kamu ke sini?", pria itu tersenyum puas mendengar panggilan senior dari Berlian membuat pria itu lebih sombong, pria itu mundur, menyilang lengannya di depan dada, beberapa teman pria itu datang, berbicara dengan suara sedikit keras untuk memanggil pria di depanku....
..."Jacob, ngapain lu di sini?", pria itu ternyata bernama Jacob, Jacob menoleh ke temannya, menunjuk ke arah Berlian dengan kepala nya, Berlian membaca papan nama kedua teman Jacob, Alvin, dan Kieran, Berlian berbicara di hatinya....
...* Senior Kieran pakai dasi biru? assisten nya Felix? keren!, pantesan aja dia keliatan yang paling profesional dari kedua pria menyebalkan ini *...
...Keduanya menoleh ke Berlian, sambil tersenyum tertarik, Alvin berbicara dengan sombongnya....
..."Huh? junior baru? asik dong", Kieran hanya diam memperhatikan penampilan Berlian dengan rinci, lalu Kieran berbicara dengan dingin dan datar seperti tidak peduli tapi terpaksa peduli....
..."Setidaknya penampilan nya tidak terlalu buruk untuk junior baru", Berlin tersenyum lalu mengangguk merasa senang dengan pujiannya, Berlian menjawab dengan senang....
..."Ter--", Kieran menyela dengan dingin tapi tajam....
..."Jangan salah paham, ini bukan pujian, ini peringatan buat kamu biar penampilan mu di tingkatkan lagi, lebih disiplin, lebih profesional dan juga lebih rapih, rambut mu juga, panjang dan... seperti habis kena bencana, ini alasan kenapa Boss atur gaya rambut perempuan jadi gaya rambut bob, alasannya agar bersiap-siap kerja lebih cepat dan efesien, dan juga agar selalu rapih", Berlian mengangguk, menghargai peringatan dari Kakak seniornya dan penjelasannya, Berlian mau menjawab tapi Jacob menyela....
..."Heh junior, buatin aku kopi", Kieran memukul kepalanya dengan tamparan....
...Duk!...
...Jacob terkejut memegang kepala belakang nya lalu menoleh ke arah Kieran dengan wajah heran dan penuh pertanyaan, Kieran menatap tajam ke arah Jacob, sebelum Kieran berbicara dengan tegas....
..."Memalukan, itu termasuk gak sopan, dan melanggar aturan, memerintah junior secara tidak resmi atau memerintahkan junior di luar tugas kerja, itu di larang, yang artinya dilarang memerintah junior untuk kesenangan, sungguh memalukan, sebagai senior tidak tau aturan", Jacob cemberut, Alvin menyandarkan lengannya di atas bahu Kieran, membuat Kieran menoleh, Alvin berbicara dengan gaul sedikit merayu Kieran....
..."Kakak senior, lu selalu kuno, membosankan tau, sekali kalilah kita seru seruan sama adik junior baru ini, lagian dia keliatan oke buat jadi babu kita, kita berdua tau kalau kakak senior disiplin tinggi, pasti lu cape sama semua peraturan ini, kan? bersantai dikit gak salahkan?", Kieran menghela nafas membenarkan posisi kacamatanya sebelum jawab....
..."Yaudah aku ikut, tapi aku gak bakal ikut memerintah, aku menonton saja", Alvin tersenyum puas, lalu ketiga pria itu menatap kembali ke Berlian, Berlian tersentak dengan tatapan ketiga pria itu yang langsung mengarah ke arahnya membuat kecemasan sosial Berlian meningkat lagi, Jacob dan Alvin tersenyum licik, sedangkan Kieran hanya diam saja memperhatikan dengan tajam dan dingin, Jacob mendekat selangkah, berbicara dengan sinis....
..."Gue ulangin perintah dari gue, buatkan gue kopi hitam", Jacob menghilangkan kedua tangannya di depan dadanya, menunggu Berlian bekerja, Berlian terdiam bingung harus menurut atau tidak, lalu Berlian menatap ke Jacob, menjawab dengan suara datar tidak bersalah....
..."Senior, kamu kayak gak punya kaki sama tangan buat digunain, kalau bisa sendiri kenapa harus nyuruh aku? kalau kaki sama tangan kamu gak guna, potong aja, biar lebih efesien, kan?", ucap Berlian dengan nada yang lembut tanpa bersalah mengatai Seniornya sendiri, Jacob terkejut lalu memasang wajah marah, Alvin tertawa terbahak-bahak, Kieran tersenyum tipis dengan dingin sambil menggelengkan kepalanya, Alvin memukul bahu Jacob dengan tertawa terbahak-bahak, Alvin berbicara dengan suara tertawa....
..."Mampus lu! langsung kena mental sama junior baru!", Jacob menatap kesal ke Alvin lalu mendorongnya membuat Alvin menabrak tubuh Kieran, Berlian terkekeh geli melihat sikap ketiga seniornya ini....
...Prok~ Prok~ Prok~ Prok~...
...Suara tepuk tangan secara tiba tiba membuat kita berempat terdiam lalu menoleh ke sumber suara, Jacob dan Alvin terkejut membelalak, sedang Kieran hanya tersenyum....
...-Bersambung-...
...Buku Harian Kieran...
...Hari ini aku bekerja....
...Buku Harian Kieran...
...Hari ini aku belajar disiplin dan bela diri....
...Buku Harian Kieran...
...Hari ini aku istirahat....
...Buku Harian Trauma Rahasia Jacob...
...Trauma ku hanya di ketahui Felix dan Martin, aku menjadi budak pelampiasan amarah dari Ibu tiriku yang mengadopsi ku dari panti asuhan, aku tetap menurut dan membiarkan ibu tiriku mencambuk ku dengan ikat pinggangnya karena dia mencuci otak ku dengan kata kata "Bersyukurlah dan patuhlah karena aku sudah mau mengadopsi kamu yang tidak berguna! gak bakal ada yang mau mengasuh kamu selain aku! itu kenapa gak ada yang mau adopsi kamu selama bertahun-tahun!" bodoh nya aku mempercayai itu, aku terus berteriak dan memohon ampun pada ibu tiriku yang terus melampiaskan amarahnya padaku, suatu saat ada yang membobol masuk ke rumah ku yang di tepi kota, dan itu adalah Tuan Felix penyelamat hidupku, dia membiarkan aku bekerja untuknya dan melakukan apapun yang aku suka tapi tetap bekerja untuknya, semua ketakutan ku hilang setelah bersama Genova, dan aku akui aku memang mafia berandalan yang suka mengganggu mafia-mafia ku, tapi jelas mereka melawan balik, tapi aku hanya tertawa dan meminta maaf dengan tulus dan memberikan hadiah sebagai minta maaf setelah nya, karena aku menyayangi semua mafia ku yang memiliki trauma masing-masing, tapi aku tetap di didik dengan kasih sayang sama rata, aku tau aku kriminalitas sekarang, tapi aku tetap bahagia dengan kehidupan ku yang jauh lebih baik daripada mati di tangan ibu tiriku....