NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 12

“Huuaaaaa… Kenapa kau lama.. Aku takut Mati… huaaaaa” setelah menangis dan meluapkan rasa takutnya, tubuh Ara langsung lemas.

Dengan sigap, Max menangkap tubuh Ara. Namun saat tangan Max tepat memegang punggung Ara, tangannya terasa basah.

(darah!) ucap Max dalam hati saat melihat tangannya berlumuran darah.

Max pun lantas melihat punggung Ara. Ternyata di punggungnya ada luka bekas cakaran binatang yang terhitung masih baru. Dan jika Max tidak salah tebak, luka itu pasti di berikan oleh Blake. Mengingat posisi Blake yang menghadap ke arah Ara dan Desmond.

Max lantas membawa Ara kembali lagi ke Villa uttuk segera mendapatkan perawatan.

***

Pov Max

Setelah Ara pergi Max yang notaben nya seorang penggila kerja lantas berkutat kembali dengan benda pipihnya.

Merasa perkerjaannya sudah beres, Max kemudian mengambil sebatang rokok. Dan saat ia akan membakar puntung rokoknya, tiba – tiba ia teringat dengan Ara. Ia pun tidak jadi membakar rokoknya dan memilih meninggalkan kamarnya untuk melihat apakah Ara tadi sungguhan pergi dari Villanya atau tidak.

Nampak jelas dari wajah Max jika ia sedang mencari seseorang. Kepala pelayan kemudian mendekati Max dan bertanya “Tuan membutuhkan sesuatu?”

“Tidak!” Max kemudian beranjak dari lantai dasar menuju halaman depan. Tetapi ia kembali lagi dan bertanya pada kepala pelayan karena ia tidak melihat Ara sama sekali di sekitar Villanya.

“Apa kau tadi melihat Ara?”

“Oh, tadi nona Ara meminta di tunjukkan jalan menuju hutan tuan, kemudian saya mengantarnya lewat halaman belakang. Lalu setelah itu nona Ara masuk ke dalam hutan.” Papar kepala Pelayan.

“Shit! Kenapa tidak melarangnya? Blake dan Desmond berkeliaran bebas di hutan!” Max marah karena kepala pelayan telah membiarkan Ara memasuki hutan dan tidak mencegahnya.

Max pun langsung  berlari memasuki hutan untuk menyusul Ara.

(jangan sampai Blake menemukannya lebih dulu!) ucap Max dalam hati. Harusnya Max acuh dan tak perduli, Tapi entah kenapa dari alam bawah sadarnya menyuruhnya untuk segera mengejar Ara.

Padahal hutan tersebut sangatlah luas, tetapi entah kenapa felling Max mengatakan ia harus berjalan menuju ke arah barat.

Benar saja, dari kejauhan ia melihat dua binatang peliharaannya sedang saling berhadapan. Di belakang Desmond, terlihat Ara yang perlahan menjauh dan bersembunyi di balik pohon.

~

“Kenapa lagi dengan gadis itu Max?” tanya Alexi yang baru datang setelah mengantar Lucian dan Cassandra pulang.

“Hubungi Lucian untuk segera ke markas!” Suara Max tak terbantahkan. Max membawa Ara ke Markas Devil Hand yang ada di kota X.

Dan tanpa bertanya lagi Alexi pun segera menghubungi Lucian.

Akhirnya Lucian tiba di markas, ia pun langsung menuju ke ruang medis. Markas Max bukanlah sekedar markas abal – abal. Di sana semua fasilitas tersedia lengkap bahkan ruang operasi pun ada dan bisa dikatakan peralatan medis yang ada di semua markas Max sama dengan yang ada di rumah sakit internasional.

“Apa yang terjadi Ace?” tanya Lucian begitu memasuki ruang operasi.

“Dia mendapat luka cakaran dari Blake” jawab Max yang tatapannya tertuju pada Ara.

“Tengkurapkan badannya Ace!” tanpa panjang lebar, Lucian langsung melakukan tindakan setelah tahu apa yang telah terjadi.

“Karena di sini tidak ada wanita, jadi bantu aku di sini.” Lucian tidak mau ambil resiko mengingat gadis yang ada di depannya saat ini menurutnya berbeda dengan gadis lain yang pernah mendekati sahabatnya itu.

Saat Lucian akan menyuntikkan anestesi, Ara sadar.

“Ssshhhhhh..” Ara merasakan nyeri di punggungnya.

“Kau akan baik – baik saja!” ucap Max saat mengetahui Ara sudah sadar. Awalnya tanpa sadar tangan Max akan menggenggam tangan Ara. Namun saat tangan Max hampir menyentuh tangan Ara, ia tersadar dan langsung menarik tangannya kembali.

Hal itu tidak luput dari pandangan Lucian. (Sepertinya Max memang ada sesuatu dengan gadis ini.) Batin Lucian.

Saat Ara benar – benar sudah tidak sadar setelah mendapat suntikan anestesi, tiba – tiba monitor EKG berbunyi. Dan terlihat tekanan darah Ara mengalami penurunan akibat banyaknya darah yang keluar.

“Max kita membutuhkan  donor darah! Di markas, kita sudah kehabisan stok darah.”

“Ambil darahku!” ucap Max tegas.

“Baiklah!” Lucian mengikuti apa yang Max inginkan. Ia pun lantas melakukan pengecekan pada golongan darah Ara sebelum ia menerima donor darah dari Max.

*

Hampir satu jam mereka bertiga berada di dalam ruang medis. Semua telah berjalan dengan lancar. Tinggal menunggu Ara sadar dari obat biusnya saja.

“Istirahatlah Ace, tadi kau habis mendonorkan darah mu!” pinta Lucian panda Max.

“Aku baik -  baik saja. Kau istirahatlah! Nanti jika dia sudah siuman, aku akan memanggil mu!” bukannya mengiyakan apa yang Lucian pinta, tetapi malah sebaliknya.

“Ya sudah, panggil aku jika terjadi sesuatu!” percuma jika Lucian berdebat dengan Max, ujungnya tetap ia yang kalah. Jadi lebih baik ia menuruti apa yang Max mau selama itu tidak membahayakan nyawa Max.

Ara ditidurkan dalam posisi menyamping karena punggungnya mendapatkan banyak jahitan.

Lama Max memperhatikan Ara yang masih terpejam. Tanpa sadar, tangan Max lagi – lagi terulur mengusap pipi Ara dengan pelan. Hingga saat pintu ruangan di ketuk, Max kemudian menarik tangannya.

Tok!

Tok!

“Kau makanlah terlebih dahulu, seharian tadi kata kepala pelayan kau belum ada makan!” ucap Alexi memasuki kamar Max sambil membawa baki berisi makanan.

“Taruh saja di meja” sahut Max

~

Makan malam di Asrama

“Kemana Ara? Kenapa tidak bersama dengan kalian?” tanya madam Jasmine saat tidak melihat kehadiran Ara bersama dengan Clara dan teman – temannya.

“Kita tidak bisa menyembunyikan ini terus, sudah bilang saja pada madam Jasmine!” bisik Cloe pada Clara.

Mereka ber empat saling bertatap tatapan.

“Kami juga tidak tahu madam, dimana Ara.” Jawab Evelyn.

“Lalu tadi pagi apa Ara tidak bersama kalian?” tanya madam Jasmine lagi.

“Tadi pagi Ara memang bersama kami madam. Tetapi saat istirahat dan kami akan ke kantin, Ara berkata bahwa ia akan ke toilet terlebih dahulu. Dan setelah itu kami sudah tidak melihat Ara lagi.” Clara memjelaskan apa yang terjadi.

“Baiklah! Kalian makan saja, masalah Ara biar madam yang mencarinya. Dan madam minta, cukup kalian saja yang tahu masalah ini!” ucap Madam Jasmine.

“Baik madam!” jawab mereka berempat bersamaan.

“Semoga tidak terjadi sesuatu dengan Ara.” Cloe betdoa sambil memjamkan Matanya.

“semoga saja!” sahut Clara.

Setelah mendapatkan keterangan dari mereka ber empat, madam Jasmine lantas mengumpukan semua guru dan staf. Madam Jasmine menjelaskan masalah yang telah terjadi.

“tadi siang aku melihatnya di taman belakang, ia berkata bahwa ia sedang mencari kalungnya yang hilang.” Ucap penjaga Asrama setelah mendengar apa yang di jelaskan oleh madam Jasmine.

“Lalu?” tanya madam Jasmine.

“Aku meninggalkannya di taman belakang karena aku masih ada pekerjaan lainnya.” Lanjut penjaga tersebut.

“Tapi menurutku tidak mungkin jika ia kabur dan melewati hutan. Kalian semua tahu jika di hutan tersebut di jaga oleh hewan buas. Jika ia berani, pasti ia sudah disantap binatang tersebut” tambah penjaga itu.

“Anak itu dari datang pertama kali sudah membuat masalah di sini” madam Hilda berucap dengan nada sinis. Ia memang tidak suka dengan Ara karena masalah Ara yang pernah menentang aturan yang ia berikan.

“Sudahlah, kita tidak perlu membahas yang tidak penting! Fokus kita sekarang adalah bagaimana kita menemukan Ara.” Madam Jasmine membijaksanai suasana yang ada.

“Kita cari dulu di area asrama! Pak Alan cari di taman belakang, Pak Austin cari di ruang kelas dan loteng Asrama, Madam Hilda dan Madam Lucinda sisi seluruh ruang Asrama putri, saya akan mengecek CCTV di ruang pengawasan” Akhirnya madam Jasmine membagi tugas kepada beberapa guru dan staf yang ada untuk membantu mencari keberadaan Ara.

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!