NovelToon NovelToon
Kenapa Aku Yang Dihukum ( Anak Pelakor)

Kenapa Aku Yang Dihukum ( Anak Pelakor)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:397.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Dunia Isani seakan runtuh saat Yumi, kakak tirinya, mengandung benih dari calon suaminya. Pernikahan bersama Dafa yang sudah di depan mata, hancur seketika.

"Aku bahagia," Yumi tersenyum seraya mengelus perutnya. "Akhirnya aku bisa membalaskan dendam ibuku. Jika dulu ibumu merebut ayahku, sekarang, aku yang merebut calon suamimu."

Disaat Isani terpuruk, Yusuf, bosnya di kantor, datang dengan sebuah penawaran. "Menikahlah dengaku, San. Balas pengkhianatan mereka dengan elegan. Tersenyum dan tegakkan kepalamu, tunjukkan jika kamu baik-baik saja."

Meski sejatinya Isani tidak mencintai Yusuf, ia terima tawaran bos yang telah lama menyukainya tersebut. Ingin menunjukkan pada Yumi, jika kehilangan Dafa bukanlah akhir baginya, justru sebaliknya, ia mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Dafa.

Namun tanpa Isani ketahui, ternyata Yusuf tidak tulus, laki-laki tersebut juga menyimpan dendam padanya.

"Kamu akan merasakan neraka seperti yang ibuku rasakan Isani," Yusuf tersenyum miring.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Suara gelas yang beradu dengan sendok, menjadi satu-satunya suara di dapur malam itu. Saat rata-rata orang sudah larut dalam tidurnya, Sani masih harus membuatkan wedang jahe untuk Yusuf.

Isani meletakkan segelas wedang jahe panas ke atas meja di depan Yusuf. Ada kepikiran untuk mengganti gula dengan garam saat membuat tadi, namun, itu tak sesuai hati nuraninya, dia tak bisa sejahat itu, apalagi pada orang yang sedang sakit. Ia menarik kursi, duduk berhadapan dengan Yusuf.

Yusuf manarik gelas berisi wedang jahe panas yang masih mengepulkan asap mendekat ke arahnya. Aroma jahenya begitu kuat, ia suka. Dari kecil, ia terbiasa minum aneka rimpang, ibunya yang mengajari. Ia menuang wedang jahe panas ke dalam lapik agar suhunya turun dan bisa segera ia konsumsi. Begitu suhunya dirasa pas, ia mulai meneguknya, dan seketika, rasa hangat dan nyaman menjalar dari tenggorokan hingga perut.

"Makasih."

Mulut Isani menganga, tak percaya kata tersebut meluncur dari bibir seorang Yusuf, laki-laki yang tadi pagi, menatapnya penuh dengan kebencian.

"Tuan Yusuf sebenarnya baik, dia hanya mengalami trauma masa kecil. Hatinya dipenuhi rasa dendam, dan tak tahu harus menyalurkan pada siapa."

Ucapan Bi Wati, terngiang di kepala Sani.

"Boleh aku tanya?" Sani sudah kehilangan rasa kantuk, gak ada salahnyakan, ia menggunakan waktu tengah malam ini untuk bicara dari hati ke hati dengan Yusuf.

"Apa?"

Sani tersenyum mendengar suara ketus Yusuf. Ah, sepertinya wedang jahenya teramat ampuh untuk mengembalikan kondisi tubuh laki-laki itu. Buktinya, sekarang sudah bisa agak ngegas ngomongnya. "Tapi, jawab dengan jujur. Hanya malam ini saja. Malam ini, kita keluarkan apa yang ada di hati kita yang paling dalam. Tidak ada kebohongan, deal?" ia mengulurkan tangan ke arah Yusuf.

Yusuf menghela nafas panjang, lanjut meminum wedang jahenya, mengabaikan Sani.

"Kenapa, gak berani?" Sani tersenyum, menarik kembali tanganya. "Ah, aku lupa, kamukan pecundang."

"Aku bukan pecundang!" Yusuf mendelik kesal, menatap Sani.

"Lalu, kenapa tidak mau menerima tantanganku?"

"Karena aku merasa itu tidak penting."

"Ok, fine. Kalau gitu, aku kembali ke kamar." Sani bangkit, menggeser kursinya ke belakang.

"Tunggu!" Yusuf menahan kepergian Sani. "Baiklah, aku setuju," ia mengulurkan tangannya.

"Ok, deal," Sani menjabat tangan Yusuf, lalu kembali duduk.

"Masih-masing dari kita, hanya punya dua kesempatan bertanya," Yusuf membuat aturan.

"Aku setuju. Siapa dulu?"

"Ladies first."

Sani tersenyum mencibir, sok sok an gentleman, mendahulukan wanita, nyatanya banci, berani main tangan sama perempuan. Ah sudahlah, ia menarik nafas dalam, lalu menghembuskan perlahan. "Dari 0 sampai 10, berapa besar rasa bencimu padaku?"

"9," jawab Yusuf cepat dan yakin, tanpa butuh waktu untuk memikirkan jawabannya.

"Wow!" Sani lumayan terkejut juga. "Hampir sempurna," ia menghela nafas berat. "Tapi gak papa, itu artinya, kamu masih punya 1 sayang buat aku."

Yusuf tersenyum miring. "Aku gak pernah sayang sama kamu."

"Ah iya, aku lupa," Sani terkekeh pelan, berusaha menyembunyikan kekecewaannya. Yusuf begitu apik bermain peran, sampai-sampai, dulu ia mengira laki-laki itu benar-benar cinta padanya. "Kamu hanya pura-pura saja sayang sama aku. Terus, yang 1 itu, rasa apa?"

"Kasihan."

Lagi-lagi, Sani tertawa. "Kamu tahu gak, konsep cinta karena kasihan dari Buya Hamka, yang tertulis dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck? Beliau mengartikan, rasa kasihan sebagai pintu cinta yang tulus. Cinta seperti itu lahir karena rasa empati, yang membuat seseorang tidak mengharapkan imbalan, melainkan hanya ingin membahagiakan dan menjaga."

Yusuf tersenyum, "Jangan terlalu berharap. Rasa kasihanku cuma 1, tak sebanding dengan benci ku yang 9."

"Aku tidak berharap, aku cuma ngasih tahu, itu menurut Buya Hamka," Sani nyengir. "Benci dan cinta itu beda tipis. Allah Maha membolak-balikan hati umatNya. Siapa tahu, benci yang 9 itu, bisa berubah jadi cinta melalui pintu kasihan tadi. Tapi tapi tapi, sekali aku tekankan, aku tidak berharap, cuma ngasih tahu. Takutnya nih, kamu nanti cinta sama aku, tapi tapi tapi, aku udah gak cinta," menjulurkan lidah, mengejek Yusuf.

"Sudah selesai?"

"Apanya?" Sani mengernyit bingung.

"Pertanyaannya," sahut Yusuf kesal. Cepat sekali berubah, beberapa menit yang lalu, ucapannya seperti orang pintar, orang cerdas, sekarang mendadak kayak orang bego.

"Ok, ganti kamu."

"Dari 0 sampai 10, berapa besar rasa cintamu padaku?"

Sani menutup mulut, menahan tawa, sayang keinginan untuk tertawanya begitu kuat, hingga akhirnya meledak juga. "Hahaha."

"Kenapa tertawa?" Sekarang, gantian Yusuf yang bingung.

"Bisa-bisanya ya, tanya kayak gitu. Kayak yakin banget, kalau ada ada rasa cinta ke kamu," Sani masih saja tertawa.

"Lah, barusan tadi kamu bilang, takut aku jatuh cinta, tapi kamu udah gak cinta. Itu artinya, sekarang kamu masih ada cinta."

"Sialan, salah kalimat kayaknya," gerutu Sani dalam hati.

"Selain itu, aku melihat ada cinta di matamu saat kita menikah. Kamu juga terlihat begitu emosi saat aku membawa Irene. Itu semua sudah menjadi bukti kalau kamu mencintaiku. Ingat! Poin utama permainan ini, tidak boleh bohong. Jadi, jawab yang jujur."

"Ok, ok," Sani kembali ke mode serius setelah cukup puas tertawa. "Em..... berapa ya?" mengetuk-ngetuk telunjuk di pelipis. "Em.... 9,9."

Mata Yusuf langsung membulat, ternyata lebih besar dari perkiraannya yang hanya 6 atau 7.

"Eh enggak-enggak, salah ngitung," Sani tiba-tiba menggeleng. "7 kayaknya. Ehh enggak-enggak, 5 kayaknya. Eh, enggak-enggak, 4 deh, atau.... 3,5 ya? Atau.... 1, atau... 0,1?"

"Isani!" Yusuf mendelik kesal.

Sani kembali tertawa. "Aku hanya becanda, jangan mudah ke trigger dong, dikit-dikit marah. Em... berapa ya? Em.... 0,5 keknya. Iya, iya, yang benar 0,5."

Yusuf mendengus kesal, merasa telah dipermainkan sani.

"Cinta itu bisa naik turun," lanjut Isani. "Kamu benar, pas kita nikah, aku cinta sama kamu. Ya mungkin 5 lah. Pas kamu belain aku di depan semua orang, terus kamu kasih aku surprise kamar pengantin, naik jadi 7. Tapi.... pas kamu ngurung aku di paviliun, terjun bebas jadi 3. Dan pas tahu tujuan utama kamu nikahin aku, makin turun deh ke 2. Dan... ini nih gongnya, saat kamu nampar aku untuk yang kedua kalinya di depan Irene, detik itu juga, langsung jadi 0,5."

"Gak mungkin secepat itu?" Yusuf mendengus kesal, ada rasa tak terima.

"Kamu seperti lupa, aku itu tipe cewek yang gampang move on. Ngelupain Dafa yang pacaran bertahun-tahun aja cepet, apalagi cuma ngelupain kamu, yang baru aja falling in love. Itu mah gampang," ia menyentil kelingkingnya.

"Next, pertanyaan kedua," Yusuf sengaja mengalihkan topik.

"Em... antara aku dan Irene, cantik mana?"

1
Felycia R. Fernandez
balasan si baby utun dimulai...
pokoknya jangan mau Baek Baek sama ayahmu ya Nak...pokoknya harus julid terus 🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
mau ikutan viral juga dengan donat yang satu itu Ucup...donat yang muahal dengan bentuk dan rasa yang gak karuan kata² orang yang beli yaaaa
Mamah Nisa
Beneran hamil nih sani...😍
Esther Lestari
wah calon debay nya sudah alergi deket2 bapaknya😂
Patrick Khan
ahhh incup bayik km menolak bapaknya😂😂😂
Lisa Faris
kasihann😄
Ayila Ella
rasain cup tidur diluar loe ntar malam
Diana Fitri.N
semangat kak semangat 🥰
Diana Fitri.N
🤣🤣🤣🤣🤣
Ninik
lha kan dah beli tespek udah dicoba blm trs hasilnya gimana kok jgn2 Sani lupa blm tespek
Niͷg_Nσͷg🕊
wkwkwkkwkwkwakaaaappokkk akhirnya ucup kena hukuman 🤣🤣 sepertinya cadebay, tidak mau dekat2 sama papanya. makanya saat dekat kamu sani langsung mual2, menderita dehh kamu cup? kamu harus puasa selama 9bulan ehhh malah lebih deng 🤣🤣 habis lahiran kan masih puasa lagi wkwkwk bisa puyengg deh kamu cup? biasanya sehari bisa 3x malah lebih 🤣 ini malah nggak tidak sama sekali. alamat migrain deh kamu cup? wkwkwk
yellya
saaabaar cup 😂
sikepang
Sani blm testpack kah??? dh dibeli pak jamal padahal. ga bisa dekat2 ucup sani si utun blm apa2 dh gamau dekat bapaknya🤭🤣
MACA
bawaan bayi...😄
Asih Rahmadhani Bohara
fix sani hamil.. tambah donk kak.
Kar Genjreng
kemana Usup ya sama Sani ko belum muncul
MACA
bawaan bumil palingan
lyani
mau surprise malah sama2 nyesek.
makanya diomongin aja.... ngapain surprise? ngga sesuai keinginan kan jadinya
P_Org
kpn update ny tore
lyani
mdh2n kembar 2 pasang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!