NovelToon NovelToon
Kenapa Aku Yang Dihukum ( Anak Pelakor)

Kenapa Aku Yang Dihukum ( Anak Pelakor)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:572.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Dunia Isani seakan runtuh saat Yumi, kakak tirinya, mengandung benih dari calon suaminya. Pernikahan bersama Dafa yang sudah di depan mata, hancur seketika.

"Aku bahagia," Yumi tersenyum seraya mengelus perutnya. "Akhirnya aku bisa membalaskan dendam ibuku. Jika dulu ibumu merebut ayahku, sekarang, aku yang merebut calon suamimu."

Disaat Isani terpuruk, Yusuf, bosnya di kantor, datang dengan sebuah penawaran. "Menikahlah dengaku, San. Balas pengkhianatan mereka dengan elegan. Tersenyum dan tegakkan kepalamu, tunjukkan jika kamu baik-baik saja."

Meski sejatinya Isani tidak mencintai Yusuf, ia terima tawaran bos yang telah lama menyukainya tersebut. Ingin menunjukkan pada Yumi, jika kehilangan Dafa bukanlah akhir baginya, justru sebaliknya, ia mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Dafa.

Namun tanpa Isani ketahui, ternyata Yusuf tidak tulus, laki-laki tersebut juga menyimpan dendam padanya.

"Kamu akan merasakan neraka seperti yang ibuku rasakan Isani," Yusuf tersenyum miring.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Suara gelas yang beradu dengan sendok, menjadi satu-satunya suara di dapur malam itu. Saat rata-rata orang sudah larut dalam tidurnya, Sani masih harus membuatkan wedang jahe untuk Yusuf.

Isani meletakkan segelas wedang jahe panas ke atas meja di depan Yusuf. Ada kepikiran untuk mengganti gula dengan garam saat membuat tadi, namun, itu tak sesuai hati nuraninya, dia tak bisa sejahat itu, apalagi pada orang yang sedang sakit. Ia menarik kursi, duduk berhadapan dengan Yusuf.

Yusuf manarik gelas berisi wedang jahe panas yang masih mengepulkan asap mendekat ke arahnya. Aroma jahenya begitu kuat, ia suka. Dari kecil, ia terbiasa minum aneka rimpang, ibunya yang mengajari. Ia menuang wedang jahe panas ke dalam lapik agar suhunya turun dan bisa segera ia konsumsi. Begitu suhunya dirasa pas, ia mulai meneguknya, dan seketika, rasa hangat dan nyaman menjalar dari tenggorokan hingga perut.

"Makasih."

Mulut Isani menganga, tak percaya kata tersebut meluncur dari bibir seorang Yusuf, laki-laki yang tadi pagi, menatapnya penuh dengan kebencian.

"Tuan Yusuf sebenarnya baik, dia hanya mengalami trauma masa kecil. Hatinya dipenuhi rasa dendam, dan tak tahu harus menyalurkan pada siapa."

Ucapan Bi Wati, terngiang di kepala Sani.

"Boleh aku tanya?" Sani sudah kehilangan rasa kantuk, gak ada salahnyakan, ia menggunakan waktu tengah malam ini untuk bicara dari hati ke hati dengan Yusuf.

"Apa?"

Sani tersenyum mendengar suara ketus Yusuf. Ah, sepertinya wedang jahenya teramat ampuh untuk mengembalikan kondisi tubuh laki-laki itu. Buktinya, sekarang sudah bisa agak ngegas ngomongnya. "Tapi, jawab dengan jujur. Hanya malam ini saja. Malam ini, kita keluarkan apa yang ada di hati kita yang paling dalam. Tidak ada kebohongan, deal?" ia mengulurkan tangan ke arah Yusuf.

Yusuf menghela nafas panjang, lanjut meminum wedang jahenya, mengabaikan Sani.

"Kenapa, gak berani?" Sani tersenyum, menarik kembali tanganya. "Ah, aku lupa, kamukan pecundang."

"Aku bukan pecundang!" Yusuf mendelik kesal, menatap Sani.

"Lalu, kenapa tidak mau menerima tantanganku?"

"Karena aku merasa itu tidak penting."

"Ok, fine. Kalau gitu, aku kembali ke kamar." Sani bangkit, menggeser kursinya ke belakang.

"Tunggu!" Yusuf menahan kepergian Sani. "Baiklah, aku setuju," ia mengulurkan tangannya.

"Ok, deal," Sani menjabat tangan Yusuf, lalu kembali duduk.

"Masih-masing dari kita, hanya punya dua kesempatan bertanya," Yusuf membuat aturan.

"Aku setuju. Siapa dulu?"

"Ladies first."

Sani tersenyum mencibir, sok sok an gentleman, mendahulukan wanita, nyatanya banci, berani main tangan sama perempuan. Ah sudahlah, ia menarik nafas dalam, lalu menghembuskan perlahan. "Dari 0 sampai 10, berapa besar rasa bencimu padaku?"

"9," jawab Yusuf cepat dan yakin, tanpa butuh waktu untuk memikirkan jawabannya.

"Wow!" Sani lumayan terkejut juga. "Hampir sempurna," ia menghela nafas berat. "Tapi gak papa, itu artinya, kamu masih punya 1 sayang buat aku."

Yusuf tersenyum miring. "Aku gak pernah sayang sama kamu."

"Ah iya, aku lupa," Sani terkekeh pelan, berusaha menyembunyikan kekecewaannya. Yusuf begitu apik bermain peran, sampai-sampai, dulu ia mengira laki-laki itu benar-benar cinta padanya. "Kamu hanya pura-pura saja sayang sama aku. Terus, yang 1 itu, rasa apa?"

"Kasihan."

Lagi-lagi, Sani tertawa. "Kamu tahu gak, konsep cinta karena kasihan dari Buya Hamka, yang tertulis dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck? Beliau mengartikan, rasa kasihan sebagai pintu cinta yang tulus. Cinta seperti itu lahir karena rasa empati, yang membuat seseorang tidak mengharapkan imbalan, melainkan hanya ingin membahagiakan dan menjaga."

Yusuf tersenyum, "Jangan terlalu berharap. Rasa kasihanku cuma 1, tak sebanding dengan benci ku yang 9."

"Aku tidak berharap, aku cuma ngasih tahu, itu menurut Buya Hamka," Sani nyengir. "Benci dan cinta itu beda tipis. Allah Maha membolak-balikan hati umatNya. Siapa tahu, benci yang 9 itu, bisa berubah jadi cinta melalui pintu kasihan tadi. Tapi tapi tapi, sekali aku tekankan, aku tidak berharap, cuma ngasih tahu. Takutnya nih, kamu nanti cinta sama aku, tapi tapi tapi, aku udah gak cinta," menjulurkan lidah, mengejek Yusuf.

"Sudah selesai?"

"Apanya?" Sani mengernyit bingung.

"Pertanyaannya," sahut Yusuf kesal. Cepat sekali berubah, beberapa menit yang lalu, ucapannya seperti orang pintar, orang cerdas, sekarang mendadak kayak orang bego.

"Ok, ganti kamu."

"Dari 0 sampai 10, berapa besar rasa cintamu padaku?"

Sani menutup mulut, menahan tawa, sayang keinginan untuk tertawanya begitu kuat, hingga akhirnya meledak juga. "Hahaha."

"Kenapa tertawa?" Sekarang, gantian Yusuf yang bingung.

"Bisa-bisanya ya, tanya kayak gitu. Kayak yakin banget, kalau ada ada rasa cinta ke kamu," Sani masih saja tertawa.

"Lah, barusan tadi kamu bilang, takut aku jatuh cinta, tapi kamu udah gak cinta. Itu artinya, sekarang kamu masih ada cinta."

"Sialan, salah kalimat kayaknya," gerutu Sani dalam hati.

"Selain itu, aku melihat ada cinta di matamu saat kita menikah. Kamu juga terlihat begitu emosi saat aku membawa Irene. Itu semua sudah menjadi bukti kalau kamu mencintaiku. Ingat! Poin utama permainan ini, tidak boleh bohong. Jadi, jawab yang jujur."

"Ok, ok," Sani kembali ke mode serius setelah cukup puas tertawa. "Em..... berapa ya?" mengetuk-ngetuk telunjuk di pelipis. "Em.... 9,9."

Mata Yusuf langsung membulat, ternyata lebih besar dari perkiraannya yang hanya 6 atau 7.

"Eh enggak-enggak, salah ngitung," Sani tiba-tiba menggeleng. "7 kayaknya. Ehh enggak-enggak, 5 kayaknya. Eh, enggak-enggak, 4 deh, atau.... 3,5 ya? Atau.... 1, atau... 0,1?"

"Isani!" Yusuf mendelik kesal.

Sani kembali tertawa. "Aku hanya becanda, jangan mudah ke trigger dong, dikit-dikit marah. Em... berapa ya? Em.... 0,5 keknya. Iya, iya, yang benar 0,5."

Yusuf mendengus kesal, merasa telah dipermainkan sani.

"Cinta itu bisa naik turun," lanjut Isani. "Kamu benar, pas kita nikah, aku cinta sama kamu. Ya mungkin 5 lah. Pas kamu belain aku di depan semua orang, terus kamu kasih aku surprise kamar pengantin, naik jadi 7. Tapi.... pas kamu ngurung aku di paviliun, terjun bebas jadi 3. Dan pas tahu tujuan utama kamu nikahin aku, makin turun deh ke 2. Dan... ini nih gongnya, saat kamu nampar aku untuk yang kedua kalinya di depan Irene, detik itu juga, langsung jadi 0,5."

"Gak mungkin secepat itu?" Yusuf mendengus kesal, ada rasa tak terima.

"Kamu seperti lupa, aku itu tipe cewek yang gampang move on. Ngelupain Dafa yang pacaran bertahun-tahun aja cepet, apalagi cuma ngelupain kamu, yang baru aja falling in love. Itu mah gampang," ia menyentil kelingkingnya.

"Next, pertanyaan kedua," Yusuf sengaja mengalihkan topik.

"Em... antara aku dan Irene, cantik mana?"

1
Hafifah Hafifah
kelakuan anaknya si ucup bikin istighfar nih
Hafifah Hafifah
itu Yasmin yg sama yg kamu kenal yg kamu janjikan akan menikah dengannya pas dewasa
Hafifah Hafifah
pantesan nuh g tau itu Yasmin soalnya pake cadar 🤔🤔🤔tapi kok nuh bisa g tau sih lw Yasmin udah pulang kan orang tua mereka sahabatan
Hafifah Hafifah
wah kok bisa nuh g kenal ama yasmine terus ngapain tuh berduaan didalam toilet wanita 🤔🤔
Hafifah Hafifah
udah pada gede nih para bocil
Rahmawati
nuh km udah berubah
Rahmawati
masih cinta monyed ini😂
Rahmawati
ohhh alea udah nikah lagi
Rahmawati
memang yg mahal itu gengsi ya, tapi gk papa lah yusuf kan kaya raya
Ani Suwarni
lhah Nuh udah di panggil yank??kamu udah lupain Yasmin, Nuh???

salut sama Alea dan Indra,bisa mendidik Yasmin hingga menjadi gadis bercadar.semoga Yasmin istiqomah.
😘😘
Wega Luna
Yasmin jangan pernah mencintai laki laki 100 %cinta separuhnya aja kalo sakit GK akan lama lama ,,,,😌😌, pernnah patah hati jadi sekarang udah ada persiapan kalo kejadian lama kembali.
Sari Kumala
nuh, Nuh,papanya laki laki baik kok anak nya gituan
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
knp si nuh jd blangsak begini
Ninik
kok Nuh jadi kayak gitu sih namamu boleh menyamai nabi dari ayahnya Yusuf, Nuh lalu adiknya Ilyasa tp kok 🙏🙏🙏 Nuh g inget janjinya mau nikahin Yasmine
Patrick Khan
tenang yasmin tenang😑😑nuh km kenapa jd gini wah gk bener kelakuan km nuh😤
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
serius kau ingkar janji Nuh? wah no respect para pembaca pada mu Nuh
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
kok Nuh jadi lelaki ngeselin sih...
Mahendra Sari Anwar
ada apa dengan kamu nuh?🤔🤔🤔🤔
kenapa bisa mrnjauh dari yasmin🤔🤔
lyani
hanya manusia yg bs berubah
lyani
pantas ngga kenal...... padahal buat persiapan jadi istrimu ntu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!