NovelToon NovelToon
Hamil Anak Sang Pewaris

Hamil Anak Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:29.5k
Nilai: 5
Nama Author: bgreen

Laura Clarke tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Pertemuannya dengan Kody Cappo, pewaris tunggal kerajaan bisnis CAPPO CORP, membawanya ke dalam dunia yang penuh kemewahan dan intrik. Namun, konsekuensi dari malam yang tak terlupakan itu lebih besar dari yang ia bayangkan: ia mengandung anak sang pewaris. Terjebak di antara cinta dan kewajiban.

"kau pikir, aku akan membiarkanmu begitu saja di saat kau sedang mengandung anakku?"

"[Aku] bisa menjaga diriku dan bayi ini."

"Mari kita menikah?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bgreen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

villa yang indah

Setelah berhasil keluar dari ruangan itu, Connie segera mencari jalan keluar dari rumah tersebut.

Dengan langkah hati-hati, ia menyusuri setiap sudut, matanya awas mengamati sekeliling, takut jika ada penjaga yang mengawasi.

Namun, semakin jauh ia berjalan, semakin jelas pula bahwa rumah itu tampak sepi, tak berpenghuni.

Rumah mewah itu terasa sunyi dan mencekam. Connie mempercepat langkahnya, berlari kecil menuju pintu keluar.

Jantungnya berdebar kencang saat ia membuka pintu tersebut dan berlari ke luar, berharap menemukan sebuah mobil yang bisa membawanya pergi dari tempat ini.

Namun, kekecewaan langsung menghantamnya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, menyapu pandangannya ke seluruh halaman depan rumah yang luas, namun tak menemukan satu pun mobil terparkir.

Kejanggalan mulai merayapi benaknya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan lokasi tempat ia berada saat ini.

Connie terus berlari, mencoba mencari jalan keluar, hingga akhirnya ia tiba di depan pagar tinggi yang mengelilingi seluruh area rumah.

Di balik pagar itu, ia melihat hamparan pepohonan yang rimbun, seolah tak berujung.

Saat itulah Connie menyadari kenyataan pahit: ia berada di tengah hutan belantara, terisolasi dari dunia luar. Tidak ada jalan keluar melalui darat, hanya hutan lebat yang mengelilinginya.

*

Connie berbalik arah dan berlari kembali ke dalam rumah. Dengan tergesa-gesa, ia menaiki tangga, menuju rooftop.

Sesampainya di atas, dugaannya terbukti benar. Pemandangan yang tersaji di hadapannya adalah hamparan hutan lebat yang tak berujung.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan lain, hanya pepohonan hijau yang mendominasi pandangannya.

"Haaa..." Connie menghela napas panjang, keputusasaan mulai merayapi hatinya. Ia membenarkan rambut panjangnya yang berantakan dan mengibaskannya ke belakang.

"Shit!" umpat Connie kesal. Ia benar-benar terjebak di tempat ini, bersama seorang pria yang menculiknya.

*

Setelah lama terdiam di rooftop, Connie akhirnya turun ke bawah. Ia menuju lantai dasar, berniat ke dapur karena merasa haus setelah berlarian.

Namun, betapa terkejutnya ia saat mendapati pria yang tadi ia kurung di ruangan, kini sudah berada di dapur dengan santai.

"Makanlah," ucap pria itu sambil menunjuk piring berisi roti dan telur yang tersaji di meja makan—piring yang sama yang dibawanya saat pertama kali memasuki ruangan Connie tadi.

"Di mana ini?" tanya Connie serius, sambil mengacungkan senjata pada pria itu.

"Vila pribadi di tengah hutan. Kau tidak bisa keluar dari sini, kecuali menggunakan helikopter," jawab Black.

"Kenapa kau membawaku ke sini? Bawa aku kembali jika kau tidak ingin kutembak!" ucap Connie dengan nada kesal.

"Tembaklah, pistol itu tidak ada pelurunya," balas Black enteng.

Black berjalan mendekati Connie. Connie panik dan berteriak, "Aku akan menembakmu!" Ucap Connie dengan tangan gemetar, mengacungkan senjata ke arah pria itu.

"Jangan buang energimu untuk hal yang tidak berguna. Setelah semua kesepakatan dengan kakakmu berhasil, kau akan kukembalikan," ucap Black sambil melewati Connie.

"Makanlah, aku baru saja memanaskannya," lanjut Black, lalu berlalu menuju salah satu kamar dan masuk ke dalamnya.

Connie yang melihat itu, lalu menurunkan kedua tangannya dengan lemas.

"Aaaaaakkkk!" teriak Connie, meluapkan kekesalannya.

Ia pun berjalan menuju kulkas, mengambil sebotol air mineral, dan meneguknya hingga tandas.

Connie tampak kesal, namun rasa lapar mulai merongrong perutnya.

Hingga akhirnya, ia terpaksa memakan makanan yang tersaji di meja makan karena rasa lapar yang tak tertahankan.

*

Di salah satu kamar vila itu, Black duduk di depan laptopnya, senyum tipis menghiasi wajahnya saat melihat Connie makan dengan lahap di layar. Meski terlihat kesal, di mata Black, Connie justru tampak menggemaskan.

Di seluruh vila itu terpasang beberapa kamera CCTV, memungkinkan Black untuk memantau setiap pergerakan Connie. Hal ini tentu saja tidak diketahui oleh Connie.

Black menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, matanya terpaku pada layar laptop yang menampilkan Connie yang sedang makan.

Jari-jarinya menyentuh bibirnya, mengingat kembali ciuman panas dan penuh gairah yang terjadi antara dirinya dan Connie beberapa waktu lalu.

*

*

Selesai menyantap hidangannya, Connie meletakkan piring kotor begitu saja di wastafel, enggan untuk mencucinya.

Pikirannya terlalu penuh dengan pertanyaan dan kekhawatiran. Ia bergegas menyusuri setiap sudut vila, membuka satu per satu pintu ruangan, mencari secercah petunjuk yang bisa membawanya menghubungi Hugo, kakaknya.

Namun, vila mewah itu seolah menyimpan rahasia rapat-rapat. Tidak ada apa pun yang bisa membantunya.

Connie mulai dilanda putus asa. Akan tetapi, di sisi lain, ia tidak menemukan tanda-tanda bahwa pria itu berniat menyakitinya. Ia bahkan dibiarkan bebas berkeliaran di dalam vila.

Hal ini justru membuatnya semakin yakin bahwa tidak ada jalan keluar dari tempat ini.

"Jadi, hanya kami berdua yang ada di vila ini?" gumam Connie lirih, tubuhnya terasa lelah setelah mencari petunjuk tanpa hasil.

Dengan langkah gontai, Connie memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya di kursi balkon lantai dua.

Dari sana, ia bisa menikmati pemandangan hutan lebat yang lumayan menenangkan. Udara segar pegunungan berhembus lembut, membelai kulitnya.

Tempat ini sebenarnya tidak buruk, pikir Connie. Vila ini bahkan sangat indah dengan pemandangan hijau yang membentang luas, jauh dari hiruk pikuk kota. Udaranya pun begitu segar dan menyenangkan.

Tempat ini lebih cocok menjadi tempat peristirahatan romantis bagi pasangan yang ingin menikmati waktu berdua.

Saat tengah melamun, tiba-tiba ingatan tentang ciuman panasnya dengan pria itu menyeruak dalam benaknya.

Jantungnya berdegup kencang, darahnya berdesir hebat. Wajahnya terasa memanas, dan pipinya merona merah. Ia mulai merasa malu saat mengingat kejadian itu.

"Haaa... kenapa aku melakukan itu?" gumam Connie pelan sambil mengacak-acak rambutnya frustrasi.

Sentuhan bibir pria itu masih terasa jelas di benaknya, membuatnya salah tingkah dan bingung.

1
putrie_07
🥵🥵🥵🥵🔥
putrie_07
aq lbih suka yg Eropa 👍👍
Diana Tamboto
keren ceritanya, ngak bertele2
Mia Camelia
yaa tak terasa udh tamat aja, kok connie dan black gk di ceritaiin ? geneva juga gk di jelasiin ? yah kurang detail thor😂😂😂
bgreen: kisah ( Black dan Connie) ( Hugo dan Geneva ) ( Lukas dan Fia ) di judul yang berbeda, reader...

bisa cek di IG Bgreenhai untuk info lebih lanjut 😍🙏👍
total 1 replies
Mia Camelia
haduh kody jadi nyosor duluan nih😄☺☺
suka banget thor ,sama sifat kody yg begini😂😄
Mia Camelia
lanjut thor, cerita bagus banget, jdi makin penasaran👍😍🤭😄🤣
yumi chan
good jod thor
Nurjannah Ibrahim
ttp semangat Thor lanjut..
nur adam
lnjut
Nurjannah Ibrahim
lanjut thor
Lucyana H
visulnya lebih suka yg asia,
aurel
hai Thor aku sudah mampir jangan lupa mampir juga di karya aku " istri ku adalah kakak ipar ku "
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!