NovelToon NovelToon
Harem Putri Bunga

Harem Putri Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Lain / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Sering di-bully, hingga dikirim ke ruangan seorang dosen yang dikenal aneh, dia masuk ke dalam sebuah dunia lain. Dia menjadi seorang putri dari selir keturunan rakyat biasa, putri yang akan mati muda. Bagaimana dia bertahan hidup di kehidupan barunya, agar tidak lagi dipandang hina dan dibully seperti kehidupan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Mendidik Koki

"Saya pikir, karena kalian adalah koki terbaik, kalian akan tahu, rupanya sama saja, bahkan pelayan darah saya Deana saja tahu!" Perkataan putri melecut perasaan koki yang tadi tampak sombong.

"Deana, kau bisa menunjukkan bakat kecilmu pada mereka 'kan?" Putri menoleh pada Deana.

"Bisa Putri," jawab Deana sigap.

"Bagus, kalian tolong tunjukkan dimana tempat memasak dan peralatan bumbu!"

Akhirnya, yang hatinya tadi paling sombong, angkuh melihat putri, berinisiatif menunjukkan tempat memasak dan bahan bumbu.

"Mulailah, Deana!"

"Baik, Yang Mulia."

Deana melihat bumbu-bumbu, hanya ada daun teh, bunga-bunga kering, garam, gula, jeruk, tepung gandum, dan biji kopi. "Bumbu dapur ini tidak lengkap putri," kata Deana.

"Huh, berarti penanggung jawab bumbu pun juga tak ada yang tahu cara menikmati makanan enak rupanya!"

"Paman Jonkolin, bisakah aku meminta tabib memberikan obat sekarang?" Putri menoleh pada Jonkolin.

"Maaf, bisakah saya tahu untuk apa, Yang Mulia Putri?"

"Untuk memastikan koki yang akan aku pilih, padahal ini yang akan aku pilih koki level tinggi, tapi mereka semua terlihat seperti koki pemula!"

Deg! Semua koki menjadi tegang, apalagi saat melihat tatapan Jonkolin.

"Baiklah Yang Mulia Putri, saya akan meminta tabib memberikan obat yang anda inginkan sekarang."

"Jahe, kulit kayu manis, cengkeh, kunyit, sereh, merica dan lainnya!" Putri mengatakan obat-obatan itu.

Ya, di kerajaan Nerluc, bahan ini adalah bahan obat, dosisnya akan dihitung, agar tidak membuat iritasi atau efek samping bagi pemakan daging saat memakannya atau meminum olahan obat itu.

Tak lama, obat-obatan itu telah diberikan, semuanya sudah kering, bahkan ada yang sudah berbentuk serbuk.

"Tunjukkan pada mereka cara memasak yang enak, Deana!" pinta Putri.

"Hm, coba saja ada ada cabe dan bawang, pasti lebih enak, kenapa di kerajaan ini tidak ada ya? Malahan bahan dapur adanya di bahan obat? Sepertinya aku harus mencari informasi lebih luas lagi," gumam Putri.

Deana meracik bumbu dan memasak daging. Pertama, dia marinasi daging ternak yang sudah dipotong-potong, tepatnya daging yang dia masak kali ini daging kelinci yang dipelihara di istana, dia peras air asam jeruk limau, serta tambahkan garam sedikit, lalu mengaduk dan membiarkan daging itu dulu.

Setelahnya, Deana mengupas buah nenas, memotongnya juga, menyisihkan, lalu bubuk merica dan kunyit ditambahkan dengan jahe yang sudah di geprek, ditambah cengkeh dan kulit kayu manis bubuk, sereh geprek dia sisihkan di wadah baru.

"Ada susu?" Deana bertanya pada koki yang memperhatikan dia bekerja, dikarenakan di istana ini tidak ada santan, atau kelapa.

"Ada." Dia memberikan satu gentong kecil susu yang sudah di masak pada Deana.

Deana menghidupkan api, memanaskan wajan menuangkan minyak hewani, menumis bumbu yang telah ia siapkan tadi, lalu setelah bumbu itu beraroma harum, dia memasukkan daging yang sudah di marinasi, menumisnya cukup lama, baru memasukkan sedikit air dan menutup wajan.

Deana mengambil beberapa helai daun kelopak bunga yang kering, lalu beberapa daun yang biasanya digunakan untuk membuat minuman oleh mereka, memasukkan kembali ke dalam wajan. Para koki menatap aneh, bahan minuman dan bahan obat di jadikan masakan oleh Deana.

Kuah atau air daging tadi menyusut, nyaris hampir kering, Deana sesekali membolak balik daging itu sambil membuat roti dari gandum, menambahkan gula dan garam, telur dan bahkan ada irisan daging kecil dalam adonan. Biasanya, para koki hanya membuat roti gandum polos hanya ada rasa asin.

Setelah daging terlihat empuk, daging sudah kering, dengan sambil membolak-balik daging di wajan, Deana membuang daun-daun minuman tadi, lalu menuangkan susu ke dalam daging.

Karena penasaran, seorang koki langsung bertanya. "Kenapa memasukkan daun bunga itu, jika dibuang lagi?"

Deana tersenyum. "Daun bunga itu hanya untuk aroma wangi, agar daging tidak bau dan anyir, karena aromanya sudah berpindah saat saya memasak daging ini, jadi sampah ampasnya harus dibuang, sama saat kita menyajikan minuman, tidak menyodorkan daun kelopak bunga dalam gelas'kan?" jawab Deana. "Sementara bumbu obat untuk menambahkan cita rasa pedas, hangat dan beraroma, dan bumbu obat ini harus pas, tidak boleh melebihi dosis."

Koki itu tampak mengangguk. Koki lainnya, memperhatikan dengan seksama dan sangat serius.

Susu mendidih, kuah menyusut dan kental, Deana mengeluarkan kayu bakar dan membuat api menjadi setengah kecil, lalu memasukkan buah nenas ke dalam wajan yang berisi daging yang sudah matang itu.

"Nenas ini untuk penambah cita rasa manis asam pada daging dan susu, dan juga agar daging ini empuk dan lembut sampai dalam." Deana menjelaskan tanpa ada yang bertanya.

Setelahnya Deana memasukkan garam, lalu mencicipi.

"Sudah siap." Deana mengambil mangkuk, menghidangkan pada Putri Laeouya dan Jonkolin, para koki juga di suruh mencicipi.

Mata mereka terbelalak, ini rasa yang paling enak yang belum pernah mereka cicipi, bau harum seperti minuman yang tersaji, tapi rasa manis gurih asin dan asam juga mencakup, kaldu pada daging pun sangat berasa, ditambah dagingnya benar-benar lembut dan empuk tanpa mengurangi rasa.

"Jujur aku sedikit kecewa Paman. Bisakah aku membawa satu orang koki darah untuk saya dulu, untuk dua orang lagi, saya ingin mereka belajar dan menyuguhkan hidangan daging untuk saya, saya akan memilih dua Minggu lagi. Kualitas mereka untuk koki kelas satu, aku ragu."

Jonkolin menatap para koki. "Baiklah kalau begitu putri. Saya tak menyangka koki kelas satu yang saya banggakan hanya koki pemula, dan sejak kapan Putri bisa makan daging?"

"Beberapa bulan ini, saat musim salju, aku kedinginan, sayuran tak ada, hanya ada daging, jadi aku mencoba sedikit, tapi baik-baik saja, dan sampai sekarang," ucapnya berbohong.

"Itu bagus Yang Mulia Putri, saya akan menulis laporan, anda bisa meminta pelayan melaporkan ke dana konsumsi pemerintah agar jatah bulanan anda naik."

"Baik, terimakasih banyak, Paman."

Putri dan Deana pulang ke kediamannya dengan hanya membawa satu koki saja, koki tampan yang dipilih asal oleh Putri Laeouya. Sementara di dapur Istana, koki yang tersisa tegang.

"Kau, kemari!" Koki senior yang telah bertahun-tahun bekerja dan memimpin dapur istana utama berjalan merunduk.

"Ampun, Tuan." Dia bersimpuh, takut.

"Kau juga tidak tahu cara mengolah makanan seperti itu? Bagaimana cara kau memilih koki berkualitas untuk kelas satu? Makanan pelayan putri jauh lebih enak dari buatan koki yang kau didik!"

"Belajar dan berlatihlah, Sang Raja telah memerintahkan untuk memberikan koki, salah satunya koki terbaik sebagai hadiah untuk putri Laeouya. Dua minggu lagi Putri akan datang kembali memilih, putri pemakan daging porsi kecil, suguhkan makanan baru berkualitas!" Jonkolin berkata tegas dan dingin.

"Baik, Tuan."

1
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lina Hibanika
penasaran dengan kelanjutannya,, jangan lama-lama up nya ya author yg baik hati 🤗😉
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana aku kak🌹🙏🏻
total 1 replies
Lina Hibanika
ceritanya seru
Lina Hibanika
beuh ngaku koki kelas satu,, ga taunya sungguh mengecewakan 😒
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana saya ya🌹🙏🏻 semoga suka dan selalu menarik, up nya setiap sore atau malam ya🌹
total 1 replies
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!