"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Loh, kamu ngapain disini?" tanya Erica kaget.
Sedangkan yang di tanya hanya senyum senyum tak jelas di ruang makan bersama keluarga Erica.
"Kamu ngapain masih berdiri disitu, Er? Ayo sini, kita makan sama-sama," ujar Mama.
Jika Mama yang memerintah, tentu saja Erica tak bisa menolak. Mau tak mau ia harus melanjutkan langkahnya yang barusan terhenti menuju meja makan.
"Kok jadi gini? itu kan kursiku, kak," protes Erica saat posisi makan tak seperti biasanya.
"Kan itu kosong," jawab Cita yang menunjuk dengan bibir yang sengaja ia Kerucutkan.
Erica menahan rasa geram saat tahu yang di maksud kakaknya itu adalah kursi kosong di sebelah Kai.
Ya, Kaivandra. Pemuda tampan calon bos besar di perusahaan tempat Cita bekerja selama ini. Tentu ini adalah suatu kehormatan dan momen yang tak akan bisa wanita itu lupakan.
"Erica--, tunggu apa lagi?" tegur Mama.
"Iya, Mah, maaf."
Erica langsung menarik kursi satu-satunya yang kosong di sebelah Kai, rasanya sungguh kesal dan tak percaya jika pemuda itu kini sudah berada di sampingnya, padahal baru beberapa menit yang lalu mereka bicara sebentar di telepon.
"Makan yang banyak, mohon di maklum jika masakan di rumah ini seadanya ya," ucap Mama. Wanita paruh baya itu pun sama kagetnya saat tahu siapa tamu yang datang bersamaan dengan jam makan malam.
"Ini juga banyak, kok, Mah. Enak enak juga keliatannya," Jawab Kai, dalam urusan makanan hampir semua keluarga keturunan Singa tak ada yang pemilih, selagi halal, bersih dan juga enak semua akan di Terima di lidah dan perut mereka.
"Udang saos tiramnya aku yang masak loh barusan, Tuan,"ucap Cita dengan bangganya.
"Wah--, wajib di coba nih, Kak."
Erica langsung menoleh, baru kali ini memang ia mendengar Kai berbicara dengan Cita, kalau dengan Mama tentunya sudah sering.
Semua yang ada di meja makan langsung menikmati sajian yang ada setelah masing-masing membaca doa dalam hati atas rasa syukur mereka hari ini karna sudah diberikan rejeki yang lebih dari cukup.
"Mau nambah, Kai? Biar Erica yang ambilkan lagi," ucap Mama saat melihat nasi di piring tamunya tinggal separuh.
"Makasih, Mah. Ini sudah cukup," tolak Kai halus.
Dari banyaknya obrolan, hanya Erica yang diam seribu bahasa. Ia hanya sesekali menjawab itupun sekedar anggukan dan gelengan Kepala saja.
"Tuan besar, sehat, Tuan?" tanya Cita.
"Sehat, Kak. Panggil aku Kai saja, Kak. kan ini bukan di Kantor, bahkan aku tamu di rumah Kakak."
"Hem--, Oke, Kai. Haha, jujur rasanya canggung loh," balas Cita lagi, karna selama ini ia selalu memanggil pemuda itu dengan sebutan Tuan, hal yang lumrah di lakukan bagi karyawan kantor.
"Biasa aja, Kak. Harus mulai di biasin."
Cita mengangguk paham, senyum Mama pun terus terulas di ujung bibirnya yang selama dua tahun kemarin redup karna memikirkan kisah percintaan anak tengahnya.
Usai makan malam, Cita dan Erica langsung membereskan meja makan, di bantu Kai yang sedikit memaksa padahal sudah di larang oleh Mama.
"Mbak--," panggil Kai saat menghampiri Erica di depan tempat pencucian piring.
"Hem, apa lagi?" tanya Erica dingin bahkan tidak menoleh sama sekali.
"Jangan sering sering ke dapur ya."
Erica yang bingung dengan yang di katakan oleh Kai pun hanya bisa mengernyit kan dahi, " Kenapa?"
.
.
.
Takut Gulanya Insecure...
Tetep semangat 💪💪💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
akhirnya melipir ke sini setelah di paijo ndak muncul2.
kangen dengan rayuan luar biasanya 👏👏👏
Tetap semangat 💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰