Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..
Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.
Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...
Happy Reading 💜
Enjoy ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 31
Menjelang tengah malam, Aric baru sampai di Apartemen. Bekerja dari pagi hingga larut malam, begitu setiap hari selama satu bulan sejak pria itu memulangkan sang istri ke kedua orang tua nya.
Jangan tanyakan usaha apa yang sudah Aric lakukan untuk mencari keberadaan Faza. Karena segala cara sudah Aric maksimalkan namun Faza tetap belum di temukan sampai sekarang.
Faza dan kedua orang tua nya seperti di telan bumi. Mereka seperti sengaja tak menyisakan jejak keberadaan nya barang sedikit. Kedua orang tua mendiang Selena pun tutup mulut saat Aric bertanya perihal keberadaan Faza saat ini. Mungkin mereka juga sangat kecewa dengan Aric yang terlalu ceroboh dalam mengambil keputusan.
Bahkan yang lebih parah dari semua nya, sampai detik ini pun juga Mama Dian mogok bicara pada Aric.
Sebulan berlalu dan waktu seolah berjalan begitu lambat. Aric merasa semesta tengah menggodanya dengan membuat waktu bergerak melambat. Setiap sudut Apartemen selalu mengingatkan Aric tentang Faza dan setiap kenangan bersama sang istri menyeruak membuat air matanya selalu ingin tumpah.
Meski berusaha tetap tegar di hadapan orang-orang, tetapi dalam kesendirian tangis Aric tak terbendung.
Aric menangis di dalam kamar nya. Setiap malam selalu di isi dengan air mata penyesalan.
'Faza...... Kamu dimana, sayang ?'
***
Matahari mulai merangkak naik, Aric sudah bersiap-siap untuk berangkat bekerja.
Sesampainya di kantor, Aric langsung mengadakan meeting dadakan akibat pemecatan Reni si Asisten Manager Pemasaran.
Alasan besar Reni di pecat karena Aric sudah tahu bahwa Reni adalah dalang di balik foto-foto yang pernah di kirim ke Faza waktu itu.
Menurut informasi dari Zaki yang sudah menginterogasi Reni, ternyata Reni sengaja melakukan itu sebab tak suka melihat hubungan Aric dan Faza membaik.
Reni cemburu. Sejak kuliah, dia memang sudah menaruh hati pada Aric. Sayang nya saat itu Reni merasa sangat insecure pada Selena. Dan dia hanya bisa mencintai Aric diam-diam.
Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Kesempatan untuk dekat dengan Aric terbuka kembali ketika mengetahui pernikahan kedua Aric dengan Faza ternyata hanya karena perjodohan. Reni sudah memata-matai Aric dan Faza bahkan sebelum diri nya masuk dan bekerja di perusahaan Aric.
Akan tetapi sayang seribu sayang, meski Reni sudah di pecat secara tidak hormat, Kekhawatiran di dada Aric belum juga mereda, Faza belum kembali lagi ke pelukan nya dan entah kapan waktu itu akan tiba.
Selesai meeting, Aric kembali ke ruangan nya dengan Zaki yang mengekor di belakang.
Aric menghentakkan tubuhnya keras di kursi kebesaran. Raut nya terlihat sangat lelah.
"Bagaimana ? Apa sudah ada kabar dari orang suruhan kita ?" Setiap hari Aric bertanya seperti itu dan Jawaban Zaki pun juga selalu sama..
"Belum, Bos... Seluruh keluarga Nyonya Faza seperti nya sengaja menutup mulut mereka. Tak ada satu pun dari mereka yang mau bicara.."
Aric mengangguk pelan. Pria itu berusaha untuk bersikap biasa demi menghalau perasaan tak menentu yang mulai menyerang memory nya.
Setiap selesai melaporkan, Zaki juga merasa tak enak hati. Biasanya dia akan cepat mendapatkan informasi apapun yang di minta, tapi kali ini sudah sampai satu bulan Zaki belum mendapatkan kabar apapun.
Setelah Zaki keluar dari ruangan, Aric menyandarkan kepala nya sembari menyilangkan kaki dan memejamkan mata. Pikiran nya kalut di penuhi oleh satu nama...... FAZA AQILA.
***
Sementara itu di sebuah rumah sakit khusus ibu dan anak, Faza sedang di periksa di ruangan praktek Dokter Salma.
Ya. Dokter Salma langsung melakukan tindakan USG atau Ultrasonografi. Setelah mengoleskan Gel Khusus di permukaan kulit perut Faza, Dokter Salma mulai menggerakkan alat 'transduser eksternal' yang di pegang nya ke kiri dan ke kanan dengan tatapan fokus ke layar monitor.
Ayah dan Bunda setia menemani Faza di dalam ruangan tersebut..
Dokter Salma mengatakan Usia kandungan Faza sudah masuk minggu ke lima jika di hitung dari hari pertama haid terakhir. Kemudian Dokter Salma melanjutkan, trimester pertama adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan janin.
"Terus bayi saya yang sebelah mana, Dok ?" tanya Faza saat kebingungan melihat monitor,
"Di usia kandungan lima minggu, janin belum nampak." Sahut Dokter Salma sambil tetap fokus pada layar, "Tampak kantong kehamilan dan Yolk Sac, (YS) ini berfungsi sebagai sumber nutrisi janin sebelum tumbuhnya plasenta atau ari-ari." sambung Dokter Salma lagi
Setelah selesai, Dokter Salma menyarankan untuk Faza lebih banyak beristirahat apalagi ini kehamilan pertama nya serta meresepkan beberapa Vitamin dan Nutrisi yang penting terutama asam folat (Vitamin B9) untuk mencegah cacat tabung saraf dan sumsum tulang belakang bayi..
Faza, Ayah dan Bunda nya sudah keluar dari ruangan Dokter Salma.
"Ada yang mau kamu makan nggak, Za ? Biasanya di trimester pertama sudah mulai ngidam-ngidam gitu.." kata Bunda sambil berjalan di samping Faza menuju parkiran, sementara Ayah Ikhsan berjalan di belakang mereka.
Faza menggeleng, "Nggak, bun.. Faza belum pengen apa-apa."
Faza duduk di jok belakang, sendirian. Sementara Ayah menyetir dengan Bunda yang berada di samping nya..
Ayah dan Bunda sangat senang mendengar kabar kehamilan Faza ini. Begitu juga dengan Faza sendiri. Hanya saja, hatinya masih terasa kosong.
Sesampainya di rumah, Faza langsung masuk ke kamar. Lalu berbaring di atas tempat tidurnya.
Drrttt... Drrttt...
Ponsel Faza berdering cukup keras. Tertera nama Mila yang muncul di layar nya. Faza menekan tombol hijau untyk mengangkat panggilan Mila.
"Halo, Mil.. Ada apa ?" tanya Faza
"Tadi Asisten nya Pak Aric datang lagi, bu.. Mencari ibu. Saya sudah bilang seperti yang Bu Faza suruh, tapi Asisten nya nggak percaya. Bu... Saya takut deh, bu. Soalnya Asisten Pak Aric sudah mulai ngancem-ngancem kita disini, bu..." Mila langsung melaporkan apa yang terjadi pada nya dan beberapa Staf di Galery.
Ya. Galery....
Faza tidak menutup Galery nya, sebab banyak karyawan nya yang hidup dari pekerjaan mereka di galery. Faza tak sampai hati.
Galery tetap berjalan seperti biasa dan Faza selalu memantau nya dari jauh.
"Yasudah.. Nanti kalau Asisten nya Mas Aric datang lagi, minta untuk Pak Aji menghadang nya, ya, jangan sampai dia masuk ke galery kita.. Nanti saya akan minta Pak Aji untuk menambah satu lagi Security di depan.."
"Baik, bu... Terimakasih." Kata Mila sebelum menutup telepon
Faza terpaku sambil menatap ponsel baru nya yang di belikan Ayah. Tidak ada satu foto pun di dalam ponsel nya, bahkan nomor nya pun baru. Ponsel lama Faza di ambil Ayah beserta seluruh kenangan yang tersimpan di sana.
Itulah kenapa, Aric sama sekali tidak bisa melacak keberadaan Faza. Ayah dan Bunda pun ikut ganti ponsel dan nomor nya.
Entah untuk tujuan apa, tapi yang jelas ini seperti sebuah hukuman bagi Aric yang telah menyepelekan sebuah ikatan pernikahan.
tolong kasih dia bangun ,biar menyadari kelakuan suaminya, yg merendahkan istri, dn wanita
kasih pelajaran apasi, faza budak laki
🤣🤣🤣