NovelToon NovelToon
ANAK MAFIA MENJADI BOCAH

ANAK MAFIA MENJADI BOCAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Roman-Angst Mafia / Menjadi bayi
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.

Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.

Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.

Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.

Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10. KAKEK

Robert tidak berhenti tersenyum ketika ia melihat cucu perempuannya saat ini bermain bersama Jacob dengan begitu riang di ruang keluarga. Rasanya sudah lama sekali rumah yang ia tempat ini penuh dengan tawa anak-anak. Dan mendengar keributan dari candaan kecil antara keponakan dan pamannya menggema di rumah, benar-benar membuat tempat ini menjadi lebih hidup.

Tapi ia tidak menyangka akan mendengar sesuatu yang tidak menyenangkan dari cucu perempuannya itu. Robert mendapati air muka sedih di wajah cucunya ketika berkunjung ke restoran seorang diri hanya ditemani oleh bodyguard keluarga, walau gadis kecil itu menutupi perasaan sesungguhnya dengan tawa dan canda. Sampai ketika Robert mendengar penuturan dari Rosetta kalau gadis kecil itu bertanya bagaimana jika sang gadis tinggal di tempat Robert saja. Mendengar satu kalimat itu saja Robert sudah menduga kalau ada yang tidak beres. Anak kecil ketika ingin tinggal di tempat lain dan bukan rumahnya sendiri, artinya rumah tersebut tidak nyaman bagi anak tersebut karena suatu hal. Tapi Robert, memilih untuk tidak bertanya terlebih dahulu.

"Rose, ini sudah cukup malam. Waktunya anak kecil untuk tidur," kata Robert yang berjalan ke ruang tengah.

"Hmp, aku bukan anak kecil jadi tidak perlu tidur cepat," protes Rosetta dengan wajah menggemaskan.

"Benar, Rose bukan anak kecil, Uncle. Tapi dia bayi," ejek Jacob.

"Apa kau bilang?! Aku bukan bayi, kau saja yang terlalu tua sekarang, Uncle," balas Rosetta.

"Dari sudut mana aku terlihat tua? Lihatlah, jika aku bilang pada orang-orang kalau aku masih sekolah mereka pasti akan percaya," kata Jacob, tersenyum percaya diri.

"Itu jika kau bertanya dengan orang-orang tua yang sudah rabun atau orang buta," hardik Rose.

"Kau memang tidak pernah kau kalah dalam bicara, ya." Jacob mencubit pipi Rosetta gemas.

"Agh, kekerasan terhadap anak kecil!" protes Rosetta.

"Hah, kau mengaku kalau kau anak kecil, kan," kata Jacob dengan senyum kemenangan.

"Cih, setidaknya aku menggemaskan tidak sepertimu," sahut Rose yang benar-benar tidak mau kalah.

Dan keributan kecil kembali terjadi antara dua orang itu. Rosetta selalu bersikap apa adanya dan blak-blakan terhadap pamannya satu ini, karena Jacob adalah orang yang mengajarkan Rosetta dengan dunia cyber dulu sebelum sang gadis memutar waktu ke tubuh kecil tak berdaya ini.

"Rose?" Robert duduk di antara mereka berdua, di karpet depan televisi yang digunakan Rose dan Jacob untuk bermain game.

"Ya, Grandpa?" jawab Rosetta seraya mengelus pipinya yang panas akibat dicubit oleh Jacob.

"Grandpa mau tanya. Apa terjadi sesuatu di rumah? Ada ada yang terjadi dengan Rose yang tidak Grandpa tahu? Rose boleh ceritakan kenapa Rose sampai ingin menginap bahkan tinggal bersama Grandpa dan bukannya bersama orang tua Rose?" tanya Robert hati-hati.

Rosetta mendengar semua pertanyaan itu langsung memudarkan senyumnya. Seketika ia mengingat kembali apa yang mengganggu perasaaan dan hatinya.

Robert dan Jacob dapat melihat perubahan ekspresi gadis kecil di hadapan mereka. Dan mereka tahu kalau memang ada sesuatu yang terjadi, dan hal itu bukan hal yang biasa tentu saja. Karena jika sampai membuat anak penuh semangat dan ceria ini kehilangan senyum dan tawanya sampai seperti ini, pastilah hal yang cukup serius.

Rosetta perlahan menceritakan hal yang terjadi, mulai dari perlakuan buruk orang-orang di sekitar Rosetta di sekolah, khususnya Mrs, Jean. Semua ucapan buruk yang dikatakan wanita itu, Rosetta beberkan semua kepada kakek dan pamannya ini. Hal yang bahkan tidak bisa Rosetta katakan kepada kedua orang tuanya. Gadis itu juga memberitahu mereka bagaimana perubahan sikap orang tua dan kembarannya setelah insiden di sekolah itu, sehingga membuat Rosetta termakan pikiran buruk dari ucapan Mrs. Jean. Rosetta bahkan mengatakan bagaimana perasaannya menjadi anak yang tidak 'jenius' di kalangan keluarganya. Bagaimana tekanan yang ia hadapi, semua yang bergumul di dadanya sejak ia bangun di tubuh kecil ini, ia ceritakan semua kecuali tentang Rosetta yang kembali ke masa lalu.

Robert dan Jacob terkejut luar biasa dengan pengakuan dari gadis kecil di depannya ini. Bagaimana mungkin gadis sekecil ini bisa menanggung perasaan sebesar itu.

Robert menarik cucunya ke pangkuan, memeluk Rosetta penuh afeksi sayang dan perlindungan. Tidak menyangka kalau cucunya yang selalu penuh tawa menyimpan kepahitan hati seperti ini. Pantas jika Rosetta merasa ingin melarikan diri ke tempat yang aman menurutnya. Tidak mudah berhadapan dengan segala tekanan seperti itu. Dibanding-bandingkan dengan saudara yang lebih baik, dan tidak mendapatkan support mental dari keluarga, bahkan orang dewasa pun akan tertekan apalagi anak kecil.

"Jika Rose memang ingin tinggal bersama Grandpa di sini, rumah ini selalu terbuka untuk Rose. Jika itu bisa membuat Rose bahagia, tinggallah di rumah ini. Grandpa dan Uncle Jacob sangat senang kalau kau tinggal di sini. Tapi, kau harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari kedua orang tuamu. Karena bagaimana pun juga mereka adalah orang yang memiliki hak atas diri Rose," kata Robert seraya mengelus punggung cucunya.

Rosetta hanya diam, ia tidak tahu harus melakukan dan berpikir apa atas situasinya saat ini. Ia hanya tidak ingin tragedi yang menimpa keluarganya terjadi kembali, itu saja.

"Kita bicarakan lagi besok. Grandpa mau Rose sekarang tidur dan istirahat. Jangan khawatirkan apa pun. Jangan takut akan hal apa pun. Tidak peduli apa kata orang tentang Rose. Tidak peduli Rose tidak jenius sekali pun, bagi Grandpa kau adalah cucu paling hebat. Bersama Grandpa dan Uncle Jacob, Rose tidak perlu harus menjadi orang pintar dan hebat. Tugas Rose hanyalah bermain dan bersenang-senang. Lakukan apa yang ingin Rose lakukan," kata Robert, berusaha membuat cucu perempuannya ini lepas dari segala tekanan, setidaknya ketika bersama mereka berdua.

Jacob mengelus kepala Rosetta. Ia mengerti situasi yang dialami oleh keponakannya ini. Karena ia juga bekerja di bawah naungan Lorenzo, Jacob jadi tahu kalau selama beberapa generasi keluarga tersebut memang memiliki gen intelektual yang luar biasa. Dan karena itulah kuasa Lorenzo di San Fransisco terus bertahan cukup lama. Jacob juga tahu bagaimana rasanya dibanding-bandingkan dengan anggota keluarga yang lebih baik, ia tahu dengan jelas perasaan itu. Mendapati keponakannya harus merasakan hal tersebut, ia tidak bisa bayangkan tekanan mental yang dihadapi oleh Rosetta, terutama dalam keluarga kelas atas seperti Lorenzo.

Robert mengantar Rosetta ke kamar yang dulu Lili tempati, membiarkan gadis itu istirahat secara fisik dan mental. Pria paruh baya itu menatap sendu cucu perempuannya. Berpikir bagaimana jika Robert membesarkan gadis kecil ini dan sehingga cucunya dapat hidup normal jauh dari tekanan. Toh, Robert juga membesarkan Lili seorang diri dulu, jadi membesarkan cucu perempuan bukanlah hal yang sulit. Ia hanya tidak ingin kalau senyum dan tawa Rosetta hilang selamanya dari wajah sang gadis.

Setelah memastikan kalau Rosetta telah tidur lelap. Ia mematikan lampu dan menutup pintu kamar untuk membiarkan gadis kecil itu istirahat tanpa gangguan.

Sampai ketika Robert yang hendak kembali ke ruang keluarga dan bicara dengan Jacob perihal Rosetta, pria itu justru mendapati kalau orang yang paling ingin Robert ajak bicara kini berdiri di ambang pintu masuk dengan Jacob yang membuka pintu.

"Jika kalian datang ke sini untuk membawa Rosetta pulang, aku tidak akan mengizinkannya. Mulai hari ini Rosetta akan tinggal bersama denganku," kata Robert dengan nada tegas kepada dua orang di hadapannya.

Yah, ini pertama kalinya Robert tampak marah. Khususnya kepada putri tercintanya, Lili, yang datang bersama dengan sang suami. Membuat keduanya menatap Robert dengan air muka takut. Karena sebagai seorang kakek, Robert tidak senang setelah mendengar apa yang terjadi kepada cucu perempuannya.

1
ir
menyala little devil
Ana Kurniawan
🥰🥰🥰🥰
Ana Kurniawan
mantab rose... 👍
Sri Wulandari Buamonabot
UP LAGI
ir
ayoo Rose bantu daddy mu, kamu pasti bisa
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut 🙏🙏
ir
masuk akal, kalo di masa depan Rose beneran meninggal ga mungkin seorang Rion Lorenzo akan diem aja, yg pasti bakal balas dendam dan peperangan besar terjadi
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
ir: satu negara kek nye kena semua dah kak
Yhunie Arthi: Bener, tahu sendiri bapak Rion kita, Lili di culik aja satu organisasi abis cuman berdua dia sama dante, apalagi pas tahu Rose jadi ubi dan dia terlambat. Apa nggak perang itu /Grimace/
total 2 replies
Lala Kusumah
😭😭😭😭😭
Nilawati Raiyan
👍👍❤️
Ana Kurniawan
mantab...
ir
selalu penasaran weeehh
Yhunie Arthi: /Slight//Slight//Slight//Slight//Slight/
total 1 replies
Ppur Wanto
mau ditumpuk dulu babnya biar banyakan, eh ngk kuat jga jadi dibuka deh... lanjut dah
Yhunie Arthi: hahaha... semangat bacanya /Facepalm/
total 1 replies
Ana Kurniawan
kuuraang.... thor /Grimace//Grimace/
Yhunie Arthi: Sabar ya menunggu update /Chuckle/
total 1 replies
ir
siapa dua orang di ambang pintu, Arthur dan lucas kah?
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
Yhunie Arthi: muehehe /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
ir
kak dirimu anak IT kah, ko tau dunia Cyber 😁😁
Yhunie Arthi: saya cuman othor aja kok /Proud/
total 1 replies
dimsum mbluber1
lagiiiiii
lagiiiiii
lagiii
up
up
up
ir
kek nya Dante sama jacob lebih peka deh sama sikap Rosetta
Yhunie Arthi: Setuju /Slight/
total 1 replies
Ulvi Hasanah
skali kalai atulah di double up nya😁😁
Yhunie Arthi: Bisa, kalau yang baca 20k+ /Proud/
total 1 replies
iin marlina
bagus banget Thor
endah retno adi
keren , wes gitu aja😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!