NovelToon NovelToon
Kutinggalkan Suami Pelit Dan Mertua Serakah

Kutinggalkan Suami Pelit Dan Mertua Serakah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Riiya Mariiya

Tasya baru pulang membeli sayur. Belum sempat masuk kerumah masih berada dihalaman, ibu mertuanya langsung meraih uang kembalian yang Tasya pegang.
"apaan sih buk, itu nanti sisanya buat beli apa yang kurang didapur. main ambil aja, dasar mertua serakah".
"halah, kasih aja lah kamu ini harusnya bisa membelanjakan sesuai kebutuhan. kalau sisa ya kasih keaku atau gak keibu.
seakan tak memperdulikan Tasya, bu Wiji pun berlalu pergi.
itulah tabiat mertua Tasya yang serakah, serta suaminya yang sangat perhitungan. namun kesabaran Tasya pun ada batasnya, hingga suatu saat Tasya pun meluapkan emosinya yang selama ini dia pendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 11

Sudah lama Tasya berkutat dengan ponselnya, merangkai kata demi kata. Kalimat demi kalimat agar menjadi sebuah novel yang menarik perhatian para pembaca.

"oke deh aku lanjutkan besok, lama lama jariku keriting juga, hehehe". Tasya terkekeh sendiri merasakan jarinya yang kini sedikit kelu, sambil mengibas ngibaskan tangannya. Tasya berfikir, "apa aku melamar ditoko aja ya yang deket pasar? kayaknya disana aku bisa lebih tenang menulis novelku. Apalagi kerjanya kan kelihatan santai, jadi kerja sekaligus buat novel. Daripada dirumah berisik, pulangnya bisa mampir kerumah Mila".

Dan benar saja baru Tasya memikirkan hal itu, dari luar ibu mertuanya sudah menggedor gedor pintu kamar.

Cekrek, Tasya membuka pintu. Melihat ibu mertuanya berkacak pinggang.

"wah.. Wah... Enak banget kamu ya. Tidur terus dari tadi! Mau jadi permaisuri kamu! jangan mimpi!" bentak bu Wiji sambil menoyor kepala Tasya.

"bu! Ibu pikir aku ini apa! Babu! Seenaknya aja noyor kepala orang. Orang tua saya saja gak pernah main tangan sama saya. Ibu yang baru jadi mertua saja, seenaknya!"

"pantesan gak terima, dasarnya anak manja! Jadi istri gak becus ngurus rumah! Ngurus suami juga gak becus sampai gak punya anak sudah dua tahun. Dasar mandul!" sambung bu Wiji dengan amarahnya kepada Tasya.

Mendengar semua perkataan ibu mertuanya, hati Tasya terasa sakit. Karena memang selama ini dia sengaja menunda punya anak karena melihat kelakuan suaminya yang perhitungan, dan mertuanya yang begitu serakah.

Dia tak mau jika dia punya anak malah yang kerepotan dirinya sendiri. Harus urus rumah, urus suami, urus anak belum lagi untuk kebutuhan gizi anaknya pasti sangatlah kurang.

"ibu bilang saya mandul?semoga gak berbalik sama anak ibu. Ibu juga punya anak perempuan. Jangan sampai dia punya mertua kayak ibu. Amit amit", jawab Tasya menahan Tangis.

"anak saya gak mandul dan pasti dia bisa punya anak nanti. Gak kayak kamu dasar mandul!" ucap bu Wiji memalingkan mukanya.

"seandainya pun saya mampu punya anak, saya gak mau punya anak sekarang. Lihat saja punya suami yang perhitungan, ibu mertua yang tamak. Saya gak mau anak saya kelak menderita disini", balas Tasya dengan nafas berat menahan tangis dan sesak didada.

"ngelawan kamu hah!" bu Wiji mengangkat tangannya dan mengarahkan ke wajah Tasya. Namun belum sempat mengenainya, tangan Tasya menepis tangan bu Wiji.

"jangan pernah sentuh wajah saya. Ibu pikir saya gak berani? Ibu pikir saya akan terus terusan lemah diinjak injak sama kalian? Saya sudah capek bu. Kalian seenaknya sama saya. Kalau kalian gak suka sama saya kenapa anak kesayangan ibu gak ceraikan saya saja, permisi." ucap Tasya sambil mengusap sebagian air matanya, lalu pergi begitu saja dan tak sengaja menyenggol pundak ibu mertuanya.

"dasar menantu kurang ajar! Mau kemana kamu! Tasya! oke, keluar kamu dari rumah ini! Jangan pernah kembali!" teriak bu Wiji, namun Tasya tak memperdulikan teriakan mertuanya. Dia tetap berlari mencari tukang ojek agar diantarkan kerumah Mila.

Untungnya ada sedikit uang yang Mila bagi untuk pegangan kemarin jadi terpaksa dia gunakan untuk naik ojek, karena kalau menunggu angkot dia takut jika ibunya tiba tiba menghadangnya.

Sepanjang jalan Tasya terus menangis. Dia bukan menangisi karena telah diusir oleh mertuanya akan tetapi, dia sagat sakit hati atas semua perkataan yang telah ibu mertuanya katakan.

Sampailah dirumah sahabatnya. Tasya semakin terisan saat berada dipelukan sahabatnya itu. Dia menceritakan semua apa yang telah dialaminya.

"itu singa betina gak ngaca ya kalau punya anak perempuan? gimana kalau berbalik pada anaknya? Terus suami kamu Sya, diam aja?" tanya Mila.

"mas Adi belum pulang Mil, mungkin kalau ada diapun pasti tetap membela ibunya. Aku sudah hafal sama watak mas Adi", jawab Tasya.

"emang banc* suami kamu Sya. Yaudah kamu tinggal diaini aja ya Sya. Daripada tinggal di kandang singa, gak takut dimakan sama singa betina gede. Belum lagi nanti anak curut ikut ikutan. Apalagi ada si buaya yang kayak banc*. Aduuuhhh kayaknya rumah kamu itu lebih cocok disebut kebun binatang deh Sya. Kok bisa betah sih? Jangan jangan pawang binatang kamu Sya. Banyak banget binatang yang kamu urus", ucap Mila yang sangat kesal namun lucu.

Tasya yang mendengar ucapan Mila yang semula menangis, jadi tertawa karena lucu.

"kok ketawa Sya? Kan tadi nangis, gak jadi nangis?" tanya Mila heran.

"kamu sih lucu Mil, aku tadinya sedih denger kamu ngomong jadi ketawa. Anterin aku kerumah orang tuaku aja ya. Aku cuma mau lihat, apa mas Adi mau jemput aku apa gak?" ucap Tasya, Mila hanya manggut manggut menuruti ucapan sahabatnya.

"memang gak tau diuntung. Menantu kurang ajar. Kok bisa dulu kakakmu kepincut sama perempuan kayak Tasya. Kalau kakakmu ada niatan nikah lagi, benar benar ibu dukung. Sudahlah mandul kurang ajar pula", gerutu bu Wiji didepan Tika.

"iya bu iya, tapi ibu gak capek ngomel aja dari tadi. Sekarang Tasya sudah pergi bu, siapa yang mau masakin kita? Yang cuci baju kita?" tanya Tika.

"emang Tasya kemana bu? Kan biasanya juga Tasya yang kerjain", tanya Adi. Namun bu Wiji enggan menjawab.

"diusir sama ibu", celetuk Tika.

"apa? Ibu ngusir Tasya? Bu, kita itu masih butuh Tasya buat ngerjain tugas rumah. Satu lagi bu, dia itu mau dikasih sawah sama orang tuanya. Katanya itu harta satu satunya, yang akan diberikan buat Tasya. Rencananya, kalau sertifikat sudah ada mau aku kuasai. Sekarang apa? Ibu malah ngusir dia. Haduuhh, kenapa aku gak datang adri tadi coba", ucap Adi penuh penyesalan.

"sawah dari mana Di? Orang kita lamaran dulu aja rumah reot mau ambruk gitu kok ada sawah. Halu kali istrimu", sahut bu Wiji.

""iya bu, tapi sawah itu katanya harta satu satunya. Kalau Tasya punya anak, sawah itu bakalan diberikan", jelas Adi dengan tegas.

Yang semua orang tahu, Tasya hanyalah anak seorang buruh tani dengan rumah yang tak layak huni. Namun itu hanya sampul saja. Dia hanya ingin tahu sifat asli keluarga suaminya apakah mau menerima Tasya apa adanya atau tidak?

Yang sebenarnya Tasya ini anak orang berada dan merupakan anak tunggal. Namun Tasya tak mau bergantung pada kedua orang tuanya. Setelah menikah dia ingin berusaha sendiri agar punya kehidupan yang layak bersama suaminya, tanpa campur tangan orang tuanya.

Awalnya semua baik baik saja dan Adi juga menjalankan kewajibannya sebgai suami. namun setelah usia pernikahan beberapa bulan, bu Wiji ingin jika Adi tinggal dirumahnya.

Semua dimulai dari sini, watak asli bu Wiji yang dulu didepan orang tua Tasya terlihat lembut kini berubah bak seorang ibu tiri. Dia memandang rendah Tasya. Dan selalu memerintah Tasya sesuai kemauannya.

Namun dibalik itu semua Tasya masih menyembunyikan identitas asli keluarganya. Meskipun sudah terlampau batas. Tasya tetap akan berdiri sendiri untuk kesuksesannya.

Bendera kuning tertancap disepanjang kiri kanan gang. Terlihat ibunya yang duduk dipeluk beberapa orang sambil menangis. Tasya membuang jauh jauh fikirannya.

Sampai dihadapan ibunya, Tasya pun bersimpuh dan meminta maaf. "bu, Tasya minta maaf. Tasya datang terlambat. Seharusnya kemarin Tasya datang kemari. Tasya benar benar minta maaf bu".

"nduk, Tasya kamu ini kenapa? Nyesel kenapa? Ibu gak paham. Ayo bangun nak", tanya bu Sundari ibunda Tasya.

"lah tapi disepanjang gang ada bendera kuning, ibu juga nangis nangis. Ada keranda didepan rumah", jawab Tasya polos.

"woalah nduk, kamu kira bapakmu to? Itu bukan bapakmu", ucap bu Sundari.

"lah terus siapa?"

...****************...

1
Azahra Rahma
eh malah di Tasya jadi mikirin pelajaran IPA
Azahra Rahma
jangan² salsa mantannya Keenan
Riiya Mariiya: penasaran ya?? baca terus novelku ya kak. banyak plot twist nya lohh.. terima kasih sudah ngikutin ceritanya/Smile/
total 1 replies
Azahra Rahma
kode tuh Tasya,,Keenan ada rasa padamu
lalakon hirup
kisah cintanya kayanya seru ni
Kyoya Hibari
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
HitNRUN
Author, kapan nih next chapter?
Riiya Mariiya: ditunggu ya kak, scepatnya diupdate 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!