Galuh yang difitnah oleh penduduk kampung dan dibuang dihutan larangan, hutan yang menyimpang segudang misteri.
Dapatkah galuh membalaskan dendam dan menemukan dalang dari orang yang menghasut penduduk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Orang yang dicari
Mereka semua segera berjalan kearah pintu dan membuka pintu tersebut.
Mereka bisa melihat seorang pria sedang berjalan terseok seok menjauhi gubuk mbah karsa.
"Heyy." Teriak galuh seraya berlari menuju ke arah pria tersebut.
Pria tersebut yang mendengar teriakan galuh makin mempercepat langkah kakinya, namun ternyata galuh sudah berada di belakangnya dan memegang pundak pria itu.
"Hey, siapa kamu?." Tanya galuh, ia tak bisa melihat wajah pria itu, karena pria tersebut membelakanginya.
Pria paruh baya itu segera menoleh ke arah galuh, ia seketika membulatkan matanya dan terkejut saat melihat galuh.
"Kamu kenapa paman?." Tanya galuh dengan heran, pasalnya pria di depan ini memandangnya dengan raut wajah terkejut.
"Damar, kau damar." Tunjuk pria itu dengan tangan gemetar dan mata yang mengkilat penuh amarah.
Galuh hanya diam, ia tak mengerti kenapa pria di depannya ini menunjuknya seraya menyebut nama damar.
"Aku galuh, bukan damar." Ucap galuh yang membuat pria itu tertegun. Ia menelisik wajah galuh dan mulai menyadari sesuatu.
"Siapa kau sebenarnya anak muda? Kenapa wajahmu begitu mirip dengan orang yang ku benci di masalalu?" Tanya orang tersebut dengan suara dingin.
Sebelum galuh menjawab, renggo, mbah karsa dan mbah surya sudah berhasil menyusul galuh.
"Fajarr." Ucap renggo dan surya serentak.
Pria itu yang ternyata adalah fajar segera menoleh kearah renggo dan surya, tatapan mereka bertemu.
"Paman surya, renggo." Ucap fajar dengan lirih. Dan berjalan kearah mereka berdua.
"Fajar, benar ini kamu nak?." Tanya mbah surya dengan mata berkaca-kaca.
Fajar hanya mengangguk dan segera memeluk mbah surya yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri.
"Kamu kemana saja jar?." Tanya renggo setelah mereka melepaskan pelukannya.
"Sebaiknya kita pulang ke gubuk dulu." Ucap mbah karsa. Mereka semua segera pulang ke gubuk dan mengobrol disana.
"Fajar kamu belum menjawab pertanyaanku." Sambung renggo.
"Maafkan aku, aku selama ini di tawan oleh mereka, paman sebenarnya aku tak pernah mau meninggalkan paman." Jawab fajar dengan sedih.
"Ditawan?." Tanya renggo tak percaya.
"Iya, aku ditawan selama belasan tahun, hingga akhirnya aku bisa melarikan diri dan malah tersesat disini." Jawab fajar.
"Siapa yang menawan mu?." Kini mbah surya yang bertanya.
"Ntah lah paman, aku tak mengetahui siapa mereka sebenarnya." Jawab fajar dengan muka sedih.
Mbah surya hanya mengangguk, dan tak bertanya lebih lanjutnya lagi kepada fajar. Mereka semua kini mengobrol santai. Sebelumnya galuh pun sudah berkenalan kepada fajar dan menceritakan semuanya.
_Malam harinya di desa alas pati_
Malam mencekam masih menyelimuti desa alas pati. Semua warga menjadi was-was saat mendengar adanya teror sosok kuntilanak di desa mereka.
Sedangkan disisi lain, kondisi wati semakin parah, korengnya kini membusuk dengan dikerubungi belatung. Rusli suami dari wati hanya bisa pasrah, ia sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk kesembuhan wati.
"Wati, sebenarnya apa yang terjadi kepadamu dek?." Tanya rusli dengan lirih.
Wati hanya mampu meneteskan air matanya dan tak bisa berbicara. Hanya terdengar suara geraman dari mulut wati.
"Erggg."
Sedangkan dialam bawah sadar wati, ia sedang berada di sebuah istana yang mengerikan, wati sedang dipaksa bekerja di istana gaib tersebut, tak ada minum dan makan, mereka semua yang berada disana terus berkerja tanpa istirahat.
Bughh. Wati terjatuh saat mengangkat sebuah batu besar. Algojo yang melihat wati terjatuh segera mendekat, bukannya merasa kasihan mereka malah mencambuk wati dengan brutal.
Hanya terdengar suara rintihan dan teriakan dari segala sisi.
Sementara itu, tubuh wati mengalami luka yang tiba-tiba muncul di bagian perutnya, itu adalah cambukan dari algojo.
Tubuh wati sontak menjadi kejang-kejang dengan pupil mata yang putih semua. Rusli yang melihat istrinya kejang-kejang langsung keluar rumah dan berteriak meminta tolong.
"Tolong, tolongg." Teriakan rusli yang membelah pekatnya malam. Warga yang mendengar teriakan rusli hanya bisa berdiam diri dirumah, mereka tak ada satupun yang beranjak dari kasur dan menolong rusli.
Rusli yang melihat tak ada satupun warga yang menolongnya, ia menjadi sedih. Hingga teriakan wati dari dalam rumah mengejutkannya dan ia segera masuk kedalam.
Di dalam pemandangan yang mengerikan harus disaksikan oleh rusli. Perut wati yang membesar dan tak lama langsung meledak hingga isi dari perut tersebut berceceran di mana-mana.
"Watiii." Kini teriakan rusli lebih keras dari sebelumnya. Ia segera berlari dan mendekati istrinya yang sudah tak bernyawa.
"Huhuhu, siapa yang sudah tega melakukan hal sekejam ini kepada mu dek?." Tangisan rusli yang keras membuat warga akhirnya berbondong-bondong mendatangi rumah rusli.
Disana mereka bisa melihat, tubub wati yang sudah kaku dengan perut yang bolong, serta isi perutnya yang berceceran di mana-mana.
"Ujang, kamu segera susul pak Rt kerumah nya, ini sudah tidak beres." Perintah pak solihin kepada mang ujang.
"Baik." Mang ujang segera berlari menuju kerumah pak rt yang tak berada jauh dari rumah rusli.
"Ayo kita masuk kedalam." Ucap pak solihin.
Mereka segera masuk kedalam rumah tersebut, dan melihat rusli sedang menangis di depan jasad istrinya.
"Huhuhu, wati jangan tinggalkan aku." Tangisan rusli yang menyanyat hati membuat mereka semua bisa merasakan kesedihan yang dialami rusli.
"Rus, kamu yang sabar ya." Ucap pak solihin dengan pelan. Rusli hanya mengangguk.
Sementara itu, mang ujang sudah sampai di depan pintu rumah pak rt dan segera mengetuknya.
"Tok, tok,tok. Assalamualikum pak rt, ini saja ujang." Teriak ujang.
Tak lama pintu akhirnya terbuka, menampakan pak rt dengan wajah bingung menatap kearah ujang.
"Ada apa ujang? Kenapa malam-malam begini kamu ada disini?." Tanya pak rt
"Istri dari rusli meninggal pak." Jawab mamg ujang dengan gugup.
"Apa? Meninggal?." Ucap pak rt dengan wajah terkejut.
Mang ujang hanya mengangguk, dan mereka segera menuju kearah rumah rusli yang ternyata sudah ramai orang yang sedang membersihkan rumah itu.
"Ayo pak rt, kita masuk." Ajak ujang, pak rt hanya mengangguk dan masuk kerumah rusli.
Disana, rusli masih saja meratapi kepergian istrinya yang mengenaskan, ia tak menyangka wati akan meninggal dengan kondisi seperti ini.