NovelToon NovelToon
KAMU : Setitik Rasa

KAMU : Setitik Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Meridian Barat

Milana, si gadis berparas cantik dengan bibir plum itu mampu membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama pada saat masa kuliah. Namun, tak cukup berani menyatakan perasaannya karena sebuah alasan. Hanya diam-diam perhatian dan peduli. Hingga suatu hari tersebar kabar bahwa Milana resmi menjadi kekasih dari teman dekat Rayn. Erik.

Setelah hampir dua tahun Rayn tidak pernah melihat ataupun mendengar kabar Milana, tiba-tiba gadis itu muncul. Melamar pekerjaan di restoran miliknya.

Masa lalu yang datang mengetuk kembali, membuat Rayn yang selama ini yakin sudah melupakan sang gadis, kini mulai bimbang. Sisi egois dalam dirinya muncul. Ia masih peduli. Namun, situasi menjadi rumit saat Erik mencoba meraih hati Milana lagi.

Di antara rasa lama yang kembali tumbuh dan pertemanan yang mulai diuji. Bagaimana Rayn akan bersikap? Apakah ia akan mengikuti sisi dirinya yang egois? Atau harus kembali menyerah seperti dulu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meridian Barat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30 (Tawaran Pekerjaan)

.......

.......

..."Terkadang rasa nyaman itu hadir tanpa aba-aba. Seolah hanya kehadiranmu yang bisa menghadirkan rasa itu."...

...~Milana~...

.......

.......

...SELAMAT MEMBACA ...

.......

Erik dan Milana duduk di bangku taman kota. Setelah adegan kejar-mengejar di jalanan tadi, Erik memohon agar gadis itu tidak pergi dulu.

Milana menyetujui. Merasa mungkin memang ini saatnya dia menyelesaikan masa lalu, meskipun menurutnya masa lalu itu sudah selesai. Namun, ia paham, Erik tidak berpendapat sama dengan dirinya.

Erik memandang wajah Milana dari samping. Gadis itu duduk lurus menatap ke depan. Erik tersenyum tipis. Wajah yang selama ini ia rindukan dan cari-cari, akhirnya ada di hadapannya.

"Milan ... bisakah kita membahas semuanya?"

"Mas, aku nggak mau kamu terjebak di masa lalu. Anggaplah aku sebagai seseorang yang hanya pernah singgah."

Erik menggeleng. "Aku nggak bisa, Milan. Nggak bisa menganggapmu cuma pernah singgah. Kamu lebih dari itu." Suaranya rendah. "Milan ... saat itu aku tak pernah benar-benar ingin kamu pergi. Aku hanya emosi sesaat ...."

Milana membawa arah pandangnya beralih pada Erik. Sorot matanya sayu, tetapi tetap tenang. Seolah sudah siap dengan segala kemungkinan. "Tolong, jangan terluka lagi karenaku," pintanya.

Erik diam sejenak. "Boleh aku berharap sedikit saja padamu?"

""Tolong jangan berharap lagi, Mas." Dia tidak ingin pemuda itu menggantung harapan padanya. "Aku nggak pernah bisa mencintaimu, seperti kamu mencintaiku, Mas ... Kamu baik, tapi maaf memang aku yang bodoh nggak pernah bisa mencintai kamu, sekeras apapun aku mencoba." Milana merasa semua perhatian dan kebaikan Erik sudah cukup, tetapi hatinya memang tidak bisa mencintai Erik sama sekali. "Jangan tinggal di tempat yang sama. Kamu berhak bahagia, tapi mungkin memang bukan sama aku."

Tatapan Erik sendu. 'Inilah yang aku takutkan ... aku belum bisa menerima kenyataan kamu nggak pernah mencintaiku, Milan.'

"Hidup ini terus berjalan, Mas. Jadi, tataplah masa depan. Belajarlah untuk menghapus perasaanmu untukku," ucap Milana dengan tegas, tetapi juga tidak kasar.

Erik menunduk dalam untuk beberapa detik. Kemudian berujar, "Tapi ... bisakah kau izinkan aku tetap ada di sisimu sebagai seorang teman?"

Milana belum menjawab. Erik kembali berujar, "Aku hanya ingin melihatmu, dan tak akan berharap apa pun." Meyakinkan. Meskipun pemuda itu juga tidak tahu, kapan ia benar-benar siap membuang perasaannya. Karena selama ini Erik masih terus dibayangi Milana. Dia jatuh terlalu dalam pada gadis itu.

Milana memandang Erik. Ia tidak tahu, kenapa hatinya tidak bisa mencintai pemuda sebaik dan seperhatian itu. "Kenapa kamu gini, Mas? Aku jadi makin merasa bersalah ...." Kebaikan seseorang menjadi beban paling berat bagi Milana ketika ia tak bisa memberi balasan apapun.

Erik menggeleng. "Enggak, Milan. Melihatmu saja dan izinkan aku tetap berada di sekitarmu, itu sudah cukup untukku."

Milana hanya mengangguk sebagai respon. Setelahnya mereka saling diam untuk beberapa saat.

Erik menarik napas dalam. Pembicaraan beberapa menit yang lalu menyisakan sedikit sesak di dadanya. Namun, ia juga tahu jika terus berada dalam topik itu hanya akan membuat Milana semakin merasa bersalah. Jadi, ia mencoba menetralkan suasana.

"Ngomong-ngomong, kamu mau ke mana, Milan?"

"Keliling aja, mau cari kerjaan, sih tepatnya," jawab gadis itu dengan seulas senyum.

Jawaban itu membuat Erik mengernyitkan dahi. Penasaran. Karena yang ia tahu, Milana bekerja di restoran milik Rayn. "Kamu ... bukannya kerja di restoran?"

Milana ikut mengernyit. "Kok, Mas Erik tahu?" Gadis itu mencoba menerka bagaimana Erik bisa tahu. Kerutan di dahinya menghilang seketika ingat bahwa Rayn adalah teman Erik, lalu berujar, "Ah ... Mas Rayn, ya? Nggak heran sih, kalau Mas Erik tahu, dia teman kuliahmu

"Em ... enggak, Milan. Aku tahu dari temanku yang lain. Jadi ... apa aku boleh bertanya, kenapa rumah kamu sepi, kamu drop out dari kampus dan bekerja?" Erik bertanya denga hati-hati, takut menyinggung perasaan Milana.

Milana diam menandakan ia tak mau menjawab pertanyaan itu. Melihat respon Milana, dengan cepat Erik berujar, "Aku nggak maksa kamu untuk jawab atau cerita, tapi selalu ingat ya ... aku disini sebagai teman." Erik tersenyum. "Aku siap kapanpun kamu mau cerita." Ia tidak akan memaksa gadis itu bercerita, meskipun ia juga penasaran.

"Jadi ... kamu sudah nggak kerja di tempat Rayn lagi?" Pertanyaan itu sengaja Erik lontarkan, untuk mengalihkan pembicaraan.

Milana mengangguk. "Iya ... maka itu aku cari pekerjaan lagi."

Erik mengangguk-angguk. "Em ... kalau kamu mau, aku bisa bantu. Kebetulan temanku ada yang punya cafe roti dan kopi gitu lah. Dia bilang butuh satu karyawan lagi untuk bekerja di tempatnya."

Milana tampak menimbang tawaran itu. Ingin menerima, tetapi ragu. "Gini, Mas. Aku nggak terlalu ngerti soal masak. Jadi, kalau pekerjaannya berhubungan dengan masak, sepertinya aku nggak bisa, sih."

Erik tertawa kecil. "Tenang, setahuku sih yang dibutuhkan pramusaji. Jadi, tugasnya ya melayani customer. Mengantar pesanan. Ada baristanya, kok. Dan sepertinya nantinya kamu merangkap sebagai kasir. Cafe itu nggak terlalu besar sih, tapi lumayan cukup ramai. Kalau kamu mau, aku bisa bantu, Milan."

Milana memang butuh pekerjaan. Setelah menimbang agak lama. Dia akhirnya mengangguk. "Baiklah."

Jawaban itu membuat Erik senang. "Nanti sore sepulang aku kerja, gimana kalau aku jemput kamu?"

Lagi-lagi Milana mengangguk sebagai jawaban.

Erik mengeluarkan ponsel. "Bisa tuliskan nomermu? Aku nggak tau, kamu blokir aku atau memang ganti nomer," cicitnya seraya menyodorkan ponsel.

Milana memandang ponsel itu sebelum akhirnya meraih benda pipih itu. "Aku ganti nomer, Mas." Mulai megetikkan nomernya di ponsel Erik.

"Ah ... sudah kuduga." Erik menyengir. "Kalau boleh tahu, kamu tinggal di mana sekarang?"

Setelah mengetikkan nomer ponselnya, Milana mengembalikan ponsel milik Erik. "Di tempat kos. Nggak terlalu jauh dari sini. Makanya aku jalan, tadi."

Erik ingin bertanya tentang kenapa gadis itu tinggal di tempat kos, tetapi ia tidak mau itu malah membuat keadaan canggung kembali.

"Oke ... nanti aku hubungi ya." Erik melirik jam tangannya. Sayang sekali ia tidak bisa mengantar Milana kembali ke tempat kosnya, karena ia harus segera pergi bekerja. Tadi Erik berhenti di sekitar lampu merah karena hendak membeli kue untuk ia bawa ke tempat kerja, dan tak sengaja melihat Milana.

Mereka berpisah pagi itu dan berjanji akan bertemu nanti sore. Erik akan mengantar Milana ke cafe milik temannya.

'Semesta memang berpihak padaku seperitnya.' Erik tersenyum. Hatinya lega melihat Milana Kembali. Meskipun terselip banyak pertanyaan tentang kehidupan gadis itu sekarang.

...****************...

Rayn fokus pada ponselnya. Memandangi pesan yang baru saja ia kirim pada Milana.

[Milan ... aku mohon, meski kamu nggak mau kembali kerja di sini. Setidaknya terimalah tawaranku semalam untuk mendapat pekerjaan. Cafe temanku masih membutuhkan karyawan. Aku sudah bicara padanya.]

Sesaat kemudian pesan baru masuk, tetapi bukan dari Milana. Melainkan dari Ferry. Teman Rayn yang memiliki cafe kecil di tengah kota.

[Bro, tadi Erik mengirim pesan. Katanya nanti sore akan membawa seseorang yang akan melamar pekerjaan di sini. Namanya Milana. Apa itu Milana mantan kekasih Erik?]

Setelah membaca pesan itu Rayn diam. Jantungnya bergemuruh, perasaan cemburu mulai merayap di hatinya. 'Jadi, mereka sudah bertemu?'

"Nggak sayang apanya kalau begini? Dia menolak tawaranku, tapi malah menerima tawaran Erik," dumelnya saat ingat Milana bilang gadis itu tidak terlalu menyayangi Erik tempo hari.

Segera menggulir layar ponsel mencari nama Milana. Menelpon gadis itu, tetapi tidak diangkat. Akhirnya Rayn memutuskan untuk mengirimkan pesan.

[Kau menolak tawaran pekerjaan dariku, tapi menerima tawaran Erik? Wah ... baru beberapa hari yang lalu kamu bilang tidak begitu menyayangi Erik, lalu apa sekarang?]

Rayn akui dirinya sedang cemburu sekarang. Dia tahu tidak berhak cemburu, tapi rasa itu muncul dengan sendirinya. Rayn menunggu balasan pesan Milana, tetapi tak kunjung ada. Memutuskan mengirim pesan lagi pada gadis itu.

[Aku menawarkan pekerjaan itu lebih dulu dari Erik. Kenapa tawaran dia yang kamu terima? padahal itu tempat yang sama.]

[Ayo balas pesanku. Aku tau kamu baca.]

Rayn hendak mengirim pesan lagi, tetapi urung saat ponselnya berdering sekali. Tertera nama Milana di sana. Akhirnya gadis itu merespon pesannya juga.

[Pertama, aku nggak tahu kalau itu tempat yang sama. Itu hakku untuk menolak atau menerima. Dan terakhir, Mas Erik nggak spam pesan terus menerus!]

Rayn tertawa pelan membaca pesan itu. Bisa ia bayangkan wajah cemberut Milana yang lucu saat gadis itu mengomel atau bicara ketus padanya seperti biasa.

"Wah ... pasti dia mengirim pesan ini sambil mengomel." Rayn cekikian sendiri.

"Kenapa, Milan ... Kenapa aku selalu satu langkah di belakang Erik?" Di sudut hatinya ada sesuatu yang agak tergores karena gadis itu lebih memilih menerima tawaran Erik daripada tawarannya, tetapi ia masih bersyukur gadis itu mau membalas pesannya.

'Bagaimana bisa duniaku hanya berputar tentang kamu, Milan.'

Sedangkan Milana di kamar kosnya sesekali tersenyum membaca balasan pesan Rayn.

[Aku heran, kenapa kau sulit sekali membalas pesanku. Apa aku harus spam dulu agar dibalas?]

"Sejak kapan dia jadi seperti ini?" gumamnya seraya mengetik balasan untuk pemuda itu

[Coba saja lakukan! Setelah itu nomer Mas Rayn akan aku blokir!]

Milana tertawa samar membaca balasan pesannya untuk Rayn. Milana tidak tahu perasaan apa yang mengendap di dadanya. Namun, hatinya terasa hangat saat ponselnya berdering mendapat pesan-pesan dari Rayn. Perasaan yang belum pernah ia rasakan selama bersama Erik.

.

.

.

.

Bersambung ....

Lumayan panjang, nih, Guys 🤭 Mumpung libur kerja hehehe. Semoga suka ya. Tolong tinggalkan komentar dan vote ya, Guys. 🥺🙏🏼🙏🏼 terimakasih

1
HNP
Bagus kak ceritanya ❤️ perkuat kemistrinya lagi 💪.
MeridianBarat🐣🌼: eii ... terimakasih 💫
total 1 replies
𝓐𝓩𝓡𝓐
Sama sablengnya wkwkwk
MeridianBarat🐣🌼: 😭😭 Mas Rayn Ini sweet lho mom 🤧
total 1 replies
𝓐𝓩𝓡𝓐
Bener" gak idaman bgt si Milana ini Thor 😜🤣
MeridianBarat🐣🌼: 🤧 buang aja gak seh cewek kayak gitu 🥱🤣🤣
total 1 replies
Rosalina
akhirnya up Lg, nexttt kk
Hatus
Serba salah memang, niat baik tapi belum tentu orang akan beranggapan sama🥹
MeridianBarat🐣🌼: 😮‍💨 begitulah ... terkadang sampai jadi bingung harus responnya gimana 😑
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
Nexttt, semangat nulisnya 🌸🌸🌸
Ningsih,💐♥️
deskripsi nya bagus, aku jadi bisa membayangkan keadaannya
Ningsih,💐♥️: menurut saya ini sudah bagus kok, semangat terus ya.
saya juga belajar
MeridianBarat🐣🌼: terimakasih banyak, Kak ♥️ Maaf kalau mungkin deskripsinya terkadang agak ambigu dan kurang jelas ya, Kak ... terimakasih sudah mampir dan baca ♥️
total 2 replies
Ningsih,💐♥️
haii.....
Milana. ,gadis SPG seperti diriku/Hey/
MeridianBarat🐣🌼: oh, halo ... terimakasih sudah mampir baca ceritaku, Kak ♥️ semoga tertarik baca selanjutnya ya 🤩💫
total 1 replies
Tyra A.S
oke kak mantap 👍, jangan lupa mampir di cerita ku makasih
iqbal nasution
oke
MeridianBarat🐣🌼: aww 🤩 tengkiu , Abang 💨
total 1 replies
Proposal
🔥BAGUS KAKA🌟💫,Mampir Karyaku Juga Ya 🙂‍↔️🥰
Rosalina
Ko pendek part kali ini KK lagi seru-serunya pdhl
MeridianBarat🐣🌼: hihihi ... iya, Kak ... nanti up lagi part berikutnya ya. Terimakasih sudah mampir baca. ♥️
total 1 replies
Prita
KK knp skrg up nya cm 1 part ?
MeridianBarat🐣🌼: hehe iya, Kak. Aku up 1/1 ya hehe ... terimakasih banyak sudah berkenan baca ♥️
total 1 replies
iqbal nasution
masa lalu..
iqbal nasution
judul babnya resep masakan ala chef autor
MeridianBarat🐣🌼: 🤣🤣 itu resep beneran, tau, Kak ... coba bikin deh. 🤧
total 1 replies
Rosalina
Parah ni milanaaaaa
MeridianBarat🐣🌼: 😭 kebangetan dia mah
total 1 replies
Rosalina
Jenis cerita ini alurnya ringan banget ya KK. buat ak yg suka cerita ringan ini bagus dan rekomen tapi mungkin untuk orang yg terbiasa baca cerita yg part awal udah dar der dor naik turunkan emosi ini mungkin sedikit membosankan tapi untuk ak penyuka bacaan ringan ini rekom KK.
HNP: Kamu suka cerita romansa ringan kan, aku rekomen sebuah cerita yang pas untuk kamu, yuk mampir dolom karya ku.

Judulnya : Professor & Student: Love Through Time.

selain dari ini masih ada beberapa cerita lain. Seperti : Ruang Hati Opi Yang Diminta mereka. & Beautiful, Previously Injured (Berlian di Pelukan CEO MAFIA).

penasaran yuk baca dan mampir.
total 1 replies
Rosalina
Cerita ini jenis cerita yang ringan. Untuk yang suka cerita gak terlalu berat konfliknya, ini cocok. tapi kalau yang biasa baca cerita dar der dor di awal, kayaknya mungkin menurut mereka membosankan.tapi buat aku yg suka cerita ringan dan alur santai, ini rekomen
iqbal nasution
alur ceritanya terlalu datar...gampang bosan kalau bacanya, yg lain udah bagus
MeridianBarat🐣🌼: ah, bener kak ... cerita ini emang alurnya lumayan lambat 🤧 emang ini cerita ringan hihihi. Terimakasih banyak, Kak 🫰
Rosalina: nah kan. Kk ini kyknya terbiasa baca cerita yg di part awal udah dar der dor Ama konflik, JD psti menganggapnya bosan. tp ttp smngat up y kk.
total 3 replies
The first child
Milana kalo di kamar mandi menghayal gak ya??🥲
MeridianBarat🐣🌼: 😂 kayaknya nmenghayal sambil nyaynyi, Kak 🤣

Btw, tengkiu udah mampir dan berkenan baca, Kak. 🤩🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!