Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjenguk Bunda
✉️"Kenapa Tera datang ke rumah sakit sendiri??" Kean menghela nafas saat membuka ponselnya dan mendapatkan pesan dari sang Bunda.
✉️"Aku tidak pulang ke apartemen ya Mas, Aku ke rumah sakit." Pesan dari nomor yang bahkan belum sempat Kean simpan dengan benar.
✉️"Aku ingin menemani bunda sebelum Ayah Arsya datang." Pesan lain dari nomor yang sama.
✉️"Mungkin akan malam sampai di apartemen mu nanti." Pesan di bawahnya lagi dan masih dari nomor yang sama.
Kean menyisir setelah meremas rambutnya, Ah separah ini dirinya sebagai suami sampai-sampai nomor istrinya belum dia simpan dengan benar.
"Kita ke rumah sakit." Ucap Kean setelah memasang sabuk pengaman dengan benar, Rudi pun mengangguk dan melajukan mobilnya.
Kean berharap tak akan ada masalah baru lagi jika dia sudah sampai di rumah sakit dan menjumpai Bunda juga istrinya.
Setengah jam kemudian Kean sampai Rudi kembali ke kantor setelah menyapa sebentar Bunda Mutia setelah itu pamit dan kembali dengan naik taxi karena mobil Kean akan di bawa pulang bersama Lentera.
"Kamu dari mana??" Tanya Bunda Mutia begitu Rudi pergi.
"Dari Rumah Diska Bun." Jujur Kean.
" Mau ngapain mau menempatkan dia sebagai pihak ke tiga di hubungan sahmu??" Bunda bertanya sedikit dengan nada tinggi hingga Kean sedikit terkejut, mengapa Bundanya bisa mudah meninggi sekarang.
"Lebih penting Diska sahabat yang sudah berniat jadi perusak rumah tanggamu itu dari pada Bunda dan Tera istrimu???" Tanya Bunda Mutia lagi kesal.
"Bun, bukan begitu, Kean tanya mengambil kartu yang belum sempat Diska berikan pada Tera, itu nafkah Kean untuk Tera." Ucap Kean berusaha menjelaskan.
"Bunda jangan marah-marah gitu dong, nanti makin turun kesehatannya." Ucap Kean lagi mengambil tangan Bunda dan mengelusnya lembut.
Bunda Mutia menatap putra yang dia besarkan dengan kasih sayang penuh dan curahan kasih itu dengan tatapan tak percaya, mengapa putranya tak bisa peka seperti Ayah Arsya suaminya sekarang sekaligus ayah sambung dari Kean, apakah karena gen dari Ayah Haris ayah kandungnya.
"Kau tau kan, tak bisa mencari wanita yang tulus karena kamu memang tidak peka, kamu jangan jadi seperti Ayah Haris, kamu tau kan bagaimana menderitanya Bunda waktu itu." Ucap Bunda Mutia pada Kean penuh harapan.
"Bunda mohon sayang, cukup istrimu saja yang kau lihat dan pedulikan jangan wanita lain ataupun sahabat perempuan, karena tak ada persahabatan yang baik antara lawan jenis selain mudharat yang banyak." Jelas Bunda Mutia lagi yang hanya di angguki Kean pasrah.
Bunda dari awal sudah tak suka saat Kean mengirim Diska, karena selain cara bergaulnya sembarangan tanpa batas meski dengan lawan jenis, Diska terlihat meremehkan Tera saat bersamaan seolah-olah justru Tera bawahannya di bandingkan dirinya karena secara pendidikan dan keadaan jauh berada.
Bunda juga menyadari jika Diska terlihat begitu mencari muka di hadapannya saat bertemu dirinya namun terlihat kurang tulus saat bersama Tera.
Bahkan bunda sendiri mendengar sendiri bagaimana Tera di katai gadis penyakit dan tak pantas untuk Kean, Bunda ikut sakit saat mendengar dan sejak saat itu Bunda langsung meminta waktu bertemu dengan Diska menasehati agar menjauh dari niatnya terhadap Kean.
"Maaf, Kean menyesal." Akhirnya kata terakhir itu yang bisa Kean ucap untuk membuat Bunda Mutia mereda perasaannya.
"Nanti Kean lebih jaga lagi Tera." Lanjutnya dan itu mampu membuat senyum sang Bunda terbit meski seperti sebelumnya.
Lentera hanya bisa memandang dengan senyuman meski hatinya sendiri masih ragu pada laki-laki yang bahkan tak bisa menjaga dirinya sendiri itu.
Kesan pertama bagi Lentera pada Kean di awal perjumpaan adalah lelaki cengeng dan terlalu lemah dalam berhubungan tentang cinta.
Di pertemuan kedua lelaki ceroboh yang bahkan bertindak tanpa di pikir terlebih dahulu karena bisa begitu mudahnya membuang sesuatu berharga.
Lalu di pertemuan ke tiga masih terlihat sebagai lelaki ceroboh dan suka terburu-buru saat bertindak kadang karena nyaris menabrak dan tiba-tiba mengajak menikah.
Dan pertemuan ke empat sebagai laki-laki kasar yang tak suka di ganggu wilayah dan ketenangannya begitu melukai hatinya waktu itu.
Namun ketidak pertemuan setelah menikah membuat dia semakin yakin laki-laki yang di nikahinya tak berperasaan juga tak akan melihat dirinya sebagai wanita berharga, entah itu salah paham atau apa tapi baginya menanti selama satu bulan tanpa pertemuan dan kabar itu bagai tak di lihat sama sekali.
Tera bahkan dulu sering mengirim pesan terlebih dahulu namun pesan itu hanya seperti sampah yang memenuhi kolom pesan sang suami justru lebih memilih mendengar kabarnya dari asisten pribadi yang dikirimkannya itu.
***
up lagi jejaknya jangan lupa ya🙏🙏🙏
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??