"Jadilah istri Tuan Roger agar hutang paman menjadi lunas!"
Nazura tidak mampu menolak perintah sang paman untuk menikah dengan orang yang bahkan sama sekali belum pernah ia temui. Namun, meskipun berat tetap ia lakukan untuk membalas jasa sang paman yang sudah membesarkan.
Setelah pernikahan itu terjadi, ternyata kehidupan Nazura tidaklah lebih baik. Justru kesabarannya terus diuji.
Lantas, bagaimana kisah Nazura selanjutnya? Akankah gadis itu menemukan kebahagiaan?
Simak Kisahnya di sini.
Jangan lupa dukung karena dukungan kalian sangat berarti ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GPH 27
"Na, apa kamu bisa mengirim pesanan kue ke perusahaan ini?" tanya pemilik toko kue tempat Nazura bekerja sekarang.
Nazura mengambil kertas tersebut dan terkejut ketika melihat nama perusahaan Roger yang tertulis di sana. Ia menolak, tetapi tidak bisa karena seluruh karyawan sedang sibuk. Pada akhirnya, Nazura tetap harus mengantar kue tersebut.
Wanita itu sangat berharap semoga ia tidak dipertemukan dengan Roger. Karena ia sama sekali tidak ingin bertemu lagi dengan lelaki itu meskipun beberapa kali ia mencoba mengirim makan siang untuk Roger meskipun secara diam-diam. Ia tidak peduli meski Roger membuang makanan tersebut.
Dengan menggunakan topi dan masker, Nazura merasa ragu ketika hendak masuk ke perusahaan tersebut. Ia hanya berjalan menuju ke resepsionis dan menitipkan kue itu sesuai dengan pesanan yang diterima. Resepsionis itu pun mengerutkan kening ketika mengamati wajah Nazura. Tidak ingin membuat curiga, Nazura pun bergegas pergi sebelum ia bertemu dengan lelaki yang masih saja berstatus sebagai suaminya.
Ketika Nazura sedang memakai helm di parkiran, ia terdiam beberapa saat ketika melihat mobil Roger masuk ke area perusahaan dan selang beberapa saat, Roger terlihat keluar dari dalam mobil itu bersamaan dengan Soraya yang juga keluar dari pintu sebelah.
Nazura pun bergegas naik ke atas motor dan menutup kaca helmnya sebelum kedua orang itu menyadari keberadaannya. Jantung Nazura benar-benar berdegup kencang karena merasa takut akan ketahuan.
Ketika Roger sudah masuk ke dalam perusahaan bersama dengan Soraya, Nazura pun mengembuskan napas lega. Ia merasa tenang karena tidak ketahuan dan tanpa menunggu lama, ia bergegas pergi meninggalkan perusahaan itu.
Roger berjalan masuk ke ruangannya, sedangkan Soraya menuju ke meja resepsionis untuk mengambil kue yang telah dipesan sebelumnya. Namun, ketika hendak pergi dari sana ucapan sang resepsionis berhasil menghentikan langkah Soraya.
"Nona, orang yang mengantar kue ini
sama dengan orang yang selalu mengirim makan siang untuk Tuan Roger," ucapnya. Membuat kening Soraya mengerut dalam karena merasa heran.
"Kamu yakin?" tanya Soraya memastikan.
"Iya, Nyonya. Walaupun wanita itu memakai masker, tetapi saya sangat mengenalinya."
"Baiklah. Terima kasih atas informasinya." Soraya berlalu pergi begitu saja.
Akan tetapi, sebelum sampai di ruangan Roger, ia berhenti terlebih dahulu lalu menghubungi pemilik toko kue itu. Soraya begitu tersentak ketika bertanya siapa yang mengirim kue tersebut. Ternyata orang itu sangat tidak asing untuknya. Setelahnya, Soraya pun mematikan panggilan itu secara sepihak.
"Sialan! Ternyata wanita itu tidak pergi juga. Lihat saja, aku akan memberi pelajaran untuknya!"
Soraya merem*s ponsel cukup kuat untuk menyalurkan amarah. Lalu menyimpannya kembali dan segera masuk ke ruangan Roger. Ia bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa. Soraya juga sangat berharap semoga Roger tidak mengetahui kalau Nazura ternyata berada di dekat mereka.
***
"Ampun, Tuan. Saya benar-benar tidak tahu." Bima menangkup tangan di depan dada sembari terus memohon karena memang ia tidak mengetahui di mana keberadaan keponakannya. Yang Bima tahu selama ini Nazura masih tinggal bersama dengan Roger.
"Jangan berbohong! Atau aku tidak akan segan-segan memberi pelajaran untukmu!" bentak Roger penuh amarah. Tidak peduli meskipun lelaki di depannya lebih tua darinya.
"Saya berani bersumpah kalau saya tidak mengetahui di mana Nazura berada. Sungguh, Tuan." Pikiran Bima kalut, antara takut dengan amarah Roger juga khawatir dengan keberadaan keponakannya.
"Sialan! Awas saja kalau kamu sampai berani berbohong!" Roger beranjak bangun dari sofa lalu hendak berjalan ke luar dari rumah itu. Namun, langkahnya terhenti ketika berpapasan dengan Nety dan juga Lolita yang baru saja masuk rumah.
"Tu-tuan Roger." Nety tampak sangat gugup, berbeda dengan Lolita yang tersenyum centil karena terpesona dengan ketampanan Roger.
Roger tidak menjawab sapaan Nety. Ia justru tersenyum sinis lalu berjalan pergi melewati kedua wanita itu begitu saja.
"Dia siapa, Ma?" tanya Lolita. Namun, Nety hanya diam karena masih belum percaya dengan kedatangan Roger. "Ma! Pria tampan itu siapa?"
Nety pun tergagap apalagi saat Lolita sudah menepuk bahunya cukup kencang. "Di-dia Tuan Roger, suami Nazura."
"Apa! Jadi, lelaki yang dihutangi papa itu dia? Ish, yang benar saja!" Lolita menendang udara saat hatinya merasa sangat kesal.
suka nih peran cewe begini