"hidup di dunia ini tidak semua bernasib beruntung, kadang aku sangat iri dengan kehidupan orang lain yang terlahir kaya, mereka tidak perlu bersusah payah untuk bekerja keras pagi, siang dan malam dengan upah yang tak seberapa, hidup di tengah kota seorang diri membuatku sedikit frustasi, beruntungnya aku masih punya seseorang yang ku kenal, orang yang selalu membantu dan menghiburku disaat semua tidak baik baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bee aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menuju ekhemm
Lea terdiam di kamar mandi setelah felix mematikan telfon.
"apa yang aku lakukan di dalam? Kenapa lama sekali?" teriak mathias dari luar kamar mandi membuat lea agak terkejut.
"aku belum apa apa, tunggulah sebentar?" ucap lea bergegas untuk mandi.
Beberapa saat kemudian, selesai mandi lea sudah berpakaian dengan baju santainya menuju meja riasnya.
terlihat mathias masuk ke kamar lea dengan santai berbaring di tempat tidur sambil tengkurap menatap lea yang tengah skincare an.
"hari ini kamu ngapain aja?" tanya mathias.
"kekampus abis itu ngerjain tugas" jawab lea sambil mengoleskan pelembab ke wajahnya.
"sama siapa?" tanya mathias penasaran.
"sama nicolas" jawab lea.
"kamu deket banget sekarang sama nicolas" ucap mathias dengan wajah cemberut.
Lea menatap mathias dari cermin, ia hanya tersenyum melihat ekpresi mathias.
"aku kebantu banget sejak temenan sama dia, aku ngerasa kita sefrekuensi aja, kebetulan kita juga satu jurusan" terang lea.
"temen ya.." ucap mathias.
Lea seketika menghentikan aktifitasnya, dan menoleh ke arah mathias.
"aku juga cuman teman" ucap mathias dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
"apa yang kau bicarakan? Kenapa kau menyamakan dirimu dengan nicolas?" tanya lea merasa bingung.
"lalu apa aku bagimu?" tanya mathias dengan serius.
lea beranjak dari duduknya berjalan menuju tempat tempat tidur, ia duduk di samping mathias.
Seketika mathias bangun dan ikut duduk di samping lea.
"aku tidak tau.. Yang jelas.. Aku tak bisa tanpamu" ucap lea.
"aku juga" ucap mathias lalu memeluk tubuh lea.
Lea menepuk nepuk punggung mathias, ia mengerti apa yang mathias maksud, tapi di sisi lain ia juga mencintai felix dan tak bisa memilih di antara keduanya.
"sampai kapan kau mau mempertahan felix, sementara kau selalu di pelukanku? Aku sedih.. Tapi aku sangat takut jika kau sudah membuat pilihan, aku tidak mengerti kenapa kau begitu mencintai adikku sementara kau selalu bersamaku" batin mathias.
beberapa hari berlalu, tibalah dimana lea pergi berlibur bersama felix ke sebuah pulau.
lea tengah menyiapkan beberapa baju untuk pergi, karena ia akan berada disana selama dua hari.
Ting tung!! Suara bell pintu.
"gue baru kelar siap siap, kenapa jadi gugup gini sihh!" ucap lea buru buru keluar dari kamar untuk membuka pintu.
sampai di pintu depan lea sedikit membetulkan tatanan rambutnya lalu segera membuka pintu.
Ceklek!
Saat pintu terbuka terlihat felix berdiri di depan pintu sambil tersenyum.
"sayang?" ucap lea senang.
"kamu udah selesai belum?" tanya felix sambil menampilkan senyum malu malunya membuat lea jadi gemas.
"udah.. Udahh kok" jawab lea.
"ya udah yuk? Mana barang barang kamu?" tanya felix.
"masih di kamar" jawab lea.
"ya udah, biar aku yang bawa" ucap felix nyelonong masuk untuk mengambil koper di kamar lea.
lea mengerutkan keningnya saat melihat felix terlihat sangat bersemangat, ia pun mengikuti felix.
mereka keluar dari apartemen bersama, felix menggeret koper lea sambil merangkul lea untuk keluar dari apartemen.
Sampai di depan, terlihat sebuah mobil tengah menunggu.
felix memberikan kopernya kepada supir dan memasukannya ke dalam bagasi, sementara lea masuk kedalam mobil di ikuti oleh felix.
Mereka pergi menuju bandara, dengan perjalanan di pesawat sekitar 4 jam.
Sesampainya mereka di tempat tujuan, terlihat sebuah fila dengan pemandangan laut yang indah.
"ayo kita masuk?" ajak felix.
"iyaaa" jawab lea sambil sedikit tercengang dengan pemandangan di depan matanya.
mereka masuk ke dalam fila, lea agak bingung karena terlihat sepi tak ada orang selain mereka berdua.
Mereka menaiki tangga untuk sampai kelantai atas hingga sampailah mereka di sebuah kamar, dengan hiasan yang romantis, sebuah kamar yang di peruntukkan sepasang pengantin baru.
"ini.. Kamarnya cuman satu?" tanya lea bingung.
"iyaaa, ini kan kasurnya gede sayang" ucap felix.
"iya sihhh" jawab lea bingung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"kamu istirahat dulu aja, aku mau kebawah mau pesen makan" ucap felix.
"ohh gitu.. Ya udah" jawab lea.
Felix keluar dari kamar, sementara lea membuka kopernya sambil menata baju bajunya di lemari, ia juga membawa skincare dan juga make up, menatanya di meja rias.
Selesai beres beres, Lea bingung harus apa, ia pun memutuskan untuk mandi.
"ini kamar mandinya kok transparan begini ya? Kalo ada yang liat gimana?" ucap lea heran.
Tanpa pikir panjang lea melepas pakaiannya satu persatu, ia duduk di pinggir bat up sambil menyentuh air dengan tangannya.
"seger banget, gila.. pantai itu panas banget ya ternyata" ucap lea segera masuk kedalam bat up untuk merendam tubuhnya.
"arhhhh seger banget" ucap lea sambil memasukan bat bom kedalam air di bak mandinya.
"wihhh wangi banget, ini merek apa ya?" ucap lea terlihat senang dengan aromanya.
Berendam di bak mandi dengan pemandangan laut yang indah memanjakan mata, membuat lea sampai lupa bahwa kamar mandinya hanya berdinding kaca transparan hingga terlihat jelas dari tempat tidurnya.
Lea mencoba menikmatinya sambil memejamkan matanya, merasakan segarnya air di bak mandi dengan aroma yang membuatnya merasa rileks.
Beberapa menit kemudian, lea merasa aneh dengan tubuhnya saaf berendam.
"ini kenapa ya.. Kok tubuh gue jadi bergairah begini" batin lea mencoba menahannya.
sementara itu, felix berjalan masuk ke kamar untuk memanggil lea untuk mengajaknya makan di bawah.
Langkahnya terhenti saat ia melihat lea berada di dalam bat up, terlihat setengah tubuh polos lea dari luar kamar mandi yang tengah berendam di dalam air.
"sayang?" panggil felix.
"hmmm" jawab lea tanpa membuka matanya karena tengah menahan rasa aneh pada tubuhnya.
"kita makan yuk di bawah?" ajak felix dengan ragu berjalan mendekat ke dinding kamar mandi.
"kamu makan dulu aja, kayanya aku kepanasan dehhh" ucap lea sambil merapatkan bibirnya.
Samar samar terlihat dengan jelas tubuh polos lea di dalam air saat dari dekat, membuat felix tak berkedip saat melihatnya.
felix membuka pintu kamar mandi, ia mendekat ke arah lea yang masih memejamkan matanya.
"kamu kepanasan?" tanya felix dengan suara yang begitu sexy di telinga lea.
lea segera membuka matanya, ia mendongak karena felix berdiri di belakangnya sambil membungkuk menatap wajahnya.
tatapan mereka saling bertemu, membuat mereka terdiam sesaat.
"sayang?" panggil lea.
Dengan cepat felix mengecup bibir lea sekejap.
Lea sontak terkejut dan membetulkan posisinya untuk melihat felix dengan benar.
"lea?" panggil felix menatap tubuh polos lea.
"aku merasa aneh" ucap lea sembari menutupi dadanya dengan kedua tanggannya.
"aneh kenapa sayang?" tanya felix sembari mengelus pipi lea.
Lea memejamkan matanya saat felix menyentuhnya.
"aku ingin di cium" ungkap lea mulai tidak bisa menahan hasratnya.
Felix tersenyum puas mendengar itu dari mulut lea.
"kau ingin di cium di mana?" tanya felix seolah memancing lea.
"dimana saja, lakukan sesukamu" jawab lea merasa frustasi sambil menggigit bibir bawahnya.