NovelToon NovelToon
Selir Jenderal Perang

Selir Jenderal Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Diam-Diam Cinta / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Dark Romance
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bella Bungloon

Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.

***

Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.

Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.

Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.

Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?

Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella

TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 008

Istana Kekaisaran Tianhu, Balairung Utama. Matahari nampak menyusup malu-malu di antara ukiran giok dam balok merah menyala.

Kaisar Yu Yanzhong dan Permaisuri Lin Xinyi duduk anggun di atas takhta emas berbentuk naga kembar, di kelilingi tabir sutra bergambar pemandangan Langit dan Bumi. Beberapa prajurit dan Kasim berdiri rapi di sisi balairung.

Suara tampak hening menyelimuti ruangan megah itu. Hingga desir langkah kaki terdengar bagai denting pedang, memasuki balairung utama.

Jie Xieye melangkah dengan anggun di samping Hang Tianyu. Hanfu merah anggur nya bergemerisik pelan. Dan di sampingnya, Hang Tianyu mengenakan jubah kebesaran Jenderal Agung berwarna hitam dan merah darah, lengkap dengan lambang naga bersulam emas di dada.

Keduanya berdiri di tengah aula dan membungkuk hormat.

"Memberi hormat pada Yang Mulia Kaisar dan permaisuri."

"Bangkit lah," jawab Kaisar Yu Yanzhong dengan wajah sumringah. "Hari ini adalah hari baik. Kabar tentang selir barumu telah sampai ke telinga kami."

Permaisuri Lin Xinyi memiringkan kepalanya anggun, matanya menatap Jie Xieye yang membungkuk dalam.

“Tabib Jie Xieye... namamu sudah sering kudengar, terutama dari laporan tabib istana. Katanya, engkau menyembuhkan pasien bahkan sebelum mereka menyadari penyakitnya. Itu luar biasa, aku juga mendengar jasa mu yang membantu para prajurit."

Jie Xieye menunduk anggun. “Permaisuri terlalu memuji. Hamba hanya perempuan biasa yang kebetulan belajar pengobatan. Di bandingkan Yang Mulia... Hamba bukan apa-apa."

Hang Tianyu menoleh, menatap Jie Xieye yang berada di samping nya, tenang dan terlihat anggun. Tentu tindakan nya tak luput dari perhatian Kaisar.

"Yang Mulia," Permaisuri Lin Xinyi menatap lembut ke arah suaminya. "Bukankah mereka terlihat sangat serasi? Jenderal Hang sudah banyak berkontribusi untuk kekaisaran kita, dan dia baru saja mengangkat selir yang juga seorang pahlawan, hadiah apa yang akan kita beri?"

Kaisar Yu Yanzhong mengangguk setuju. “Hang Tianyu, engkau adalah Jenderal Agung yang telah menjaga perbatasan kekaisaran dan menjaga kekaisaran ini bertahun-tahun. Melihatmu datang dengan wanita bijak dan lembut seperti tabib Jie, membuat kami merasa lega. Restu Langit pasti menyertai kalian.”

"... Kasim Jang, setelah ini, kirim hadiah ke kediaman Hang." Perintah Kaisar pada Kasim yang berada di sisi kirinya.

Hang Tianyu dan Jie Xieye kembali membungkuk. "Terima kasih Yang Mulia Kaisar, Terima kasih Yang Mulia Permaisuri."

Namun, tiba-tiba pintu balairung kembali terbuka, seorang pria melangkah masuk dengan langkah tegas, membuat beberapa Kasim dan prajurit menahan nafas karena aura nya.

"Hamba, Shen Zhaoling, menghadap Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri."

Shen Zhaoling, pria itu berlutut memberi hormat, wajahnya tampan rupawan, aura nya gelap dan terasa mengintimidasi.

"Jenderal Agung Zhaoling," Kaisar terlihat bahagia melihat pilar utama Kekaisaran nya yang lain nya. "Akhirnya kau kembali dari Perbatasan. Sungguh tepat waktu, hari ini kami memperkenalkan Selir Jie Xieye, wanita yang di pilih oleh Jenderal Agung Hang Tianyu."

Shen Zhaoling menegakkan badan, matanya menyapu Jie Xieye, lalu berhenti pada wajah rival nya. Hang Tianyu.

Diam-diam, pria itu tersenyum kecil. "Jadi, dia wanita yang berhasil membuat si bod0h Tianyu menelan ludahnya sendiri? Akan setia pada satu wanita saja katanya, haha....."

"Tabib Jie Xieye?" Nada pria itu terdengar sopan, tapi tersirat teka teki. "Aku sangat sering mendengar namamu dari para prajurit. Tabib dengan tangan malaikat yang menyelamatkan banyak nyawa,"

"... Namun, ternyata kau bukan hanya mampu mendapatkan cinta dari mereka, tapi juga dari Jenderal Agung Hang Tianyu. Tentu semua tahu tentang janji nya untuk setia hanya pada satu wanita saja. Namun, hahaha—"

Wajah Hang Tianyu menggelap, tangan nya mengepal, sorot matanya tajam menatap Shen Zhaoling yang tertawa mengejek.

"Aku turut bahagia untuk kalian, Jenderal Hang dan Tabib Jie." Imbuh Shen Zhaoling kemudian. Wajahnya terlihat mengejek rival nya yang terus menatap nya tajam.

Melihat ketegangan antara dua pilar utama nya, Kaisar Yu Yanzhong berdehem guna mencairkan suasana.

"Namun, tetap saja, kalian berdua adalah pasangan yang luar biasa, Jenderal Hang dan Tabib Jie, tak heran jika Langit menjodohkan kalian," Kaisar Yu Yanzhong menatap Jie Xieye dan Hang Tianyu. "Yang satu melindungi nyawa rakyat di medan perang... Yang satu menyelamatkan nyawa dengan tangan penuh kasih.”

Suasana sedikit mencair. Permaisuri tertawa pelan. "Benar, kini kekaisaran kita memiliki pasangan pelindung dan penolong. Saat jenderal Hang terluka, sudah ada istri nya yang akan merawat mengobati nya."

Kaisar tertawa dan mengangguk setuju, Shen Zhaoling tersenyum tipis sementara Hang Tianyu hanya teediam. Begitu juga dengan Jie Xieye, di tengah pujian itu, sorot mata nya justru meredup.

Ia menarik napas pelan, lalu tersenyum... miris.

“Namun bagaimana jika dua-duanya... justru hanya saling melukai, saling menyakiti?” katanya pelan, seperti gumaman.

Suasana kembali hening. Permaisuri dan Kaisar saling melirik, dahi mereka berkerut samar.

Namun sebelum suasana berubah kaku, Jie Xieye tersentak dan buru-buru membungkuk.

“Hamba mohon maaf. Hamba terlalu lancang bicara.”

Hang Tianyu menatap perempuan itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Jelas dia mendengar dengan jelas apa yang di katakan perempuan di samping nya.

Memang benar bukan? Mereka hanya akan saling menyakiti dan melukai?

Di tengah keheningan itu, Shen Zhaoling tersenyum penuh arti. Sorot mata nya lekat pada perempuan di sebelah nya.

"Sepertinya ada banyak hal menarik yang terjadi di antara Hang Tianyu dan wanita itu. Ini menarik."

...***...

Istana Dalam, Paviliun Milik Permaisuri Lin Xinyi.

Langit siang terpantul di atas kolam giok yang tenang, menyinari lukisan teratai di ubin lantai. Tirai sutra tipis berwarna putih gading bergoyang lembut oleh angin musim gugur. Aroma wangi dupa menyeruak lembut, membalut seluruh ruangan dalam suasana tenang dan damai.

Jie Xieye duduk bersimpuh di atas bantalan bersulam phoenix emas.

Seorang dayang muda datang mendekat, membungkuk rapi lalu menuangkan teh ke dalam cawan giok di hadapannya.

“Hamba telah menyiapkan teh bunga plum terbaik untuk Nona Jie.”

Jie Xieye tersenyum lembut dan menerima cawan itu dengan kedua tangan.

“Terima kasih,” ujarnya tulus. Ia menyesap perlahan, lalu menatap sekeliling ruangan.

Paviliun Permaisuri Lin Xinyi… sangat indah. Setiap sudutnya tertata elegan. Lukisan-lukisan tinta di dinding, perabotan ukiran dari kayu merah, bahkan gantungan kristal dari bambu giok di atas jendela—semua memancarkan keanggunan tanpa kesan berlebih.

Namun, di balik keindahan itu… ada sesuatu yang mengganggu.

Dupa.

Aroma dupa di ruangan itu terasa… tidak biasa.

Awalnya lembut, tapi semakin lama, ada semburat getir samar yang menusuk hidung. Rasanya menusuk tenggorokan, meninggalkan jejak aneh di dada.

Dupa ini… bukan dupa biasa. Dan dupa itu mengingatkannya pada malam kelam waktu itu. Ia yakin, saat malam itu, dupa di kediaman Luozhe, adalah dupa yang membangkitkan gairah, hingga... Hal itu harus terjadi pada nya dan jenderal Hang.

Namun, dupa di Paviliun Permaisuri ini....

“Kenapa?”

Suara lembut terdengar dari depan. Menyadarkan lamunan Jie Xieye.

Permaisuri Lin Xinyi menatapnya dari balik tirai sutra yang mengayun, duduk anggun di hadapan meja catur batu giok.

“Tabib Jie,” lanjutnya tenang. “Kau terlihat tidak nyaman. Ada yang mengganggu?”

Jie Xieye buru-buru membungkuk. “Hamba mohon ampun, Permaisuri. Hamba tidak berniat tidak sopan… tapi, hamba mencium sesuatu yang ganjil dari asap dupa di ruangan ini.”

Permaisuri mengerutkan kening, lalu melambaikan tangannya.

“Dayang Gyang, ambilkan wadah dupa itu dan bawa ke sini.”

Seorang dayang bergerak cepat mengambil tempat dupa dari sudut ruangan dan menyerahkannya ke tangan Jie Xieye.

Dengan hati-hati, Jie Xieye mengamati abu dan sisa kayu dupa di dalamnya, kemudian mengambil jarum peraknya yang selalu ia bawa.

Tak butuh waktu lama.

Ia menarik napas.

“Benar... seperti yang hamba duga. Asap dupa ini dicampur dengan serbuk daun Qinghan dan akar Zhao Jin, jika dihirup terus menerus… tubuh akan melemah secara perlahan. Tidak akan langsung terasa, tapi efeknya menumpuk dari hari ke hari.”

Permaisuri membisu sesaat, matanya menajam.

“…Jadi mereka mencoba melemahkanku.”

Nada suaranya tetap lembut, tapi ketegangan di udara terasa tajam seperti benang halus yang siap putus. Ia menegakkan tubuh, matanya menatap dupa itu dengan sorot dingin.

Namun alih-alih melampiaskan kemarahan, Permaisuri Lin Xinyi menarik napas panjang.

Lalu ia menatap Jie Xieye dengan sorot tenang dan berkata pelan,

“Selamat datang… di kehidupan istana, Tabib Jie.”

Jie Xieye mendongak perlahan.

Permaisuri melanjutkan, “Di sini, segala sesuatu adalah siasat. Senyuman bisa menyembunyikan belati, pujian bisa jadi racun. Dan kadang, satu-satunya cara bertahan… adalah tidak mempercayai siapa pun sepenuhnya.”

Ia memandang dupa yang mulai mati, lalu berkata dingin,

“Bahkan seorang istri kaisar pun bukan tanpa musuh. Mereka yang haus akan kekuasaan… akan menggunakan cara apa pun, bahkan yang paling kotor, untuk menggapai tempat tinggi.”

Jie Xieye menunduk dalam, lalu berkata pelan,

“Hamba berterima kasih atas nasihat Yang Mulia.”

Permaisuri tersenyum kecil.

“Aku tahu ada sesuatu antara kau dan Jenderal Hang Tianyu. Aku tidak akan ikut campur, tapi satu hal yang harus kau ingat—jika ingin bertahan, kau tak boleh lemah. Dan kau tak boleh menyerahkan kepercayaanmu dengan mudah.”

Jie Xieye mengepal jemarinya perlahan, lalu mengangguk dalam.

“Benar, Yang Mulia. Karena manusia… akan melakukan apa pun untuk mendapatkan dan mempertahankan.”

Senyumnya tipis, getir.

“Tak peduli apakah yang ia lakukan benar, atau justru menyakiti seseorang yang pernah ia sayangi…”

...***...

Langit sudah mulai meredup, menjelang sore.

Jie Xieye berdiri di halaman luar, bersiap meninggalkan kediaman Permaisuri Lin Xinyi. Di sisi kanan, Wuxi—pengawal perempuan itu—memegang tali kendali kereta kuda yang telah disiapkan.

Permaisuri Lin Xinyi mendekat perlahan, langkahnya anggun dalam balutan jubah nya.

“Tidak menunggu Jenderal Hang?” tanyanya dengan suara tenang.

Jie Xieye membungkuk hormat. “Hamba sangat menghargai perhatian Yang Mulia… tapi rapat militer pasti akan memakan waktu, dan hamba tidak ingin mengganggu.”

Benar, Hang Tianyu, Kaisar dan Jenderal Shen Zhaoling sedang melakukan rapat. Itulah mengapa tadi ia berada di istana dalam, Paviliun Permaisuri.

Permaisuri memandang wajah perempuan di hadapannya—wajah lembut namun menyimpan keteguhan.

“Baiklah, kalau begitu. Tapi hati-hati dalam perjalanan. Aku akan memerintahkan Kasim Jang untuk menyelidiki dupa itu.”

“Hamba berterima kasih… atas segalanya,” jawab Jie Xieye tulus.

Dengan bantuan Wuxi, Jie Xieye naik ke dalam kereta. Empat pengawal berkuda telah bersiaga di depan dan belakang. Pintu kereta ditutup pelan, dan roda kayu mulai berputar meninggalkan gerbang samping istana.

...***...

Langit semakin meredup saat mereka melewati jalanan kecil yang di kelilingi pohon bambu tinggi. Suara angin menerpa batang-batang bambu, menciptakan suara gesekan yang aneh dan mencurigakan.

Jie Xieye duduk tenang, meski dadanya terasa sesak.

Firasatnya... buruk.

Wuxi yang duduk di depan bersama kusir juga terlihat lebih waspada, tangannya meraih gagang pedang tanpa ia sadari.

Lalu—

Swish!

Sebuah anak panah menembus tirai samping kereta, melesat hanya sejengkal dari wajah Jie Xieye, menancap tajam pada dinding kayu bagian dalam.

“—Serangan!!” teriak Wuxi dari luar. “Lindungi Nyonya Jie!”

Para pengawal segera menarik pedang, membentuk formasi mengelilingi kereta.

"Selir Jie, Anda tidak apa-apa!?” Wuxi berteriak sambil menghampiri sisi pintu.

Namun di dalam, Jie Xieye masih terpaku. Matanya membulat, tangannya gemetar menyentuh anak panah yang nyaris mengenainya.

Sebelum ia sempat menjawab, anak panah kedua kembali menembus tirai, kali ini menancap di lantai dekat kakinya.

Dan saat itu...

Perutnya tiba-tiba terasa nyeri.

Rasa sakitnya tajam dan datang begitu saja, membuatnya membungkuk tanpa sadar. Napasnya terengah. Ia meraba perutnya dengan tangan gemetar, matanya mulai berkaca.

“Anakku...” bisiknya lirih, nyaris tak terdengar.

1
MommyRea
hadir Thor.. baru Nemu karyamu..😊
MommyRea: ok .. semangat update nya ☺️
IG@bella_bungloon: hallo, kak ^^ selamat datang dan selamat membaca. semoga terhibur yaa, terus ikuti perjalanan para tokoh di novelku 💅😌 jangan lupa mampir di karyaku yang lain
total 2 replies
Marvell Indra
apa chieli lupa dengan apa yang dia dilakukan sahabatnya?
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??
Kusii Yaati
kak ceritanya jangan tegang tegang terus dong... ganti suasana gitu yang romantis,aq membacanya ikut tegang... para pemain wanitanya juga nekat nekat dan penuh ambisi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya 😩
IG@bella_bungloon: itulah realita kehidupan di kehidupan zaman itu kak:) romantis scene ya? masalahnya kehidupan aku gak pernah ke dapetan episode romantis, masa mereka pada romantis?😌💅
total 1 replies
Marvell Indra
hati chieli mulai ada api ni... bahaya...
jendral Hang khawatir pada anaknya atau ibunya
Marvell Indra
siapa TUAN yang berkhianat itu??!!
hanya author yg tau..🤔
Kusii Yaati
setampan apa sih hang tianyu sampai di perebutkan sepupu sepupunya sendiri...
aq malah ngeri membayangkan kehidupan xieye di sana bahkan nyawanya dan bayi yang dalam kandungannya pun jadi target 😩
Marvell Indra
penyakit datang,,, jeng,jeng,jengggg..
Marvell Indra
semangat thor💪
Kusii Yaati
aq gemes banget sama Tianyu sumpahhh pengen nonjok wajah Tianyu 😤
Kusii Yaati
yang kuat tabib jie, jangan lemah atau kau akan di remehkan terus sama tianyu🥺....Hang Tianyu lambemu tak leleti sambel lho, bukannya menenangkan istrinya malah menuduh yg bukan bukan 😤 masih untung tabib jie dan kandungannya tidak apa apa
Kusii Yaati
kayaknya ada aroma aroma cemburu nih... nggak suka istrinya dekat dengan rivalnya 😏
Marvell Indra
jendral Han dirimu, mempertahankan harga diri atau cemburu??!
Marvell Indra
faster up thor...💪
Marvell Indra
ada peran antagonis lagi,,, jeng,,,jeng,,,jeng..
Kusii Yaati
rasanya pengen tak cubit ginjalnya jendral hang...😩
Kusii Yaati
siapa lagi yang berniat jahat pada tabib jie Thor... padahal xieye tidak pernah menyakiti atau menyinggung orang lain 🥺
Kusii Yaati
akhirnya diri mu up juga Thor...ku kira lupa 😁
Marvell Indra
walaupun hanya selir, dia juga ibu dari anakmu hang tianyu.🤬
aku kok gemesss😡😡
kira2 siapa pembunuh bayar itu ya?!🤔
Marvell Indra: gemes pengen tak gethok kepalanya, biar otaknya waras sedikit gitu
IG@bella_bungloon: kak?? apa yang gemesin dari Hang Tianyu?🥺 dia itu nyebelin loh. tapi makasih yaa udah mampir dan support karya aku, ikuti terus perjalanan Jie Xieye🌹
total 2 replies
Dewi Habibah
bagus ceritanya
Marvell Indra
up terus thos💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!