NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Dewa Perang

Reinkarnasi Dewa Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: amar basalamah

dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.

aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.

tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.

jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

serigala bulan

di lapangan rumput dengan pohon-pohon kecil disekitar. orang-orang telah berkumpul. ahli kayu, ahli batu, beberapa penyihir, mereka semua membentuk satu kelompok untuk membuat mansion besar. mansion yang cukup untuk untuk tinggal 100 orang. ada juga lapangan latihan di luar ruangan yang akan dibangun. dan lapangan rahasia di bawah tanah untuk latihan tertutup.

Ragas, emilia, sans, eris, riska, mira, dan rud masih disana melihat proses pembangunan mansion. anggota geng hembusan angin yang lain kembali ke kota sura, kecuali alpen. dia sedang ke pasar kota saka untuk membeli beberapa makanan.

"aku bosan, ayo kita sparing sans" ucap miri.

"boleh saja, aku juga ingin menggerakkan badan". sans dan rud segera ke samping dan melakukan sparing.

"padahal itu pakaian baru mereka" gumam miri. sebelumnya mereka membeli pakaian baru untuk pesta, dan sekarang setelah selesai mereka malah melakukan pertarungan yang mana pasti akan merusak pakaiannya juga.

Sans menggunakan pedang pendek yang baru dari eros. itu memiliki kemampuan untung menghilang dan kemampuan tambahan untuk menyerap suara, senjata yang sangat cocok bagi seorang assasin. rud tetap menggunakan cakar aura sebagai senjatanya, bukannya dia tidak bisa menggunakan pedang, tapi dia hanya ingin menggunakan tubuhnya sebagai senjata.

Orang-orang yang sedang membangun mansion sesekali melihat mereka bertarung.

"jadi kita sedang membuat rumah untuk monster-monster disana ya... ".

"sebenarnya berbahaya membangun mansion di luar dinding kota, mata para bandit akan menyala melihat ini".

"yah, tapi mereka akan langsung mati sebelum kaki mereka melewati pagar mansion".

Membangun mansion di luar kota terlalu berbahaya. monster, bandit, atau seorang assasin bisa saja datang menyerang. tidak ada satu pun bangsawan yang mau membangun mansion di luar.

Geng hembusan angin berbeda. mereka tidak takut dengan itu semua, dan yang lebih penting mereka butuh tempat yang luas untuk melakukan latihan atau pertarungan tiruan. tempat mereka di lapangan bar di kota sura sudah terlalu kecil bagi mereka. sekarang hanya dengan satu lompatan mereka dapat mencapai ujung lapangan, dan serangan teknik masing-masing juga cukup menghancurkan dan berbahaya jika di lakukan di lapangan kecil, bahkan rumah di sekitar lapangan bisa jadi korban.

"sekarang setelah semuanya selesai, apa yang akan kita lakukan..?". tanya eris.

"kita cukup bersantai dan latihan secukupnya, masalah tidak selalu datang, tapi ketika itu datang kita hanya tinggal menghadapinya" jawab ragas. untuk sementara tak ada masalah yang perlu mereka hadapi. tapi cepat atau lambat masalah baru pasti muncul.

...****************...

aku berjalan di kota masuk ke daerah pasar. aku berniat membeli makanan di pasar untuk makan bersama yang lainnya sambil melihat mansion yang dibangun. tapi ketika aku sedang melihat-lihat makanan yang ingin aku bawa, seorang menyerempet tubuh aku sambil berlari.

aku memegang pedang dalam sekejap. mungkin orang itu hanya terlihat menyenggol tanpa sengaja, tapi alpen tau. orang itu baru saja mencuri kantong uangnya. keterampilan orang itu yang lihai bahkan dapat mengambil kantong uang yang sudah alpen simpan di dalam kantong celananya.

jarak orang itu cukup dekat untuk aku tebas dengan teknik tebasan aura, tapi jika aku menggunakan teknik itu, orang di sekitarnya mungkin juga akan terkena. aku sadar pengendalian teknik aku masih kurang sempurna dibandingkan dengan ragas, jadi aku mengurungkan diri untuk menebas dan memilih mengejarnya.

Orang itu mengenakan pakaian bertudung yang sudah usang. tinggi tubuhnya juga sama dengan aku, jadi harusnya dia masih remaja. hanya dalam sesaat aku sudah berada di belakangnya, tangan aku dengan cepat menarik tudungnya untuk menghentikan gerakan.

Aku terkejut. wanita berambut perak dengan telinga hewan adalah sosok dibalik tudung, ras serigala bulan. wanita tadi berhenti dan berbalik dengan serangan cakar. aku terpaksa melepas pegangan aku untuk menghindar. mata kami saling menatap. walau pun dia memiliki pakaian kotor dan aroma daerah kumuh aku dapat mengatakan dia punya wajah yang cantik.

hanya sesaat sebelum dia pergi dan menghilang di tengah kerumunan orang. pasar sangat ramah orang, sehingga membaur akan mudah. orang-orang di sekitar yang melihat aku segera tahu kalau aku adalah korban.

"lain kali kamu harus selalu waspada nak, disini pencurian adalah hal yang biasa". seorang berbicara begitu saja padaku karena kasihan.

"yah.. aku akan hati-hati lain kali". aku melangkah pergi mengikuti jejaknya. mungkin mereka mengira aku kehilangan, tapi nyatanya mata aku masih mengikuti pergerakan wanita itu di tengah kerumunan. menggunakan penglihatan manna aku dapat mengikuti jejaknya.

...****************...

Aku membuka kantong uang yang baru saja aku curi. melihat di dalamnya ada koin emas dan perak aku tersenyum, ini adalah pendapatan terbesar selama ini. harusnya ini cukup untuk menebus adik aku.

aku melangkah ke sebuah rumah besar, disana adalah toko budak dimana budak diperjual belikan. aku langsung datang ke meja resepsionis dan menaruh uang aku di meja.

"aku ingin membeli budak bernama rine". setelah aku mengucapkan nama itu, pria itu menatap aku tajam untuk menilai, lalu ia menatap uang yang aku bawa.

"baiklah.. mari kita lihat". pria itu membuka sebuah buku dan mengecek tulisan-tulisan disana.

"maaf, tapi budak bernama rine ras serigala bulan sudah dijual ke istana bersama dengan sembilan belas budak lain".

"tidak mungkin". tiba-tiba saja amarah aku memuncak. aku mengeluarkan cakar aku. tapi seorang tiba-tiba mundul di samping aku menodongkan pedang di leher, membuat langkah aku terhenti.

"sebaiknya jangan lakukan itu. bahkan jika kamu mengamuk disini, orang yang bernama rine tidak akan datang, dan malah kamu tidak akan bertemu dengannya lagi karena menjadi penjahat".

aku melirik dan mendapati orang itu adalah orang yang aku curi uangnya di pasar.

Aku paham dengan ucapannya. jika aku melukai atau membunuh orang disini, aku akan dicap sebagai penjahat, dan jika itu terjadi semakin sulit untuk menemukan rine. dan jika sampai dipenjara, aku tidak tahu lagi.

cakar aku kembali ke ukuran normal. aku bingung tanpa sadar air mata aku mengalir. apa lagi yang harus aku perbuat.

Orang di samping aku memasukkan pedang kembali ke sarungnya.

"aku bisa membantu kamu menemui adik kamu, tapi mari kita pindah ke tempat lain". pria itu mengambil kantong uang di meja resepsionis dan pergi. aku mengikutinya dari belakang.

Pria itu membawa aku ke sebuah rumah makan, dia dengan sembarangan membeli banyak makanan untuk dihidangkan di meja tempat kami duduk. aku tau dari uang yang di punya dia orang kaya, tapi entah kenapa dari caranya bergerak dan berbicara dia tak tampak seperti bangsawan bajingan.

"jadi bagaimana cara aku menemui adik aku?". aku tanpa sengaja menyebut rine sebagai adik.

"oh jadi itu saudaramu, nama aku alpen siapa nama kamu..?". dengan santainya orang ini menyebut namanya dan makan seakan kita sudah mengenal dengan baik.

Aku tidak ingin menyia-nyiakan makanan yang sudah dia pesan, lagi pula makanannya terlihat enak.

"nama aku riri, kau belum menjawab pertanyaan aku tadi".

"singkatnya adik kamu dengan sembilan belas budak lain akan di jadikan pelayan di mansion tuan aku. tapi karena mansionnya belum jadi, mungkin adik kamu masih berlatih menjadi pelayan di istana kerajaan. jadi kamu tinggal berkunjung saja ke mansion kami setelah adik kamu dipindahkan, mungkin sekitar seminggu lagi".

"jadi aku harus menunggu seminggu untuk mengambil adik aku".

"aku hanya bilang mengunjungi bukan mengambil. kalau kamu ingin mengambilnya itu akan sulit".

"berapa yang harus aku bayar". selama adik aku menetap disana, aku dapan mengumpulkan uang tanpa masalah.

"ini bukan masalah uang".

"apa maksud kamu". seharusnya dengan uang semua selesai.

"sulit menjelaskannya, lebih baik kamu datang saja sendiri dan bertemu tuan aku".

Pria itu berdiri dan memberikan satu koin emas pada aku.

"aku akan datang lagi kesini minggu depan, tidak perlu membawa uang atau apapun, cukup hanya datang. nanti aku akan membawa kami ke tuan aku".

"janji ya... awas saja kalau kami berbohong".

"perlukah sumpah kontrak". dia menyarankan sesuatu yang membuat aku merinding. melihat tangan dewa hitam itu saja sudah membuat aku merinding.

"tidak perlu, cukup dengan janji saja".

"baiklah aku janji".

1
إندر فرتما
semoga bagus alur cerita ini,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!