NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31. PLOT TWIST

Erangan samar di bibir kering tampak pucat, wanita yang duduk di bibir ranjang langsung mengembangkan senyum lebar di saat kedua kelopak mata Jakson terbuka perlahan. Kelopak mata Jakson berkedip dua kali menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke dalam retina matanya, lembab di atas dahinya terasa menganggu.

"Kamu udah sadar, Jak," sapa suara lembut itu terdengar.

Jakson memperjelas penglihatannya, ia terkejut mendapati Elena di samping ranjang. Bahkan tangan kanannya telah diperban, Jakson meraih sapu tangan basah di dahinya. Elena membantu Jakson untuk bangun bersandar di dasbor ranjang, ia menatap khawatir pria di depannya ini. Beruntung pembantu rumah tangga menemukan Jakson yang jatuh pingsan di lantai ruangan keluarga, langsung menghubungi ibu Jakson. Elena mendapatkan kabar langsung saja datang ke rumah Jakson pagi-pagi sekali, di rumah hanya ada ibunya Jakson serta Viera yang merawat Jakson.

"Kenapa kamu bisa ada di sini, El?" tanya Jakson serak.

"Aku dikasih tau sama Viera kalau kamu nggak sadarkan diri, Jak. Aku kaget, makanya aku pagi-pagi langsung ke sini," jawab Elena jujur.

Jakson mendesah kasar tubuhnya terasa panas, embusan napasnya pun berat. Jakson melirik ke arah jam dinding sudah jam satu siang, ia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pulang dari rumah Aruna.

"Di dapur ada Tante sama Viera, mereka lagi masakin bubur buat kamu. Setelah makan nanti kamu bisa istirahat lagi," lanjut Elena memberitahukan selain dirinya ada ibu serta sepupu sahabatnya ini.

Jakson mengangguk sekilas, pikirannya benar-benar kacau saat ini. Awalnya ia pikir ia harus kembali ke rumah, sebelum paginya kembali bertemu dengan Aruna. Siapa yang menyangka dia kehilangan kesadaran begitu sampai di rumah, bahkan tubuhnya tidak bisa diajak kerja sama.

"Kamu udah sadar!" seru Miranda di ambang pintu masuk, ekspresi wajah perempuan paruh baya itu terlihat lega.

Langkah kaki lebar Miranda memasuki ruangan kamar, Elena bangkit dari posisi duduknya. Memberikan ruang untuk keduanya, ia memilih ke luar dari kamar tidur utama. Miranda duduk di tempat yang tadinya ditempati oleh Elena, telapak tangannya menyentuh dahi Jakson lalu turun menyentuh tangan sang putra.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa di rumah ini nggak ada perempuan kurang ajar itu. Bahkan kamar Mentari kosong, apakah kalian bertengkar dan dia kabur dari rumah membawa cucuku," ujar Miranda kesal, mengingat di rumah hanya ada pembantu.

Saat ditanyai pembantu Jakson-putranya ini menutup rapat bibirnya, selalu berkata kalau dia tidak tahu perihal rumah tangga majikannya. Menghindari saat ditanyai lebih lanjut, saat dokter pribadi keluarga mereka memeriksa Jakson. Ia berkata jika Jakson kekurangan nutrisi, bahkan tertekan. Miranda sangat khawatir pada putra satu-satunya ini, melihat keadaan Jakson yang terlihat menyedihkan.

"Nggak terjadi apa-apa kok, Ma. Mama tenang aja," balas Jakson lemah.

Miranda mendengus, "Nggak terjadi apa-apa, gimana maksudnya. Kamu ini benar-benar bikin Mama gemas aja, berapa kali Mama ngomong sama kamu. Aruna itu bukan perempuan baik-baik, dia nggak pas buat kamu jadiin istri. Sekarang lihat, gimana dia memperlakukan kamu. Bikin kamu tertekan, mending kamu ceraiin dia secepatnya. Ma-"

"Dia hamil," potong Jakson cepet, "dia dan aku cuma lagi pertengkaran kecil aja, Ma. Kami baik-baik saja, Mama nggak perlu khawatirkan apapun."

Pupil mata Miranda melebar, menantunya itu hamil. Tidak kakak dan tidak pulak adik, keduanya sama saja. Setiap Miranda mendesak putranya untuk bercerai mereka malah hamil, seakan hamil menjadi solusi untuk mereka berdua keluar dari masalah, sepertinya Aruna juga tahu jika mereka sangat menghargai darah keturunan Dirgantara.

"Kalau gitu ceraikan dia saat anak itu telah lahir, kamu nikah aja sama Elena. Dia jauh lebih segalanya dibandingkan dengan Aruna, dia pasti bisa merawat putrimu dan anak yang baru lahir itu," putus Miranda tegas.

Jakson semakin merasa sakit kepala mendengar penuturan sang ibu, wanita yang telah melahirkannya ini tidak tahu seberapa rumitnya pemikiran Jakson saat ini. Berbicara dengan keluarganya tidak akan menjamin jalan keluar, malah Jakson akan semakin pusing.

"Cih! Selalu saja kayak begini. Setiap ngomong, selalu saja kamu nggak mau jawab. Bikin khawatir orang tua terus saja kamu ini bisanya. Lihat, sekarang sakit kayak gini di mana dia? Aruna itu istri yang bawa sial dan nggak guna," lanjut Miranda kesal.

Jakson merebahkan tubuhnya kembali, memilih membelakangi sang ibu. Saat ini Jakson butuh ketenangan, hanya Viki-sahabatnya yang bisa Jakson bawa bicara. Setidaknya Viki akan memikirkan jalan keluar bersama-sama, kata-kata Viki mungkin terdengar menyakitkan hati Jakson tetapi sahabatnya itu tulus.

...***...

"Ada apa?" tanya Hana langsung ke inti pembicaraan di saat Viera mengajaknya bertemu di kafe.

Ia duduk melipat kedua tangannya di dada, menatap ke arah Viera. Selain Aruna yang diam-diam tidak dia sukai, maka ada Viera juga yang diam-diam membuat Hana muak. Gadis satu ini adalah setan penghasut, Hana bukan perempuan bodoh yang tidak dapat melihat niat Viera sesungguhnya.

"Aku dengar Raka sudah balik," jawab Viera pelan, "well, Mas Jakson dan Aruna bakalan cerai. Gimana kalau Raka tau, dan dia malah balikan sama Aruna. Kamu gimana, dong?"

Viera memberikan informasi serta memanas-manasi Hana, Viera tidak tahu apakah Jakson akan benar-benar menceraikan Aruna. Mengingat Aruna hamil anak dari kakak sepupunya itu, walaupun di sisi lain Aruna sudah menipu Jakson mentah-mentah. Melahirkan anak dan membuat Jakson membesarkan anak itu tetapi, tidak ada jaminan jika Aruna akan diperlakukan dengan baik lagi kedepan.

"Kamu pikir kalau orang tua Raka bakalan terima jika putranya berpacaran dengan janda, dua orang anak. Anaknya Mbaknya serta anak kandungnya," balas Hana tegas, "nggak ada Ibu yang bersedia putra mereka membesarkan anak dari pria lain. Bekerja keras seorang diri, mereka nggak bodoh. Daripada janda, sudah pasti aku jauh lebih unggul."

Senyum puas dari Viera terbit, "Oh, benar juga ya. Kalau gitu kamu harus pertahankan Raka. Bikin Raka jadi milikmu, jangan sampai dia malah bersikeras mau nikahi Aruna. Mungkin apa yang barusan yang kamu omongin benar. Tapi, jangan lupa juga Hana, orang tua nggak pernah menang melawan anak lelaki mereka. Jika Raka mengancam tidak akan pernah menikah seumur hidup, bisa saja mereka mengalah buat kebahagiaan Raka."

Hana tertegun mendengar penuturan Viera tidak salah, ada sebagian orang tua lemah pada anak lelaki mereka tapi tegas pada anak perempuan. Viera menyesap minumannya di atas meja hingga tandas, bom kedua sudah dijatuhkan.

"Kalau gitu aku pamit undur diri duluan, silakan kamu pikirkan cara buat memastikan Raka jadi milikmu sepenuhnya," lanjut Viera.

Ia bangkit dari kursi dan beranjak meninggalkan meja kafe mereka, Hana mendengus. Ia menatap intens punggung belakang Viera tersenyum sinis melihat Viera yang semakin menjauh.

"Kamu mengolok-olokku, Viera. Kamu yang bodoh, asalkan kamu tau. Aku yang kamu anggap bodoh inilah yang membuat pacarmu yang brengsek itu mati, pacarmu itu hampir melecehkan aku. Jika aku tidak pintar, kamu pikir dia akan mencari Aruna untuk disentuh hanya karena aku berkata Aruna lebih seksi dibandingkan aku. Pria sialan itu pantas mati," monolog Hana pelan, ia mencibir.

Mungkin di mata Viera kekasihnya mati karena Aruna tetapi, fakta sebenernya tidak sesederhana itu. Hana-lah yang membuat pria brengsek itu mati, sebelum ia menyentuh Aruna. Hana adalah targetnya, Hana pikir awalnya pria itu bisa menyentuh Aruna. Nyatanya Aruna begitu beruntung, dia diselamatkan oleh Raka. Hana menghabisi kakak seniornya itu diam-diam, tanpa ada yang mengetahuinya.

"Cih! Menjijikan," gumam Hana lagi, berdecak.

Bersambung...

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!