Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi Buruk Atikah
"Gimana lo bisa tau semua tentang gue? Kita deket baru sekarang-sekarang, dan gue juga ga ada cerita tentang keluarga gue. Kalian cerita?" tanya Atikah, seraya menatap kedua sahabatnya. Serentak Bagas dan Jaka menggelengkan kepalanya, dan menggerakkan kedua tangannya.
"Mereka ga ada bilang apa-apa ma gue, bahkan kalaupun gue tau dari mereka. Menurut lo, mereka juga tau kalo bibi dan paman lo pake ilmu hitam?" Bagas dan Jaka membulatkan kedua bola matanya.
"Gila, gue tau darimana?" protes Bagas
"Iya kali, gue ikutan ngepet. Ngelmu gitu maksudnya." sambung Jaka, Atikah memutar malas bola matanya
"Kenapa lo bisa tau Glen?" tanya Atikah lagi
"Karena orang tua lo yang kasih tau gue, mereka yang udah jelasin sama gue. Dan pria yang di jodohin ma lo itu harusnya.... EVAN" jawab Glenna
DEG
"Maksud lo apa Glen? Lo ketemu ma bonyok gue dimana? Kapan? Lo jangan becanda Glen, lo tau kan bonyok gue udah ga ada!!!" emosi Atikah mulai tak terkontrol.
Fakta yang ia dapatkan sungguh sangat mengejutkannya, apa ini? Ini konyol kan? Paman dan bibinya memakai ilmu hitam? Evan pria yang di jodohkan dengannya? Dan... dan yang paling mengejutkan, Glenna tau semua itu dari kedua orang tuanya. Hidup tidak sebercanda itu bukan?
"Gue tau lu pasti terkejut, dengan apa yang gue bilang. Tapi lu pasti tau kan dengan apa yang namanya India, eh... maksud gue Indigo." Jaka dan Bagas menatap sinis Glenna
Bisa-bisanya lagi serius, malah becanda.
"Tunggu... maksud lo Evan, dokter di ruang kesehatan kan? Kakaknya si Rega?" tanya Jaka, Glenna mengangguk
"Nggak mungkin bjiirrr... mau juga ma si Rega lah." ucap Bagas
"Kan perjanjiannya anak pertama" balas Glenna
"Cih, ga bakal mau juga sih gue ma si Evan." ucap Atika tiba-tiba setelah sekian lama ia terdiam, dengan pikirannya.
"Cieeee... jadi inget masa lalu" ucap Bagas, yang langsung mendapatkan lemparan bantal sofa
"Jadi sebelum lo suka ma tunangan palsu lo, dulu lo ada rasa ma tunangan lo yang sebenarnya?" tanya Glenna
"WWWOOOOOO... KO LO TAU?" tanya Jaka
"ITU JAMANNYA MASIH JADI ANAK MONYET DIA, ALIAS CINTA MONYET. TIGA TAHUN DIA KEJAR-KEJAR SI BANG EVAN, EH... SORRY TIK" teriak Bagas
BUGH
Bagas tertawa melihat wajah panik dan malu Atikah, begitu juga dengan Jaka dan Glenna.
"GILAAAAA.... GA NYANGKA GUE TIK, KEREN KEREN" ucap Glenna, membuat Atikah mendelik
"Ga usah bahas itulah, sakit banget nih hati." ucap Atikah, dengan rasa sesak di dadanya. Kalo harus mengingat kebodohan dia yang dulu, sampai ia harus mendapatkan ucapan menyakitkan dari pria br*ngsek itu.
'LO PIKIR, DENGAN LO NGEJAR-NGEJAR GUE KAYA GINI. GUE BAKAL SUKA MA LO? NGGAK ATIKAH, JUSTRU GUE MAKIN BENCI MA LO. DAN APA INI? BISA-BISANYA LO KASAR SAMA CEWEK GUE, KALO LO CEMBURU GA USAH DORONG DIA JUGA. KELAKUAN LO UDAH KAYA J*LANG, HAUS BELAIAN LO. KARENA UDAH GA PUNYA ORANG TUA, LO JADI NURUNIN HARGA DIRI LO DEMI DAPETIN KASIH SAYANG ORANG!!'
DEG
Atikah memegang dadanya, terasa sangat sesak.
"TIK"
"ATIKAH"
Teriak Glenna, Bagas dan Jaka saat Atikah tak sadarkan diri. Tekanan hari ini begitu besar untuknya, fakta tentang orang terdekatnya. Dan harus mengingat kembali, sesuatu yang membuatnya sampai demam. Karena selain dengan kata-kata jahat, Evan juga dengan teganya mendorong dia sampai terbentur ujung meja.
.
.
Atikah yang belum bisa menerima kepergian kedua orang tuanya, ia memilih untuk duduk menyendiri di kafe. Berdiam diri di rumah, rasanya malah semakin menyedihkan. Setiap sudut rumahnya, selalu ada kenangan tentang ayah dan ibunya. Saat sedang asyik melamun, tiba-tiba ia di dekati oleh seseorang.
"Eh... ada anak yatim piatu baru nih, udah di tolak ma gebetan. Sekarang malah di tinggal, ma bonyok untuk selamanya. Gimana rasanya? Enak ga? Sakit? Sedih? Ututu... kasian banget sih, gebetannya malah pacaran ma gue." Atikah memutar malas bola matanya, ia memilih untuk tak menghiraukan ucapan perempuan yang saat ini berdiri di dekat mejanya.
"HEH?! KALO DI AJAK NGOMONG ORANG TUH, JAWAB!! DITINGGAL ORANG TUA, JADI BISU LO!!" bentak perempuan itu lagi, Atikah menghembuskan nafasnya pelan. Ia pun berdiri, saat hendak pergi melewati perempuan itu.
Atikah di kejutkan dengan perempuan itu, yang tiba-tiba jatuh. Belum ia bicara, tiba-tiba...
"ATIKAH"
DEG
Atikah terkejut dengan suara teriakan itu, ia pun menegakkan kepala dan menatap pria yang baru saja datang. Rupanya, perempuan itu, melihat pantulan pria itu masuk di kaca yang ada di belakang Atikah. Dengan duduk menunduk di lantai, perempuan itu tersenyum.
Atikah mencoba tenang, saat ia melihat dengan jelas. Bila pria yang sedang melangkah ke arahnya, memasang wajah marah. Atikah diam, ia tak ingin mengucapkan sepatah kata pun. Karena apapun yang ia ucapkan, tak akan membantunya apapun. Dan benar saja, pria itu memaki Atikah di depan banyak orang. Tanpa mau bertanya terlebih dahulu masalahnya, membuat para pengunjung ikut terkejut.
"LO PIKIR, DENGAN LO NGEJAR-NGEJAR GUE KAYA GINI. GUE BAKAL SUKA MA LO? NGGAK ATIKAH, JUSTRU GUE MAKIN BENCI MA LO. DAN APA INI? BISA-BISANYA LO KASAR SAMA CEWEK GUE, KALO LO CEMBURU GA USAH DORONG DIA JUGA. KELAKUAN LO UDAH KAYA J*LANG, HAUS BELAIAN LO. KARENA UDAH GA PUNYA ORANG TUA, LO JADI NURUNIN HARGA DIRI LO DEMI DAPETIN KASIH SAYANG ORANG!!"
NYUT
Dada Atikah benar-benar terasa sangat nyeri bukan main, ini adalah kata-kata ter jahat yang pernah ia dengar. Susah payah, Atikah menahan air matanya.
"Sayang udah, kasian Atikah" ucap perempuan itu, setelah ia berdiri dengan dibantu oleh Evan. Atikah tertawa, orang yang mendengar tawa itu malah merasa sakit. Terutama pengunjung yang ada di sana, tapi belum salah satu dari mereka mengatakan yang sebenarnya. Gerakan Evan yang cepat, membuat mereka jadi sibuk membantu Atikah.
Ya, Evan mendorong Atikah dengan cukup keras. Sehingga Atikah yang tidak siap, langsung terjatuh dan kepalanya membentur ujung meja yang ada di belakangnya.
"ASTAGHFIRULLAH" teriak para pengunjung
"PANGGIL AMBULANCE CEPAT, KEPALANYA MENGELUARKAN DARAH" teriak salah satu pengunjung, hal itu tentu saja mengejutkan Evan dan perempuan yang katanya kekasih.
"HEH?! KALO LO GA TAU MASALAHNYA, JANGAN KASAR S*ALAN. B*NGSAT, URUS CEWE LO. ANYING, MAU-MAUNYA LO PACARAN SAMA CEWEK MUKA DUA, CEWEK MUNAFIK LO. BANGKE" bentak salah satu pengunjung seraya menunjuk pacar Evan, pengunjung yang Atikah tidak lihat wajah nya. Karena ia lambat laun tak sadarkan diri, sehingga tak tau apa yang terjadi kemudian.
"HAH HAH HAH HAH" Atikah terbangun, dengan rasa sakit hati. Atikah pun tersadar, kalo dia bukan di kamarnya.
"Kenapa mimpi itu, harus datang lagi? Ya Allah, sakit banget. hiks... huhuhu..." Atikah menekukkan kedua kakinya, ia memeluk lutut dan menangis dengan posisi duduk. Menenggelamkan wajahnya, di sana.
"Ayah... ibu... Atikah cape...
...****************...
Jangan lupakan like, komen, gift, dan vote ny family
...Happy Reading All...
lanjuttt mak,,,
semangat terus kak /Determined/