Gubrakkk
Nala Casandra memegang kepalanya, dia baru saja membaca sebuah novel dan sangat kesal. Dia marah sekali pada seorang antagonis yang ada di novel itu. Sangking kesalnya, dia melemparkan novel itu ke dinding, siapa sangka novelnya mental kena kepalanya, sampai dia jatuh dari sofa.
Dan siapa sangka pula, begitu dia membuka matanya. Seorang pria tengah berada di atas tubuhnya.
"Agkhhh!" pekik Nala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Menantang Raja Ulzhan
"Sumi, kenapa kamu bawa..."
Click
Welas mendadak menjadi patung. Bukan dalam arti yang sebenarnya. Bukan menjadi patung dan tidak bergerak sama sekali. Tapi menjadi diam, terpaku, dengan tatapan nanar ke arah depan.
"Kalian berdua, berjaga di depan pintu. Jangan biarkan siapapun masuk!"
Sumi dan Welas segera mengangguk patuh.
Raja Ulzhan tersenyum menyeringai, dan dengan santainya masuk ke kamar Nala.
Sementara, masih sibuk mondar-mandir. Jika dia berjalan lurus mungkin dia sudah sampai di istana kenanga.
"Duh, pusing begini makan seblak enak ini" gumamnya.
"Kamu ingin makan apa?"
Nala berbalik, dengan mata melotot nyaris keluar dari kelopak matanya. Nala segera berteriak.
"Sumi, Welas!"
Raja Ulzhan mengangkat tangannya lagi.
Click
"Sumi! Ya ampun, penjaga!"
Raja Ulzhan terlihat bingung, Kenapa Nala sama sekali tidak terpengaruh pada apa yang dia lakukan untuk menguasai tubuh Nala.
"Tatap mataku!" perintah Raja Ulzhan.
"Hehh, bagaimana kamu bisa masuk? kemana semua penjaga!"
Raja Ulzhan menarik tangan Nala, dan memaksa Nala melihat ke arahnya.
"Apa seperti ini kamu memperlakukan orang yang pernah menyelamatkanmu?" tanya Nala.
Raja Ulzhan tertegun, tapi selanjutnya dia tersenyum.
"Kamu memang istimewa!" kata Raja Ulzhan.
"Memangnya aku martabak dengan dua telur? istimewa! lepaskan aku!" kata Nala berusaha menghentakkan tangannya.
"Kalau berontak lagi, aku pastikan dua pelayan mu di depan itu kehilangan akal sehat mereka!"
Nala langsung berhenti bergerak. Bahkan dia mengatupkan mulutnya rapat.
'Dasar penjahat, biasanya main gertak. Main mobile legend bisa gak?' batin Nala kesal.
Melihat Nala menurut, Raja Ulzhan tersenyum senang. Tangannya perlahan terangkat, menyentuh dagu Nala.
Tapi dengan cepat Nala menghindar.
"Bagaimana bisa kamu tidak terpengaruh jurus pukau?" tanya Raja Ulzhan pada Nala.
Mata Nala melebar. Benar juga, kenapa dia tidak terpengaruh. Dia bahkan baru sadar, kalau yang dilakukan Raja Ulzhan tadi, menjentikkan jarinya itu, adalah caranya untuk menghipnotis orang lain.
"Hahh, aku..."
Nala terbata-bata. Mau bilang dia tidak menyadarinya itu juga tidak mungkin. Apalagi kalau sekarang dia berpura-pura terhipnotis. Itu akan sangat aneh, lemot sekali loadingnya kan.
"Jurus apa itu?" tanya Nala pura-pura tidak paham.
Tatapan Raja Ulzhan pada Nala sungguh membuat Nala merinding.
"Kamu adalah putri sulung Adipati Wiyanarka kan? salah satu murid padepokan Cakrageni. Mustahil tidak mengerti apa yang aku katakan?" tanya Raja Ulzhan yang masih mencengkram tangan Nala.
"Mana aku tahu, mungkin saja kamu ketemu apesmu..." Nala menjeda ucapannya.
Benar juga, dia bisa menggunakan trik itu.
"Nah iya, pasti kamu ketemu apes kamu sama aku. Lebih baik jauh-jauh dariku, nanti kamu apes terus!" Nala berusaha meyakinkan Raja Ulzhan.
Tapi, yang namanya seorang Raja. Tidak mungkin pikirannya begitu sederhana. Apalagi persaingan intern di kerajaan Mongol lebih mengerikan di banding kerajaan pribumi. Makanya, Raja Ulzhan bahkan besar di luar kerajaan Mongol. Karena memang mereka bersaing itu secara terang-terangan. Benar-benar baku hantam dan saling serang di depan mata.
"Kamu pikir sedang membodohi prabu Jayalodra yang sangat percaya pada klenik?" tanya Raja Ulzhan.
Nala mendesah kasar. Sepertinya ucapannya barusan tidak berpengaruh.
"Kamu ini sebenarnya mau apa sih? aku kan sudah menyelamatkanmu, tolong perhitungkan hal itu, lepaskan aku! jangan lagi kamu minta pernikahan pada prabu Jayalodra. Aku sudah menikah!" kata Nala.
"Aku tidak keberatan menjadi suami keduamu!" balas Raja Ulzhan dengan cepat.
'Tidak waras! mana boleh begitu. Punya satu suami saja nyawaku tetap terancam di sini, apalagi punya dua. Mana wanita mongol katanya galak-galak. Ih ogah!' batin Nala.
"Tapi aku keberatan!" bantah Nala.
"Bagaimana kalau aku katakan, jika kamu menolak! maka aku akan menyerang kerajaan Girinata!"
Mata Nala melebar. Main gertaknya sekarang lebih mengerikan. Tadi saja dia masih gertak pakai Sumi dan Welas. Sekarang malah main gertak pakai kerajaan Girinata. Sungguh mengerikan.
"Hei, tunggu-tunggu. Main serang saja, apa kamu tidak pikirkan nasib ratusan orang tentaramu? mereka punya keluarga, punya anak, punya istri. Nyawa mereka sangat berharga, apa kamu tidak pikirkan itu? kamu kan Raja mereka, harusnya berpikir tentang keselamatan mereka!" Nala mencoba mengatakan sesuatu yang menggugah emosional Raja Ulzhan.
Tujuannya tentu saja supaya Raja Ulzhan memikirkan rakyatnya, para tentaranya yang akan mati sia-sia hanya untuk berperang dengan alasan yang tidak terlalu benar.
Tapi bukannya menanggapi apa yang Nala katakan dengan sedih, atau melow lah. Raja Ulzhan itu malah tersenyum, dan senyuman itu sungguh tak bisa di deskripsikan oleh Nala dengan kata-kata.
'Eh, kok malah senyum? kan aku mengatakan tentang pengorbanan sia-sia tentaranya. Kenapa dia malah senyum? apa otak orang ini bermasalah?' batin Nala bingung.
"Kamu memang sangat welas asih. Sungguh pantas dijadikan ratu kerajaan Mongol!" tegas Raja Ulzhan.
Nala sungguh ingin memeluk keningnya sendiri. Sayangnya kedua tangannya dicekal oleh pria di depannya itu.
'Wah, salah ngomong lagi ini aku!' batinnya menyesal, kenapa dia bicara begitu tadi.
Raja Ulzhan perlahan menarik kedua tangan Nala itu semakin mendekat ke arahnya. Wajah pria itu juga semakin dekat.
"Tunggu!" pekik Nala cepat.
Nala sudah mulai panik. Dia benar-benar merinding. Sepertinya Raja Ulzhan mau macam-macam padanya.
"Tunggu! kamu pikir kamu cukup kuat?" tanya Nala.
Dan lagi-lagi Raja Ulzhan terkekeh.
"Mau aku buktikan? aku tidak keberatan!" kata Raja Ulzhan menyentuh dagu Nala.
"Eh, mau apa? bukan itu! kenapa pikiran laki-laki gak jauh-jauh dari itu?" tanya Nala kesal.
"Lalu?" tanya Raja Ulzhan.
"Kamu kan memang gara-gara kamu pakai jurus terlarang itu. Coba kamu duel tangan kosong dengan jenderal Mahesa Wulung. Berani tidak?" tanya Nala.
'Aduh, maafkan aku jenderal. Aku melibatkanmu, tapi dalam novel sejarah itu. Memang hanya kamu yang bisa mengalahkan pria yang mungkin saja leluhurnya Limbad ini!' batin Nala.
Raja Ulzhan melepaskan tangan Nala. Semua pria memang begitu kan? mereka tidak tahan, jika ada yang mempertanyakan harga diri mereka, meragukan kemampuan mereka.
"Tunjukkan yang mana jenderal Mahesa Wulung!"
Nala terlihat senang. Dia ingin segera keluar, tapi baru dua langkah. Tangannya kembali di tarik oleh Raja Ulzhan.
"Jika aku menang, kamu yang harus dengan sukarela datang ke pelukanku!"
'Mampusss!' batin Nala nyaris pingsan.
***
Bersambung...
CLBK
😍😍😍
kena prank🫠🫠🫠
jehong udah mewek2 malah bercyandaaahhhh🤣🤣🤣
yg tegar y nala, otw balas dendam aq dukung koq😤😤😤