NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Ibu.

Jodoh Pilihan Ibu.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Tukar Pasangan
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rinnaya

Dijodohkan dengan pria kaya raya? Kedengarannya seperti mimpi semua perempuan. Tapi tidak bagi Cloe.

Pria itu—Elad Gahanim—tampan, sombong, kekanak-kanakan, dan memperlakukannya seperti mainan mahal.

“Terima kasih, Ibu. Pilihanmu sungguh sempurna.”

Cloe tak pernah menginginkan pernikahan ini. Tapi siapa peduli? Dia hanya anak yang disuruh menikah, bukan diminta pendapat. Dan sekarang, hidupnya bukan cuma jadi istri orang asing, tapi tahanan dalam rumah mewah.

Namun yang tak Cloe duga, di balik perjodohan ini ada permainan yang jauh lebih gelap: pengkhianatan, perebutan warisan, bahkan rencana pembunuhan.

Lalu, harus bagaimana?
Membunuh atau dibunuh? Menjadi istri atau ... jadi pion terakhir yang tersisa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinnaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Pelukan luka.

Lampu temaram di apartemen mewah Jasmin memantulkan cahaya hangat ke dinding berwarna krim. Aroma lilin vanila menyebar pelan ke seluruh ruangan, seperti upaya terakhir untuk menciptakan kenyamanan di tengah jiwa yang kacau.

Jasmin duduk di sofa panjang, tubuhnya membungkuk, wajah tersembunyi di antara kedua tangan. Bahunya terguncang-guncang. Tangisnya tertahan, namun jelas terasa menusuk udara.

Elad berdiri tak jauh dari situ, jaketnya sudah ia lepas dan dilempar asal ke kursi. Ia menyandarkan satu tangan di dinding, menatap Jasmin dengan perasaan bercampur: lelah, bersalah, dan muak pada situasi yang terus menjeratnya lebih dalam.

“Kenapa kau berubah?” tanya Jasmin akhirnya, suara parau keluar dari sela tangis.  “Dulu kau selalu memihakku, memelukku. Aku bisa membacamu. Tapi sekarang? Kau dingin. Kau menjauh.”

Elad tidak langsung menjawab. Ia menatap lantai, seolah kata-kata harus ia timbang sebelum dilepaskan.

“Aku tidak berubah,” katanya datar. “Dunia kita yang berubah.”

Jasmin menengadah, wajahnya merah dan basah. “Jangan bohong padaku, Elad. Ini semua karena Cloe, kan?”

Elad menggeleng perlahan. “Tidak ada yang berubah soal kita. Kau tahu kenapa aku menikah, Jasmin. Kau tahu semua alasannya.”

“Tapi sekarang kau mulai peduli padanya. Aku bisa lihat itu!” Jasmin berdiri, melangkah mendekat. “Kau bahkan menolak membalas pesanku, menghindariku. Kau lebih dulu menengok pulang ke rumahnya, bukan padaku!”

Elad menatap mata Jasmin, tidak mencoba menyangkal keras. “Aku tidak pernah janji untuk mencintainya. Dan aku tidak pernah janji akan meninggalkanmu.”

“Lalu kenapa kau terlihat bingung setiap kali dia bicara?” Jasmin memeluk dirinya sendiri, suaranya gemetar. “Aku sudah tujuh tahun bersamamu, Elad. Tujuh tahun! Aku tahu bahasa tubuhmu, nada suaramu. Kau mulai goyah, bukan?”

Elad diam. Diam yang cukup panjang untuk menjadi jawaban.

Jasmin tersenyum miris, lalu perlahan mendekat dan menyentuh dada Elad. Terlalu menyesakkan melihat reaksi Elad, jadi dia ingin mengakhirinya dengan sebuah kebohongan manis.

“Kalau begitu ... tinggalah di sini malam ini,” bisiknya lirih. “Bukan untuk apa-apa. Aku tidak minta lebih. Aku hanya ingin kau memelukku seperti dulu. Hanya pelukan sepanjang malam.”

Elad menutup mata. Napasnya berat.

“Jasmin ....”

“Kalau kau masih peduli padaku, jangan tolak permintaan ini.”

Elad membuka mata, menatap wanita yang selama ini menjadi bagian rahasia dari hidupnya. Dan pada saat itu, ia tahu: setiap pilihan yang ia buat malam ini akan menambah satu luka baru, entah untuk dirinya, untuk Jasmin, atau untuk wanita di rumahnya yang tidak pernah meminta lebih.

Namun malam ini, ia memilih diam. Memilih tinggal. Mungkin karena lelah. Mungkin karena rasa bersalah. Atau mungkin karena tidak tahu lagi mana yang benar dan salah. Semua campur aduk antara rumah tangga, cinta, dan pekerjaan. Tidak pernah dalam hidupnya menghadapi situasi sekacau ini.

Sebelumnya Elad menjalani hidup dengan santai. Memiliki segalanya. Berpikir semua ada di dalam kendalinya, karena dia lahir bergelimang bakat dan keberuntungan. Lalu datanglah gadis dari gunung yang memiliki paras bidadari, suara semerdu nyanyian bambu, namun tidak bisa digenggam berlama-lama karena dia bisa mencair dan menghilang.

‘Anehnya aku tidak bisa membuang sumber kekacauan itu.’

Dan ketika malam bergulir semakin larut, Jasmin berbaring di sampingnya dengan tubuh menggigil yang hanya ingin diredakan. Elad membiarkan dirinya menatap langit-langit, merasa semakin jauh dari segalanya, terutama dari dirinya sendiri.

Tirai tipis di jendela apartemen bergoyang lembut, diterpa angin malam dari celah yang sedikit terbuka. Di ranjang lebar dengan seprai satin krem, Jasmin menggenggam lengan Elad seolah itu adalah satu-satunya jangkar hidup yang tersisa.

Tapi Elad terjaga.

Matanya menatap kosong ke langit-langit, dan setiap kali ia memejamkan mata, yang muncul bukan wajah Jasmin—melainkan sorot mata Cloe, waktu ia mengatakan: “Lebih baik pergi dari sekarang. Melihatmu lebih lama saat ini, membuatku merasa seperti sampah.”

Wajah itu ... bukan sekadar marah. Bukan benci. Bukan cemburu. Tapi runtuh. Ekspresi yang membuatnya merasa seperti pecundang. Pecundang sejati yang gagal melindungi bahkan satu orang yang seharusnya bisa ia jaga.

Elad mengembuskan napas pelan. Ia menyibak tangan Jasmin dari dadanya dengan hati-hati, lalu duduk di tepi ranjang, menyentuh dahinya sendiri, meremas rambut dengan frustasi.

‘Kenapa bayangan itu terus menghantuiku?’

‘Bagaimana jika dia tidak ingin berbicara denganku lagi?’

Ia ingat setiap detail: mata Cloe yang berair tapi tak tumpah, suara pelan yang mengguncang lebih keras daripada teriakan. Ia ingin bicara lagi dengan Cloe, bahkan meski harus bertengkar. Ia ingin Cloe menyindir, menyakitinya dengan kata-kata tajam, membuatnya kesal seperti biasa. Bukan diam.

Diam itu ... menakutkan. Lebih menakutkan daripada apapun.

Ia menarik ponsel dari saku celananya yang tergantung di sisi ranjang. Layar menyala. Tidak ada pesan baru dari rumah. Tidak dari Ayano. Tidak dari Cloe.

Kosong.

Tangan Elad menggantung di udara. Jari-jarinya sempat melayang di atas kontak ‘Cloe’, tapi ia tak menekan tombol apa pun. Dia terlalu pengecut untuk menghubunginya malam ini. Dan terlalu sadar, bahwa ia pantas dibungkam.

Waktu ia melihat Jasmin di sampingnya, tidur dengan tenang seperti seseorang yang akhirnya mendapat pembelaannya kembali, Elad justru merasa lebih lelah.

“Kenapa aku ada di sini?” gumamnya.

Ia berdiri. Melangkah ke balkon apartemen Jasmin dan membuka pintu kaca.

Udara malam menyambutnya. Dingin. Tapi menenangkan. Ia bersandar pada pagar besi, menatap ke arah kota yang tak pernah tidur. Lampu-lampu membentuk jalur tak berujung, kehidupan tetap berjalan meski hatinya macet di satu tempat: lorong rumah Gahanim, dan bayangan seorang wanita yang terlalu keras kepala untuk mencintainya ... tapi terlalu tulus untuk dibenci.

‘Cloe... kalau kau tidak bicara padaku lagi, aku akan gila.’

Dan untuk pertama kalinya, Elad benar-benar merasa tidak ingin kembali ke rumah yang sunyi karena kehilangan satu suara.

Suara yang selalu ia elakkan. Tapi ternyata, suara yang ia rindukan paling dalam. Jasmin benar, Elad telah goyah. Rayuannya terhadap Cloe berbalik pada dirinya sendiri, sikap acuh tak acuh dan perlawanan wanita itu justru terkesan menghibur hidupnya yang berjalan monoton setiap hari.

Elad menoleh ke belakang penuh rasa bersalah, pada Jasmin yang setia padanya. Jasmin berhak marah, dan Cloe juga berhak marah. Mungkin nyatanya kedua wanita itu adalah korban.

‘Di sini akulah yang serakah.’

Elad tidak memutuskan hubungan dengan Jasmin mengingat kesetiaan wanita itu padanya, pun Jasmin tidak ingin pergi dari Elad. Karena status keluarga Jasmin. Ayah adalah  pem bandar narkoba. Ibu ialah seorang bintang p*rno. Kakak laki-laki melarikan diri setelah menggelapkan dana di tempat ia bekerja.

Reputasi yang tidak cocok masuk ke keluarga kelas atas manapun, atau nama keluarga itu akan menanggung hinaan sampai kejayaan mereka runtuh.

Bersambung....

1
kalea rizuky
aduh kan lu si laki bdooh istri di kurung lu selingkuh ma cwek lain dih
kalea rizuky
Q kasih bunga klo banyak up tp moga aja gk balik ma laki bloon ih gemes
Amanda
Ok
Merlani Hidayat
waduh Cleo hati hati jangan samapi ilang ingatan ya
Merlani Hidayat
suka bgt ceritanya.. ayo lanjut Thor..
Rinnaya: Aman, kalau engga ada kendala, up setiap hari kok.
total 1 replies
Merlani Hidayat
makin seru
Merlani Hidayat
yang sabar Cleo
Merlani Hidayat
bagus ko ceritanya ayo yg baca klik like biar author makin semangat
kalea rizuky
moga g ketemu laki dajjal kek gini jahat sumpah uda selingkuh istri di kurung kek tahanan
kalea rizuky
dikurung kek tahanan aja gila emank elad
Merlani Hidayat
awal yang bagus
Merlani Hidayat
awal yang seru
Rittu Rollin
seruuuu
Rittu Rollin
yuk up nya dtunggu ya thor
Rittu Rollin
semangatt thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!