Masa depan yang bahagia telah tiada, Yuki dengan alat sihir yang diberikan oleh ayahnya kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa depan yang rusak.
Yuki terlempar ke tahun 2099 dimana dia dijual sebagai seorang budak dan dibeli oleh wanita dari keluarga bangsawan bernama Theresa Clorish dan diangkat menjadi penjaga keluarga Clorish.
Selain menjadi penjaga keluarga Clorish, Yuki juga harus menghentikan sesuatu yang akan menghancurkan masa depan dengan kekuatan mutan miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidiel Batagor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan Penuh Kegilaan
Yuki nampak tidak asing mendengar nama Deathskull, salah satu pejuang revolusi kota Nexus pada tahun 2079, namun dia tidak menyangka bahwa tokoh revolusi yang kebanyakan nampak berwibawa malah terlihat seperti pria tanpa moral.
"Tuan Codex, apa benar tuan Aldrian adalah Deathskull?."
"Ya, tapi itu dulu, sekarang dia adalah perokok akut yang miskin. Dia kehilangan semua kehormatannya karena ulahnya sendiri."
Aldrian yang mendengar itu tidak menanggapinya sama sekali, dia berdiri kemudian menyalakan kembali rokoknya. Codex masih terlihat tidak senang melihat Aldrian yang nampak tidak acuh sama sekali.
"Ah sudah cukup, ayo pergi, apa rencana kalian?."
"Pergi ke Mesir menaiki kapal."
"Apa? Kau pikir itu akan memakan berapa hari hah?."
"Mau bagaimana lagi? Kita tidak memiliki dana untuk menggunakan gerbang Nexus!."
Ditengah perdebatan mereka, Yuki terlihat memikirkan sesuatu. Hal yang dia dan ayahnya lakukan ketika sedang krisis keuangan.
"Bagaimana jika kita merampok bank?."
Semua orang yang mendengar rencana Yuki tercengang dengan ide nya itu. Namun hanya inilah solusi terbaik. Mereka bertiga pun berdiskusi apakah mereka akan mengikuti rencana Yuki atau tidak, setelah berdiskusi beberapa saat akhirnya mereka pun setuju dengan rencana gila Yuki.
Mereka kembali ke dalam mobil van milik Aldrian dan bersiap untuk pergi menuju bank terdekat untuk menjalankan rencana Yuki untuk mendapatkan uang.
"Aku tidak mengira kau masih menggunakan mobil jelek ini."
"Aku menggunakannya karena aku miskin."
Aldrian menginjak gas dengan kakinya dan membuat mobil van itu melaju dengan kecepatan penuh dan meninggalkan gudang raksasa yang menjadi pasar barang ilegal itu. Ditengah perjalanan Yuki berniat untuk bertanya pada Codex tentang kejadian yang menimpa mereka 20 tahun yang lalu, tetapi Codex enggan menceritakannya dan mengatakan bahwa itu bukanlah cerita yang menarik untuk diceritakan.
Setelah hampir 30 menit di jalan, akhirnya mereka tiba disebuah bank yang cukup ramai. Aldrian, Mundo, dan Codex mengambil nafas panjang karena mereka akan melakukan tindak kriminal. Namun tidak untuk Yuki, tidak ada keraguan dalam dirinya karena dia memang seorang kriminal.
"Apa kalian punya sesuatu untuk menutupi wajah kalian?."
Aldrian menunjuk ke arah belakang dan terlihat sebuah kotak yang berisi sangat banyak peralatan mulai dari topeng, senjata, dan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan aksi berbahaya.
Disaat bank sedang dilanda kesibukan, sebuah batu bata dilempar ke dalam bank melalui jendela kaca bank. Sebuah batu bata dengan petasan yang terikat itupun meledak dan membuat orang-orang panik, disaat itulah mereka berempat muncul dengan pistol di tangan mereka lalu menodongkan nya pada pegawai bank.
"Jangan bergerak, jika berani bergerak sedikit saja kalian tidak akan menyukainya."
Aldrian benar-benar tidak menyangka bahwa Yuki adalah seorang kriminal profesional. Dari seluruh tindakannya sebagai Deathskull, hal ini adalah salah satu hal yang tidak pernah dilakukan oleh orang sepertinya.
Yuki berjalan menghampiri pegawai bank wanita yang terlihat sangat ketakutan, Yuki memerintahkannya untuk membuka brankas bank tersebut. Pegawai itupun hanya pasrah mengiyakan apa yang dikatakan oleh Yuki dan membuka brankas tersebut. Disaat mereka berempat berjalan menuju brankas, pegawai wanita itupun segera memencet tombol darurat untuk memanggil polisi.
Disaat alarm darurat berbunyi, Yuki dan Aldrian yang berada di dalam brankas untuk mengambil uang dan emas yang ada pun menjadi panik karena pihak berwajib akan segera tiba.
"Ambil sebanyak mungkin."
"Dasar bocah, aku pemimpin geng ini tapi kenapa kau yang memerintah?."
Merasa uang yang diperlukan sudah cukup, mereka semua berlari keluar bank dan masuk ke dalam mobil van. Disaat Aldrian menyalakan mesin mobilnya, terdengar suara sirine polisi dari belakang mereka.
"Mobil van berwarna hitam yang terparkir diseberang sana harap berhenti!."
Aldrian sama sekali tidak peduli dengan perintah polisi itu. Saat mesin mobil telah menyala, Aldrian langsung tancap gas meninggalkan para polisi. Namun hal tersebut tidak akan mudah karena sebagian polisi telah memblokir jalan yang akan dilewati oleh mereka.
"Hei Aldrian mereka memblokir jalan kita!."
"Aku juga tahu sialan!."
"Terobos saja, jika mereka menghalangi maka tinggal kita tabrak."
Mendengar Yuki yang mengatakan menerobos para polisi, Aldrian benar-benar sangat ingin menghajar Yuki, namun karena ini adalah situasi darurat, Aldrian pun mau tidak mau mengikuti rencana Yuki dan menerobos polisi yang bersiaga.
"Minggir!."
Para polisi yang menghalangi pun panik dan berlarian untuk menghindar. Mobil van Aldrian menabrak 3 mobil polisi didepannya dan membuat bagian depan mobil miliknya rusak.
Mereka terus melaju ke arah terminal gerbang Nexus namun para polisi masih tidak menyerah untuk mengejar mereka. Karena sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya, Aldrian memerintahkan Mundo untuk mengambil alih kemudi dan dia pergi ke bagian belakang mobil. Aldrian mengambil sebuah bazoka di belakang mobil dan membuka pintu bagian belakang van.
"Katakan halo pada nenekku di alam sana!."
Para polisi yang mengejar mereka pun meledak seketika dan membuat kemacetan di jalanan terminal. Mereka semua membuka topeng mereka lalu menghela nafas lega, hanya untuk pergi ke Mesir, mereka mempertaruhkan hidup mereka dengan para polisi.
"Hei, untuk apa kau menyimpan bazoka hah?."
"Untuk berjaga-jaga jika terjadi hal seperti ini."
Mereka semua turun dari mobil dengan koper berisi uang yang mereka rampok dari bank lalu pergi ke area loket untuk melakukan pembelian tiket. Ini pertama kalinya untuk Yuki berada di terminal gerbang Nexus, terminal ini lebih besar dari bandara pada umumnya.
"Permisi, tiket untuk kami berempat."
"Baiklah tuan, kemana tujuan kalian?."
"Kota Giza, Mesir."
"Kurasa untuk mencapai kota Giza kalian harus melakukannya dengan perjalanan darat, saya akan mengatur menuju terminal Nexus terdekat di sekitar tujuan anda."
Aldrian mengangguk kemudian menyuruh untuk menunggu pemberangkatan mereka, disaat sedang melihat sekeliling, Aldrian melihat para polisi sedang melakukan penyelidikan di depan mobil mereka.
"Sepertinya kita harus menyamar."
Mereka pergi ke arah toko baju terdekat di sekitar loket pembayaran dan mulai mencari pakaian yang cocok untuk mereka. Setelah selesai mereka bertemu kembali di kasir untuk membayar baju-baju mereka, namun mereka terlihat heran satu sama lain karena pakaian mereka sangat bertolak belakang.
Yuki menggunakan hoodie abu-abu dengan topi hitam, Aldrian menggunakan baju kemeja hawai yang dilapisi dengan jaket berwarna hitam dan juga dilengkapi kacamata hitam, Codex dengan baju musafir gurun nya, lalu Mundo dengan kaos putih bergambar emoji senyum.
"Apa-apaan baju kalian ini?."
"Kau bilang kita perlu penyamaran kan?."
Aldrian menggelengkan kepalanya dan nampak keheranan dengan pakaian mereka, dia melihat mereka satu persatu dan semuanya terlihat normal kecuali Codex.
"Beritahu aku kenapa kau berpakaian seperti seorang musafir gurun?."
"Karena kita akan pergi ke mesir kan? Mesir dipenuhi gurun pasir. Lagian kenapa kau berpakaian seperti kita akan liburan di Hawai hah?."
Aldrian tidak menjawab dan langsung membayar pakaian mereka di kasir lalu menyuruh mereka bersiap-siap untuk pergi. Aldrian kembali melihat ke arah mobil mereka dan benar saja, mobil mereka telah digaris polisi dan ban mobilnya dikunci.
"Untuk penumpang dengan tujuan Mesir bisa segera masuk ke kabin."
Mereka semua berjalan melalui detektor logam sebelum masuk ke kabin. Yuki merasa gugup karena ini pertama kali baginya bepergian menggunakan gerbang Nexus. Saat mereka masuk ke dalam dan duduk di kursi masing-masing, tiba-tiba para polisi masuk ke dalam dan melakukan pemeriksaan. Setelah melakukan pemeriksaan dan tidak ada yang mencurigakan, perjalanan mereka di Mesir akan segera dimulai, namun petualangan berbahaya akan menanti mereka disana.