Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDAK SEPADAN
Liam terus menarik tangan Yumi dan mengajaknya naik ke lantai dua kafe. Mereka masuk ke sebuah ruangan yang ada di lantai dua kafe tersebut.
Ruangan apa ini?
"Liam, kita mau ngapain disini?" Tanya Yumi curiga karena Liam menutup rapat pintu ruangan tersebut. Lampu dinyalakan dan kini terlihat dengan jelas kalau itu adalah sebuah ruang kerja.
Ada foto pernikahan Abi dan Anne yang terpajang di atas meja.
Apa ini ruangan Abi?
"Mau ngobrol!" Ucap Liam santai seraya menarik Yumi untuk duduk di sofa yang ada di dalam ruangan.
Sofa yang cukup lebar!
Sepertinya nyaman dipakai untuk berbaring.
Eh!
"Aku mau pulang, Liam!" Yumi berontak dan hendak bangkit berdiri. Namun Liam mencegahnya dengan cepat.
"Duduk disini dulu! Apa kau marah kepadaku?" Tanya Liam yang sudah merangkul Yumi dengan posesif.
"Enggak! Kenapa juga aku harus marah ke kamu!" Jawab Yumi ketus.
"Kamu cemburu sama Chelsea tadi?" Tanya Liam sekali lagi.
"Enggak juga! Aku mau pulang, titik!" Sergah Yumi semakin galak.
"Kamu cemburu!" Liam menarik kesimpulan.
"Ngapain aku cemburu? Aku bukan siapa-siapamu!" Bantah Yumi cepat.
"Kau pacarku!" Sahut Liam tegas.
"Bukan!"
"Kau calon istriku!" Liam masih bersikeras.
"Bukan juga!" Yumi tak kalah keras kepala.
"Katakan satu hal kenapa kau tidak mau menjadi calon istriku?" Liam sudah merengkuh kedua pundak Yumi dan minta penjelasan.
"Karena kita tidak sepadan!" Jawab Yumi tegas.
"Kau tidak lihat tadi saat di bawah! Keluargamu, sahabatmu, mereka semua orang-orang kaya dan berkelas. Sedangkan aku?" Yumi menunnjuk ke arah dirinya sendiri.
"Siapa aku? Aku hanya gadis miskin yang tak sepadan dengan kau dan juga keluargamu!" Sambung Yumi lagi yang wajahnya sudah berubah sendu.
"Kenapa kau selalu membahas tentang kaya dan miskin, Yumi? Aku tidak pernah menilai orang dari strata sosialnya!" Ujar Liam bersungguh-sungguh.
"Aku mencintaimu! Aku serius dan aku tidak main-main! " sambung Liam lagi.
"Ini terlalu cepat, Liam! Aku...."
"Kau msih belum percaya sepenuhnya kepadaku?" Tebak Liam cepat.
Yumi hanya menundukkan wajahnya.
"Akan kubuktikan kalau aku benar-benar serius kepadamu!" Janji Liam bersungguh-sungguh.
"Membuktikan bagaimana?" Yumi menatap takut-takut pada Liam yang juga tangah menatapnya dengan aneh.
"Menurutmu bagaimana?" Liam malah balik bertanya dan menyeringai nakal ke arah Yumi.
"Jangan aneh-aneh, Liam! Aku akan berteriak!" Ancam Yumi yang beringsut mundur menjauhi Liam.
"Nggak aneh-aneh, kok! Kemarin kan kita sudah pernah coba," Liam mengerling nakal pada Yumi.
"Coba apa?" Yumi semakin ketakutan.
"Coba ini!" Liam memeluk Yumi yang ketakutan dengan erat.
Mata Yumi membelalak kaget sebelum akhirnya Yumi bernafas lega.
Tadinya Yumi pikir Liam akan melakukan hal lain.
Hahahaha!
Sepertinya terlalu banyak pikiran negatif di otak Yumi. Mungkin sebaiknya Yumi-
Sial!
Sejak kapan bibir hangat Liam menempel diatas bibir Yumi?
Bukankah tadi tuan model ini hanya memeluk Yumi?
"Sebentar saja!" Pinta Liam saat Yumi bersikeras untuk menolak.
Baiklah, Yumi bisa apa memangnya selain membalas ciuman amemabukkan dari seorang Liam Ang?
Sebentar saja!
Iya hanya sebentar.
Tidak ini terlalu lama.
Yumi dan Liam seakan tak mau mengakhirinya.
Ini gila!
"Sudah, Liam!" Yumi segera menjauh dari Liam dan menundukkan wajahnya yang bersemu merah.
"Mau melihat bintang, sebelum pulang?" Tawar Liam berusaha mencairkan suasana yang sedikit kaku.
"Hah? Memang ada?" Tanya Yumi setengah percaya.
"Ayo ikut!" Liam menarik Yumi ke rooftop kafe.
Kerlap kerlip bintang terlihat begitu jelas dari atas sini.
Yumi jarang sekali bisa melihat bintang sejak tinggal di kota ini. Kost-an Yumi yang letaknya di pemukiman padat dan terjepit oleh gedung-gedung pencakar langit membuat gemerlap bintang tertutup oleh cahaya lampu yang berpendar dari gedung-gedung tinggi.
Cukup lama, Yumi dan Liam menikmati kerlap kerlip bintang dari rooftop. Sebelum akhirnya Liam mengantar Yumi pulang ke kost-an. Da seperti pesan dari Mom Belle, Liam benar-benar hanya mengantar Yumi dan langsung kembali pulang.
****
Rainer's Resto
"Ini untuk meja nomor lima belas, Yum! Tolong antarkan dulu! Aku kebelet!" Seorang rekan kerja Yumi memknta tolong pada Yumi.
"Oke!" Yumi segera mengangkat nampan berisi minuman tersebut dan membawanya ke meja nomor lima belas.
Namun wajah orang yang duduk di meja nomor lima belas membuat Yumi sedikit terkejut.
Chelsea?
Chelsea melempar tatapan mengejek ke arah Yumi yang sedang menyajikan minuman ke atas mejanya. Seseorang yang duduk bersama Chelsea sedikit membingungkan jenis kelaminnya dan orang tersebut cerewet sekali karena terus berbicara tanpa jeda tanpa nafas pada Chelsea.
"Oh, jadi hanya seorang pelayan restorant?" Ejek Chelsea pada Yumi yang pura-pura cuek.
"Silahkan dinikmati, permisi!" Yumi buru-buru undur diri, seraya menahan rasa kesal dalam dirinya.
Apa yang salah dengan pekerjaan pelayan restorant, coba? Toh Yumi tidak sedang melakoni pekerjaan yang melanggar norma.
Yumi menggerutu dalam hati dan merasa sebal pada nona model bernama Chelsea itu.
****
Jam menunjukkan pukul delapan malam, saat Yumi menuju ke tempat parkir Rainer's Resto untuk mengambil motor matic-nya.
"Nggak sadar diri sekali, ya jadi orang!" Sebuah suara yang kata orang-orang terdengar merdu tapi bagi Yumi sangat menyebalkan terdengar dari arah belakang punggung Yumi.
Apa nona model kurang kerjaan ini sengaja menunggu Yumi selesai bekerja hanya agar dia bisa mencerca Yumi?
"Apa kau tidak punya kaca di rumah, Nona gendut?" Tanya Chelsea dengan nada menggertak.
Yumi tak menjawab dan memilih untuk mengabaikan saja.
Yumi tidak suka berdebat dengan gadis sinting sejenis Chelsea ataupun mencari masalah.
Segera Yumi naik ke atas motornya dan memakai helm.
"Aku sedang bicara kepadamu! Apa kau tidak mendengar?" Gertak Chelsea semakin galak.
"Maaf, Nona Chelsea! Saya sedang buru-buru! Permisi!" Yumi sudah menyalakan mesin motornya, namun Chelsea malah mencabut kunci motor Yumi dari tempatnya.
Astaga!
Benar-benar nona model sinting!
Pantas saja Liam illfeel pada gadis ini.
"Kau itu tidak sepadan dengan Liam! Jadi tolong tahu diri sedikit!" Chelsea mulai mencerca Yumi.
Oh, tentu saja saya tahu diri!
Tapi tuan model itu saja yang tak berhenti mengganggu saya!
Yumi hanya bergumam dalam hati.
"Penampilan yang kampungan ini!" Chelsea menjambak rambut Yumi dengan gemas.
Ya ampun!
Sakit sekali!
"Hanya akan membuat Liam malu! Jadi jauh-jauh dari Liam! Udah body kayak karung beras dan nggak ada bentuk begitu! Muka juga biasa aja! Penampilan kampungan! Sok-sokan mau jadi calon istrinya Liam! Mimpi saja sana!" Cerca Chelsea panjang lebar menghina Yumi dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Apa kau mau membuat karier model Liam jadi hancur?" Bentak Chelsea sekali lagi dengan nada meninggi.
"Maaf, Nona Chelsea! Tapi saya bukan calon istri Liam Ang! Saya hanya kebetulan pernah menolong Liam saat dibegal, lalu setelahnya saya dan Liam hanya berteman dan tak ada hubungan apa-apa!" Tegas Yumi panjang lebar membantah semua tuduhan Chelsea.
"Apa kau sedang pamer kepadaku sekarang?" Chelsea kembali menarik rambut Yumi.
"Saya tidak bermaksud pamer atau menyombongkan diri! Jika anda suka pada Liam Ang, silahkan anda dekati dan jadikan pacar!"
"Saya juga tahu diri, kok! Saya tidak mungkin menjadi saingan anda dalam memperebutkan Liam Ang!" Sambung Yumi lagi yang sudah benar-benar kesal pada Chelsea.
"Sangat tidak elegant jika wanita sekelas anda bersaing dengan gadis gendut miskin sejenis saya!" Yumi tertawa kaku.
"Kau benar! Aku lebih segala nya ketimbang dirimu yang gendut, pendek, jelek, itu!" Chelsea melempar kunci motor Yumi dengan kasar.
Untunglah Yumi sigap menangkapnya.
"Pergi sana!" Usir Chelsea pada Yumi yang sudah duduk di atas motornya.
Yumi tak menunggu apa-apa lagi dan segera pergi meninggalkan Chelsea yang masih berdiri di halaman parkir Rainer's Resto.
.
.
.
Maaf slow up.
Tangan mendadak tremor belakangan ini.
Buat ngetik typo mulu 🙈
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍