"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Almahira sampai berniat bunuh diri.
Karena membutuhkan ayah kandungnya untuk menjadi wali nikah, Shakila pun mencari Arya Wirawardana. Namun, bagaimana jika posisi dirinya sudah ditempati oleh orang lain yang mengaku sebagai putri kandung satu-satunya dari keluarga Wirawardana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2.Bekerja di Perusahaan
Suara pekikan Zayyan membuat Shakila menoleh ke arah ayahnya. Dia pun penasaran ingin melihat muka laki-laki yang memiliki darah daging yang sama dengannya.
"Mana, Yah?"
"Ini adalah Arya. Ayah kandung kamu," ucap Zayyan sambil menyerahkan handphone miliknya.
Seorang laki-laki paruh baya yang memiliki wajah dingin dan tegas dengan sorot mata yang tajam menghiasi layar handphone. Shakila merasa biasa saja, tidak ada getar rindu atau senang ketika melihatnya.
"Dia ayahku?" tanya Shakila untuk memastikan.
"Iya, Nak," jawab Zayyan. "Dia adalah ayah kandung kamu. Rupanya dia sudah menjadi seorang pengusaha sukses. Bahkan masuk ke majalah internasional. Hebat!"
Shakila tidak menyangka kalau ayah kandungnya adalah seorang pemilik perusahaan besar dan terkenal, AW Grup. Dia juga bekerja di salah satu anak perusahaan itu yang ada di kotanya.
"Bagaimana mungkin ...." Shakila masih tidak percaya.
"Sebaiknya kita pergi ke perusahaan milik Arya. Kita harus menemuinya," kata Zayyan tersenyum. Dia berharap semua bisa berjalan lancar dan laki-laki itu mau menjadi wali nikah Shakila.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke kantor pusat perusahaan milik Arya. Jaraknya cukup jauh. Ternyata begitu sampai kantor sudah tutup. Satpam yang berjaga juga memberi tahu semua orang sudah pulang.
"Lalu, sekarang bagaimana, Yah?" tanya Shakila.
"Kita cari hotel terdekat. Besok pagi-pagi kita ke sini lagi," jawab Zayyan sambil mencari lokasi hotel terdekat lewat internet.
***
"Selama pagi, saya ingin bertemu dengan Pak Arya Wirawardana. Apakah dia sudah datang?" tanya Zayyan kepada resepsionis.
"Oh, Pak Arya sedang melakukan perjalanan ke luar negeri," jawab perempuan muda itu dengan sopan.
Lagi-lagi terlihat kekecewaan pada raut wajah Shakila dan Zayyan. Terlalu sulit untuk bertemu dengan Arya.
"Kira-kira kapan dia kembali?" tanya Shakila.
"Kurang tahu, Mbak. Karena terkadang Pak Arya suka lama jika bepergian ke luar negeri melakukan perjalanan bisnis," jawab perempuan yang rambutnya di sanggul kecil dan tertata rapi.
"Ayah, bagaimana ini?" tanya Shakila.
Zayyan terdiam berpikir. Karena tidak bisa sembarang orang mendapatkan nomor pribadi Arya. Jika melakukan janji pun harus menunggu keputusan dari pihak Arya, mau bertemu atau tidak.
"Coba kamu tanya ke kantor tempat kamu bekerja. Apa bisa di mutasi ke kantor pusat ini? Karena kita tidak tahu kapan ayahmu kembali. Satu-satunya cara, kamu harus bekerja di sini agar bisa bertemu dengannya," jawab Zayyan.
"Aku tidak mau berpisah dengan Ayah," kata Shakila merajuk.
Zayyan punya usaha pabrik roti dan beberapa toko roti di kota tempat tinggalnya. Mana mungkin dia melepaskan begitu saja usahanya itu. Karena ada beberapa karyawan yang bergantung hidup di sana. Namun, di sisi lain Shakila juga tidak terbiasa jauh darinya.
"Nak, kamu harus bisa belajar mandiri. Demi masa depan kamu. Jika kamu sudah mendapatkan restu dan ayahmu menjadi wali nikah, kamu bisa kembali tinggal sama ayah," ujar Zayyan.
Shakila paham dengan maksud ayahnya. Mau tidak mau dia harus berpisah untuk sementara waktu dengan orang yang selalu bersama dengannya di kala susah, senang, dan sedih.
***
Beruntung Shakila bisa dipindah tugaskan ke kantor pusat, walau harus menjadi karyawan biasa. Dia tinggal di sebuah kontrakan kecil yang tidak jauh dari sana.
Selain berpisah dengan Zayyan, Shakila juga harus berpisah dengan Abian. Calon suaminya itu juga terkejut begitu tahu ternyata Zayyan bukan ayah kandung Shakila. Namun, dia juga tidak diberi tahu siapa ayah kandung perempuan itu sebenarnya.
Shakila harus menyembunyikan identitas diri sebenarnya dan tujuan utama dia bekerja di kantor itu. Gaya hidup dan kebiasaan dia dengan pegawai perempuan lainnya, membuat Shakila dinilai cupu oleh mereka. Namun, Shakila tidak memperdulikan hal itu. Dia hanya perlu bertahan bekerja di sana sampai mengatakan kebenaran identitas dirinya kepada Arya.
"Shakila, kamu mau makan di mana?" tanya Kamila, satu-satunya rekan kerja yang dekat dengan Shakila. Mungkin karena sama-sama karyawan baru.
"Aku bawa bekal sendiri," jawab Shakila sambil mengeluarkan cooler bag. "Kalau kamu mau kita makan bersama. Aku bawa banyak, kok."
Kedua orang itu makan di halaman belakang gedung utama. Di sana ada beberapa karyawan lainnya juga.
"Eh, Nona Silvia cantik sekali! Kapan, ya, kita bisa jalan-jalan ke luar negeri?" celetuk salah seorang wanita yang duduk tidak jauh dari Shakila dan Kamila.
"Nona Silvia itu the real princess! Sudah cantik, terlahir dari keluarga kaya, pintar, punya kekasih seorang CEO juga," balas temannya.
Shakila diam mendengar ucapan mereka dalam diam. Dia membayangkan bisa bertemu dengan Arya dan diakui olehnya, serta dikenalkan kepada seluruh dunia kalau dia adalah putrinya.
"Apa orang-orang juga akan menganggap aku sebagai seorang putri karena terlahir menjadi anak Arya Wirawardana?" batin Shakila.
***
Tidak terasa sudah satu bulan Shakila bekerja di kantor pusat perusahaan AW GRUP. Namun, dia belum pernah bertemu dengan Arya. Laki-laki paruh baya itu belum kembali dari perjalanan bisnisnya.
Shakila yang tinggal seorang diri sering merasa rindu kepada Zayyan—ayahnya— dan kepada Abian juga. Mereka hampir setiap hari melakukan panggilan video call untuk melepas rasa rindu. Gadis itu selalu menceritakan keseharian yang sudah dijalaninya.
"Ayah, aku mau pergi bersama Kamila ke mall," kata Shakila dengan nada ceria.
"Hati-hati, ya! Apalagi sama laki-laki," ujar Zayyan mengingatkan putri kesayangannya.
"Baik, Ayah. Apa Ayah akan pergi ziarah ke makam ibu dan adik?"
"Iya, tapi nanti sore."
Ibu Shakila sudah lama meninggal ketika dia berusia lima belas tahun, bersama dengan adik laki-lakinya yang berusia tiga belas tahun. Zayyan tidak menikah lagi dan memilih fokus mengurus Shakila. Jika dia menikah lagi, takut istrinya tidak sayang kepada Shakila.
Kamila menjemput Shakila naik motor. Mereka akan pergi jalan-jalan ke mall untuk nonton bioskop, makan, dan cuci mata mencari barang bagus dengan harga miring.
Kedua gadis itu terlihat bahagia, setelah nonton film, mereka makan di salah satu resto yang ada di sana. Makanan Korea yang sedang trend di kalangan anak muda membuat Shakila dan Kamila penasaran.
"Aku belum pernah coba makan tteokbokki," ucap Kamila.
"Kalau begitu coba saja," balas Shakila. "Aku akan pilih ramyeon."
Ketika sedang asyik makan, terdengar suara pecahan kaca dan disusul oleh bunyi lainnya. Semua pengunjung resto itu menoleh ke arah sumber suara. Terlihat ada seorang pelayan berwajah pucat sedang berhadapan dengan seorang perempuan yang berpenampilan glamor.
"Apa yang kau lakukan?" teriak perempuan itu setelah melihat noda pada bajunya.
"Maaf, Nona!"
Shakila kebetulan melihat kejadian tadi. Sebenarnya bukan salah pelayan, tetapi salah wanita cantik yang memakai pakaian dan tas branded. Wanita itu jalan tanpa melihat ke depan, sibuk bertelepon sambil melihat ke arah lain. Sementara pelayanan itu sedang berdiri hendak meletakkan makanan pesanan pengunjung resto.
"Kamu telah tahu siapa aku, hah!" bentak wanita itu lagi.
"Dia, kan, Nona Silvia. Putri semata wayang Pak Arya Wirawardana pemilik perusahaan AW GRUP," ucap orang yang duduk di samping meja Shakila.
Mata Shakila membulat mendengar ucapan orang itu. Setahu dia dari Pak RT, Arya Wirawardana bercerai dengan istrinya karena ketahuan selingkuh dan anaknya bukan anak laki-laki itu.
"Bagaimana bisa? Bukannya Arya Wirawardana tidak pernah menikah lagi sampai sekarang? Lalu, siapa Silvia itu?" batin Shakila yang shock.
***