NovelToon NovelToon
Aku Bukan Simpanan

Aku Bukan Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh
Popularitas:36.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10 Mengalah

Aletta hari ini di antar ke-dua orang tuannya dan juga Thalia ke Bandara.

Aletta yang tampak sedih harus meninggalkan kedua orang tuanya yang sekarang sedang memeluk Ratih.

"Sampai saat ini Bunda belum rela jika kamu harus meninggalkan Jakarta dan memilih untuk melanjutkan pendidikan di Luar Negeri," ucap Ratih.

"Sudah, Bunda semua ini sudah menjadi pilihan Aletta dan kita doakan saja semoga Aletta baik-baik saja di sana dan bisa lulus dengan hasil yang memuaskan," sahut Danu.

Aletta melepaskan pelukan itu dengan wajahnya yang tampak sedih dan dia juga sangat merasa bersalah kepada Bundanya yang sangat berat melepaskannya.

"Aletta akan sering mengabari Bunda, Ayah dan kak Thalia. Aletta hanya belajar di sana seperti apa yang dikatakan Ayah. Aletta akan berhasil dengan semua impian Aletta," ucapnya.

"Bunda selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu," ucap Ratih memegang pipi Aletta.

Aletta juga tidak lupa memeluk ayahnya.

"Om Andre dan Tante Lia sudah berpesan kepada Ayah kalau mereka akan menjaga kamu. Kamu tidak boleh merepotkan mereka," ucap Danu.

"Itu pasti Ayah," jawabnya.

Aletta juga tidak lupa memeluk Thalia.

"Kakak akan sangat kesepian sekali yang tidak memiliki teman bertengkar. Kakak sangat berharap kamu baik-baik saja di sana. Terus kabari Kakak," ucap Thalia yang juga tidak lupa berpesan kepada sang adik.

"Itu pasti, Kak!" jawabnya dengan menganggukkan kepala.

"Kalau begitu Aletta pergi dulu," ucap Aletta pamit.

"Kamu hati-hati sayang," sahut Ratih.

Aletta menganggukkan kepala dengan tersenyum dan sangat berat hati dia membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan keluarganya demi kebaikan dirinya.

"Aletta!" baru saja ingin melangkah jantung Aletta sudah berdebar dengan kencang saat mendengar suara yang tidak asing dan suara siapa lagi jika bukan Devan.

Orang tua Aletta dan juga Thalia menoleh ke arah suara tersebut yang membuat mereka juga kaget dengan keberadaan Devan yang ada di sana.

Wajah Aletta berubah menjadi sangat panik yang melihat pria itu tampak serius yang sekarang melangkah menghampirinya dan tatapan mata Aletta hanya tertuju kepada orang tuanya dan termasuk pada kakaknya dengan ekspresi wajah yang penuh kebingungan yang pasti Thalia bertanya-tanya apa yang membuat kekasihnya menghampiri adiknya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aletta pelan dengan raut wajah yang begitu gelisah.

"Aku tidak punya pilihan lain, jika menemui mu dengan cara seperti ini," ucap Devan.

"Apa maksudmu?" tanya Aletta.

"Aku aku melakukan kesalahan besar kepadamu dan karena itu juga membuat kehidupanmu tidak tenang dan kita tidak bisa menjadi orang biasa seperti dulu lagi. Hal itu juga yang membuat kamu pada akhirnya memutuskan untuk pergi melanjutkan kuliah ke Jepang dan padahal aku tahu kamu hanya menghindari ku,"

"Aletta aku sudah mengatakan tidak ingin lepas dari tanggung jawab atas apa yang aku lakukan. Untuk saat ini aku memang belum bisa berbuat apa-apa. Tetapi aku akan menyelesaikan semuanya. Jika memang ini keputusan kamu dan mungkin ini untuk sementara bisa membuat kamu tenang, aku menerima keputusan kamu. Tetapi aku juga akan berusaha melakukan yang terbaik," ucap Devan.

"Cukup Devan. Aku sudah mengatakan tidak membutuhkan apapun dan hentikan semuanya. Kamu jangan mencari gara-gara dan aku sudah memberi kesempatan untuk kamu menyelamatkan diri atas semua ini!" tegas Aletta.

Tiba-tiba saja Devan memberikan sesuatu ke tangan Aletta yang ternyata itu kartu atm yang membuat Aletta kaget.

"Kamu pasti membutuhkan ini dan gunakan sebaiknya," ucap Devan.

"Apa-apaan sih. Aku tidak mau!" Aletta menolak yang berusaha untuk mengembalikan dan Devan tetap memaksa Aletta.

"Sayang!" suara Thalia yang sudah terdengar membuat Aletta kaget yang melihat sang kakak sudah berada di belakang Devan dan Aletta menyembunyikan kartu ATM itu di tangannya daripada akan menjadi pertanyaan bagi Thalia.

"Iya Thalia," jawab Devan yang juga terlihat begitu panik.

"Kamu ngapain di sini dan apa yang kamu bicarakan dengan Aletta?" tanya Thalia bergantian melihat adik dan kekasihnya itu.

"Oh. Aku hanya memberikan buku ini saja. Kemarin Aletta memintanya padaku dan aku tidak sempat memberikannya. Makanya aku kejar ke Bandara," jawab Devan dengan tersenyum yang memang tangannya sejak tadi memegang satu buku.

"Begitu," sahut Tahlia.

"Ini Aletta!" Devan memberikan buku itu agar Thalia tidak curiga dan Aletta juga mengambilnya seolah terjebak dengan sandiwara Devan.

"Kamu hati-hati Aletta di sana dan jaga kesehatan!" ucap Devan.

"Aku permisi!" ucap Aletta yang langsung berpamitan dan tidak ingin membahas apapun lagi.

Dia yang tidak merespon perkataan Devan yang takut sang kakak justru semakin mencurigainya. Aletta juga berjalan terlihat sangat buru-buru sekali dan Devan terus memperhatikan punggung wanita yang semakin jauh itu.

Thalia sampai detik ini masih kebingungan yang melihat kekasihnya seperti ada sesuatu yang tidak dia ketahui. Tetapi Thalia enggan mempertanyakan semua itu.

"Sayang mau sampai kapan kamu melihat Aletta. Aletta soalnya sudah tidak terlihat lagi?" tanya Thalia yang akhirnya risih juga melihat kekasihnya yang seolah mengabaikannya yang berdiri sejak tadi di sampingnya.

"Oh, tidak," sahut depan menjadi gugup bahkan sampai mengusap wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Thalia dengan tatapan mencurigai kekasihnya.

"Iya. Aku baik-baik saja," jawab Devan tersenyum.

"Kalau begitu ayo kita pulang. Kamu tidak punya rencana bukan untuk menyusul Aletta ke Jepang?" tanyanya yang membuat Devan melihat serius ke arah kekasihnya itu.

"Maksud kamu apa?" tanya Devan.

"Soalnya kamu terus saja memperhatikannya dan aku melihat kamu lebih sedih daripada Bunda saat melepas kepergian Aletta. Aku tidak tahu jika itu hanya perasaanku saja," jawab Thalia dengan tersenyum yang berusaha untuk tenang meski hatinya sudah merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Sayang apa yang kamu pikirkan? Bukankah Aletta itu adik kamu dan bukankah kamu sendiri yang mengatakan jika kamu dan Aletta itu sama saja dan bukankah sangat wajar jika aku juga sedih seperti kamu saat dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Jepang. Lagi pula seperti yang kamu khawatirkan bahwa dia juga masih sangat mudah untuk mandiri," ucap Devan yang pasti ada saja jawaban yang membuat kekasihnya tidak curiga.

"Iya kamu benar! sangat wajar sekali kamu khawatir kepada Aletta," ucapnya.

"Ya. Sudah kalau begitu sekarang kita pulang!" ajak Devan. Thalia menganggukkan kepala dan dari ekspresi wajahnya sudah tidak memikirkan apapun lagi tentang adiknya dan kekasih.

Aletta yang sekarang sudah berada di dalam pesawat yang sudah mengudara. Aletta melihat tangannya yang tergenggam ATM yang baru saja diberikan Devan.

"Apa dia ingin seluruh kesalahannya membayarku dengan cara seperti ini?" tanya Aletta yang tampak tersinggung dengan apa yang telah diberikan Devan.

"Kenapa harus aku yang berkorban atas semua ini? Aku tidak pernah menginginkan semua ini dan kenapa harus aku yang mengalah dan mengorbankan segalanya?" tanyanya.

"Lalu bagaimana aku menata kehidupanku dari awal? apa aku bisa melanjutkan semuanya?"

"Aletta ini sudah terjadi dan kau tidak punya pilihan lain selain menyelesaikan sendiri. Lebih baik untuk melupakan semua yang telah terjadi antara kau dan juga Devan dan hari, bulan, tahun akan berganti yang akan membuatmu benar-benar lupa akan semuanya dan seperti tidak terjadi apapun," batin Aletta dengan penuh keyakinan atas keputusan yang telah diambil.

Bersambung....

1
mbok Darmi
pasti thalia tertawa bahagia mendengar penderitaan arleta dasar saudara egois pengen menang sendiri playing victim kenapa justru arleta yg sakit kanker rahim harusnya thalia saja biar dia sadar diri jadi wanita tidak sempurna biar tidak makin sombong dan egois
Adinda
Aletta itu bodoh harusnya yang harus tau diri itu thalia sudah punya suami malah mengharapkan laki orang
mili: Gregetan sama Thalia...gak dewasa mikirnya selalu ingin di istimewakan
total 1 replies
Nafsiah
Yaudah sii thalia ikhlasin semuanya,,, toh skrg kamu punya bayu yg harus kamu perhatiin,,,
Lanjut ka....
suka-suka saya
MURAHAN BANGET SI ALETTA BANGST SOK CNTIK NJIRR MURAH
mbok Darmi
thalia menggali kuburan nya sendiri bukannya dendam mu terbalaskan justru kamu yg ajan menderita menikah dgn bayu krn bayu juga memanfaatkan kamu saja jd jgn nyesel kedepannya, semoga arleta hamil lagi biar thalia makin cemburu
guest1053527528
Alhamdulillah akhirx mba thalia menemukan jodohx
mbok Darmi
wah bayu dan thalia sekongkol ingin balas dendam jgn takut arleta semua yg diawali dgn balas dendam yang tidak baik akan berbalik kepada mereka jgn lemah tetap waspada
Adinda
dari awal saja devan gak cinta sama kamu thalia
mbok Darmi
thalia kamu saja yg oon bin goblok krn kamu egoisi ngga mau membuka mata dan hatimu untuk sedikit mengalah dan legowo bagaimana pun vallen keponakan mu
mbok Darmi
ternyata thalia juga egois banget padahal saudara kandung dan sudah punya vallen dari awal juga devan ngga begitu mencintai thalia
Adinda
bayu kau nikahin saja thalia kalau memang kasihan jangan ganggu rumah tangga orang
mbok Darmi
bayu ngapain juga nguping kamu orang luar yg bikin masalah tambah besar, udah pergi aja ternyata kamu juga biang keroknya juga
mbok Darmi
keluarga toxic semrawut ngga ada yg waras yg thalia baru jd tunangan aja merasa istri dan arleta yg bodoh hanya diam saja udahlah salah satu mati saja hbs perkara
mili
kayak nya si Thalia ada gangguan kejiwaan,mka nya Aletta selalu ngalah
Adinda
ngatain Alletta pelakor memang kau istrinya devan,sadar diri kau thalia kau gak ada ikatan suami istri sama Devan ,jangan mau mengalah Alletta demi anak dan suamimu kau juga korban karena kakakmu kau dijebak
mbok Darmi
kalau arleta menyetujui permintaan thalia berarti memang arleta labil goblok bin oon jadi wanita berpendidikan tapi ngga bisa mikir secara logika isi otaknya hanya merasa bersalah dan minta maaf
Adinda
jangan mau Alletta pertahankan suami dan anakmu,dasar pelakor manipulatif kau thalia
Adinda
Aletta gak perlu merasa bersalah jangan mau mengalah lagi pertahankan anak dan suamimu
Adinda
kamu jangan mau mengalah lagi Aletta dari thalia kamu bukan pelakor kamu Punya ikatan sah sama devan, thalia sama bayu saja thor
Adinda
thalia thalia yang pelakor itu kau,Aletta dan devan sudah ada ikatan suami istri sedangkan kau belum jadi istri sok tersakiti padahal awal mula kejadian karena kau sendiri yang tidak bisa menjaga adikmu yang dijebak padahal Aletta tidak mau ikut, sadar diri la kau thalia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!