Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Di antara hadirnya para tamu undangan sosok Yusuf hadir pula , ia datang membawa sebuah karangan bunga berjalan menuju tempat pelaminan dan mengantri di belakang tamu undangan yang sedang memberi ucapan selamat kepada pasangan pengantin .
"Selamat ya , Khasanah atas pernikahan kalian semoga langgeng sampai kakek nenek ," ucap Zaenab dengan senyum yang dipaksakan tapi lirikan matanya tertuju pada pengantin pria .
"Ternyata ganteng juga nih orang kirain cuma covernya saja , gila beruntung banget Khasanah dapat suami sekeren ini ," batin Zaenab merasa iri .
"Terimakasih Kak Zaenab atas doamu buat kami ," Khasanah membalas dengan senyum ramah sambil melirik arah pandang Zaenab lalu senyum sinis .
"Kak Zaenab mana suami Kakak kenapa tidak diajak ?“ tanya Khasanah menyadarkan Zaenab .
Wajah Zaenab terlihat merah menahan malu gelagapan mendengar pertanyaan Khasanah kemudian mengalihkan tatapan ke arah lain .
"Oh dia sedang bekerja jadi tidak ikut ," Zaenab berjalan cepat meninggalkan pelaminan dengan perasaan malu .
"Selamat ya , bro atas pernikahan kalian semoga samawa sampai tua ," ucap Yusuf menjabat tangan Abdi dengan senyum coolnya .
"Terimakasih atas doamu , semoga kamu cepat nyusul ," jawab Abdi dengan senyum penuh kemenangan . Hatinya merasa puas melihat Yusuf kalah mendapatkan Khasanah .
"Khasanah selamat ya ," ucapnya dengan perasaan sesak didadanya . Cantik sekali kamu hari ini semoga kecantikan diwajahmu tidak pernah luntur sampai kapanpun batin Yusuf menatap lekat wajah Khasanah .
"Iya terimakasih banyak atas doamu dan semoga kamu juga bahagia selalu ," ucap Khasanah dengan senyum ramah .
Tiba-tiba datang tamu tak di undang masuk ke pelaminan dengan gaya elegan sambil tersenyum manis yang di buat-buat.
“Sayang , selamat ya atas pernikahan kalian semoga bahagia ," ucap Yesha dengan dada bergemuruh ingin rasanya mengamuk di acara pernikahan mantan kekasihnya .
Abdi menatap heran melihat Yesha datang di acara pernikahannya . Sedangkan Khasanah bersikap cuek seolah tidak ada Yesha .
“Terimaksih Yesha atas doamu , silahkan menikmati hidangannya ," ucap Abdi dengan senyum ramah .
Yesha mendekati Khasanah sambil menjabat tangan dengan genggaman sangat kuat matanya melotot seolah menantang . Khasanah paham apa yang dilakukan Yesha bersikap biasa dengan tersenyum ramah .
"Selamat ya , Kak atas pernikahan kalian ," ucapnya dengan menekan kata-katanya.
“Aku ingin memberitahu satu hal aku dan Abdi pernah berhubungan lebih dari sekedar kekasih ," katanya lagi sambil berbisik di telinga Khasanah .
"Maksudmu apa bicara seperti itu di hari bahagia kami ?" tanya Khasanah sambil menggandeng tangan Abdi dengan mesra .
Abdi melihat sikap Khasanah hatinya merasa senang tapi ketika melihat Yesha seperti ada yang aneh merasa curiga . Apa yang mereka bicarakan kenapa Yesha bisik-bisik batin Abdi .
"Oh tidak apa-apa , aku hanya memberi peringatan saja kalau kamu harus hati-hati dengan pria disampingmu karena dia pria yang sangat licik ," katanya sambil melirik dengan tatapan menggoda kepada Abdi .
Khasanah menatap Abdi begitu juga dengan Abdi , lalu keduanya saling tersenyum . Abdi mencium ujung bibir Khasanah sambil melirik Yesha dengan tatapan menghunus tajam . Bahwa hanya Khasanah yang dia cintai dalam hidupnya .
Hal itu membuat Yesha sangat marah dan merasa cemburu karena Abdi lebih memilih orang lain daripada dirinya akhirnya Yesha meninggalkan tempat acara tersebut .
"Brengsek kamu Abdi , aku akan balas kalian berdua ," Yesha berjalan masuk ke dalam mobil .
"Terimakasih mau kucium , ini belum seberapa tapi aku akan menunggu kamu sampai kamu siap menjadi istriku sepenuhnya ," kata Abdi di telinga Khasanah .
Buku kuduk Khasanah meremang , ia tidak paham dengan perkataan Abdi menatapnya dengan heran .
"Ngomong yang jelas ," balas Khasanah dengan lirih tapi matanya menyapu seluruh ruangan yang banyak oleh tamu undangan .
Abdi tersenyum genit sambil menggandeng tangan Khasanah enggan melepaskan sesekali mencium dengan mesra . Aroma tangan Khasanah membuatnya ingin menciumnya terus .
Khasanah merasa geli dengan sikap bucin Abdi yang berlebihan , ingin melepaskan tapi Abdi tidak membiarkannya justru semakin erat , akhirnya Khasanah membiarkan Abdi melakukannya .
"Khasanah kamu makan ya , aku ambilkan ,“ kata Lidya berjalan menuju tempat hidangan .
Abdi ingin melarang tapi Lidya keburu jauh jujur ia merasa bersalah karena membiarkan istrinya lapar di hari bahagia mereka .
Brukk Lidya menabrak seseorang dan hampir jatuh beruntung orang itu menangkap tubuhnya dengan cepat dan akhirnya keduanya jatuh dalam pelukan sedangkan kedua bibir mereka saling menempel .
Kejadian itu berlangsung sepersekian detik membuat keduanya sempat menikmati momen tersebut . Lidya sadar ketika sebuah jeweran ditelinganya , ia melepaskan pelukannya .
Begitu juga dengan pria tersebut tak lain Yusuf dengan perasaan malu karena menikmati momen tak sengaja .
“Enak sekali kalian pacaran di tempat pernikahan teman sendiri ," ucap Amel dengan wajah kesal melihat adegan 21 di depan matanya . Hal itu membuatnya iri .
Sedangkan Lidya merasa terkejut sekaligus malu dengan situasi saat ini lalu melihat siapa pria yang telah mengambil ciuman pertamanya dan ternyata adalah Yusuf orang yang mencintai temannya sendiri .
Yusuf melihat Lidya juga merasakan hal yang sama hatinya seketika menghangat , benda kenyal itu membuatnya mabuk pikirannya kemana-mana.
"Maaf tadi itu tidak sengaja ," ucap Yusuf menundukkan pandangannya .
Amel melirik Yusuf dengan tatapan penuh tanya .
"Kamu kan , Yusuf ," pekik Amel .
Lidya langsung menutup mulut Amel dan melihat ke sekeliling takutnya ada yang mendengar celoteh Amel .
Amel melepaskan tangan Lidya yang menutup mulutnya .
"Kamu kenapa menutup mulutku sih , kalian pacaran , sejak kapan kok aku tidak tahu atau jangan-jangan kalian diam-diam sudah lamaran ya ," tebak Amel melihat Lidya lalu Yusuf bergantian sambil menggoda .
"Eh , bukan seperti itu . Tadi itu tidak sengaja lagi pula mana mungkin kami pacaran kenal saja baru kemaren ," tolak Lidya dengan perasaan canggung .
"Kalau pun iya juga gak papa , iya kan Yusuf ?" goda Amel dalam hatinya merasa iri melihat kedekatan Lidya dengan Yusuf .
" Kalau boleh sih di terima kalau pun tidak juga tidak apa-apa namanya juga berjuang dan berusaha ," Yusuf menyetujui perkataan Amel sambil melirik Lidya .
"Kalau begitu kenapa tadi tidak sekalian aja ijab kabulnya ," kata Amel dengan antusias .
"Apa ?'tanya Lidya dan Yusuf bersamaan .
"Ciee barengan ciee ciee , jodoh memang gak kemana ," canda Amel kemudian meninggalkan mereka berdua mengambil makanan .
Khasanah mendekati mereka berdua sambil bertolak pinggang .
"Lidya , mana makananku di tunggu dari tadi eh malah pacaran keburu lapar nih ," bentak Khasanah dengan nada rendah .
Lidya terkejut mendengar suara Khasanah dengan perasaan bersalah ia berjalan mengambil makanan namun tangan Yusuf melarangnya , Lidya menatap Yusuf dalam .
Keduanya saling memandang dengan perasaan entah yang sulit dijelaskan .
"Ada suaminya kenapa harus kamu , biarkan suaminya yang mengambilkan untuknya ," Yusuf meraih tangan agar Lidya mendekat padanya .