Merasa patah hati di kalah ingin meminang wanita yang selama ini dia kagumi ternyata sudah menikah hal itu menjadikan Syamil memilih ke suatu tempat untuk pelarian cinta nya, dia pun memutuskan tidak akan jatuh cinta lagi. Tapi takdir berkata lain disaat dia bertemu dengan gadis malam yang membuat Syamil tertarik yaitu Syakilah. Tanpa disadari kedekatan mereka telah menumbuhkan rasa cinta Syamil kembali, tapi banyak sekali kendala yang menyeret kisah cinta mereka juga jarak yang harus memisahkan mereka ketika Syamil di tuntut untuk meneruskan usaha ayahya. Sebuah kerudung telah di berikan Syamil untuk Syakilah sebelum perpisahan mereka.
"Pakailah jika kau sudah yakin dengan keputusan mu!" pesan Syamil.
"Kerudung ini akan aku simpan, seperti cintaku padamu" lirih sendu.
Syakilah selalu mengharap suatu saat Syamil datang dan memakaikan kerudung itu untuknya. Tapi apakah semua itu bisa terjadi?
Adakah cinta tanpa batas untuk seorang wanita malam seperti Syakilah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi
Suasana di mension milik keluarga Dirgantara sangatlah ramai oleh para undangan yang menghadiri resepsi pernikahan dari cucu dari salah satu konglomerat yang ada di kota tersebut. Sengaja acara di lakukan di mension, karena Tom ingin menunjukkan pada semua orang termasuk rekan bisnis nya tentang acara pernikahan anak nya, meski Tom tidak ingin mengundang awak media. Baginya semua itu tak penting yang terpenting adalah kebahagiaan sang anak dan dia juga ingin memperkenalkan Syamil sebagai penerusnya kepada para rekan bisnis nya. Ucapan selamat pengunjung terus bergulir untuk kedua mempelai yang ada di atas pelaminan. Syakilah terlihat begitu memukau dengan gaun warna putih dan bersanding dengan Syamil yang memakai toxido warna hitam.
"Selamat atas pernikahan anda tuan Syamil dan-" ucap salah satu rekan bisnis Tom dia nampak memperhatikan Syakilah dengan senyum miring, Syakilah merasa tak nyaman dengan tatapan lelaki itu.
"Nona Naumi" lanjut lelaki itu.
Deg'
Ya, lelaki itu dulu sering membayar Syakilah untuk menemaninya datang ke acara pesta maupun makan malam.
"Terima kasih tuan, tapi perlu anda tahu panggilan istri saya sekarang adalah Syakilah" balas Syamil tenang. Lelaki itu tersenyum.
"Oh, begitu ya tuan, anda sepertinya begitu percaya dengan istri anda"
"Tentu saja, karena sekarang saya adalah imamnya" tekan Syamil.
"Hem, saya harap anda tidak menyesal tuan Syamil" kata lelaki itu sebelum berlalu dia menatap sinis pada Syakilah. Merasa geram Syamil ingin sekali membalas perkataan lelaki itu tapi Syakilah menahan lengan Syamil agar tidak meladeni lelaki itu. Syamil pun menarik nafas panjang menahan kekesalan nya.
Selesai acara mereka berada di kamar, kamar yang sangat luas dengan gaya klasik. Syamil terlihat keluar dari dalam kamar mandi dia menatap Syakilah yang duduk di sofa seraya termenung.
"Kamu kenapa?" tanya Syamil kini menghampiri Syakilah. Syakilah menatap sendu Syamil.
"Maafkan aku!" lirih Syakilah.
"Maaf untuk apa?" bingung Syamil bertanya dengan lembut.
"Lelaki tadi" cicit Syakilah. Syamil menarik nafas panjang.
"Kamu kenal sama dia?" tanya Syamil. Syakilah menunduk.
"Aku lupa namanya, tapi dia dulu sering membayar ku untuk menjadi pasangan nya ke pesta dan kadang kala menemaninya makan malam" jujur Syakilah. Syamil mendengar itu dia malah terkekeh.
"Kamu tidak marah?" tanya Syakilah dengan bingung. Syakilah mengira Syamil akan marah setelah mendengar penuturan nya. Syamil menggeleng.
"Aku malah senang, karena itu tandanya dia iri padaku karena bisa mendapat kan kamu" terang Syamil.
"Mas.."
"Sudahlah, lebih baik kamu cepetan mandi, aku tunggu di ranjang" seru Syamil seraya mengedipkan satu mata nya untuk menggoda Syakilah. Syakilah hanya menunduk dia menyembunyikan rona merah yang berhasil di buat oleh Syamil. Syakilah pun mulai beranjak ke kamar mandi. Sepeninggal Syakilah Syamil mengambil ponselnya dia menghubungi seseorang.
"Kirim aku daftar tamu beserta fotonya!"
'Baik tuan'
Syamil pun menarik nafas panjang jujur saja dia begitu geram pada lelaki tersebut karena menghina istrinya.
Ting'
Sebuah pesan masuk dalam ponsel mewah Syamil, dia membuka pesan tersebut matanya tertuju pada satu foto sekaligus gambar seseorang yang membuat raut wajah nya kesal.
"Cari informasi tentang orang ini. Zaki Pramana!" pesan terkirim.
'Baik tuan'
Syamil menaruh ponselnya kembali ke nakas bersamaan dengan pintu kamar mandi terbuka, seulas senyum terbit di bibir seksi Syamil ketika dia melihat Syakilah berjalan ke arahnya dengan balutan lingerie yang mengekspos lekuk tubuhnya, apalagi rambut basa yang tergerai membuat Syamil tak henti-hentinya berpaling dengan pemandangan di depan mata nya. Syakilah duduk di tepi ranjang tapi dengan sigap Syamil langsung menarik Syakilah ke dekapan nya. Malam panas pun mereka lalui bersama, tujuan Syamil hanyalah mencari pahala dengan memuaskan hasrat nya dengan pasangan halal nya.
Terus di novel orang tua nya Syamil pernah di kolom komentar itu mengingatkan bahwa penulisan " tuan MUDAH " itu salah yg benar "tuan MUDA", tp di novel ini kenapa penulisan nya msh TUAN MUDAH 🤔