Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cincin limited edition
Anaya tampak diam sepanjang perjalanan pulang dari toko perhiasan.Semua bagai mimpi olehnya.Menikah diusia yang masih sangat muda tak pernah terpikirkan olehnya sebelumnya.Tapi demi untuk sebuah tempat tinggal dia harus mau menikah dengan orang yang baru saja ia kenal.Sean masih terasa asing baginya meski mereka sering berdebat.
Ingin rasanya ia kabur tapi ia tak memiliki uang sepersen pun.Ia merasa
menyesal kenapa dulu dia tidak pernah menabung.Uang saku dari orang tuanya habis tak berbekas sama sekali.Andai dia semua tak terjadi seperti sekarang mungkin dia masih menjadi gadis manja yang selau semua keinginannya terpenuhi.
"Kau tak berpikir untuk kabur dari pernikahan ini bukan?", tanya Sean.
Anaya tersentak dari lamunannya menatap kearah Sean datar."Kalau aku kabur apa yang akan kau lakukan?",tanya Anaya.
"Pertama aku akan mencarinya walau keujung dunia sekali pun karena kau tau kekuasaanku?.Kedua aku tidak suka dengan yang namanya penolakan dan yang ketiga jika kau benar benar ingin kabur itu sama aja kau tidak tau balas budi aku sudah menyelamatkanmu tapi kau permalukan aku dihari pernikahan kita?.Jadi Nona Anaya berpikirlah lebih jauh jika kau ingin bertindak setidaknya pikirkan nasibmu diluaran sana.Mana ada perusahaaan yang menerima gadis manja sepertimu yang tak bisa apa apa",sinis Sean.
Anaya terpaku mendengar penuturan Sean.Gadis itu terdiam dia akan selalu kalah jika berdebat dengan Sean.Tapi bagaiamana dengan kuliahnya?dia masih ingin mengejar cita citanya.Jika dia menikah waktu kuliahnya akan terganggu karena harus mengurus rumah tangganya juga.
Bicara soal kuliah gadis itu berpikir dengan cara apa dia membayar uang kuliahnya.Dia bahkan saat ini tak memiliki sepersen pun uang.
"Tapi...aku masih ingin melanjutkan penddikanku",lirih Anaya.
"Aku akan membiayai kuliahmu mulai saat ini tapi jangan coba coba untuk kabur dan berupaya menggagalkan pernikahan ini",ucap Sean yang masih fokus menyetir.
"Benarkah,Kakak akan membiayai kuliah ku?",tanya Anaya dengan mata berbinar.
"Ya selama kau menjadi istriku aku akan membiayai kuliah mu",jawab Sean.
"Baiklah ...tapi bagaimana nanti kalau waktu kuliahku terganggu dengan rumah tangga kita",ucap Anaya tiba tiba sendu.
"Maksudmu?",tanya Sean.
"Ya aku sebagai istri harus menyiapkan bajumu,makanan untukmu, membersihkan rumah kita,mencuci dan-
"Kau hanya perlu menyiapkan pakaian ku saja untuk yang lain sudah ada pelayan yang akan mengerjakannya.Jika kau melakukan semuanya lalu untuk apa aku menggaji pelayan di rumahku Naya",ucap Sean.Entahlah semenjak bertemu gadis itu dia menjadi banyak bicara sekarang.
"Hehehe aku lupa kalau Kakak orang kaya",ucap Anaya cengengesan.
"Hmmm...",jawab Sean dengan deheman.
Setelah menempuh perjalanan satu jam mereka tiba di mansion.Lagi lagi Sherly mengganggunya dengan berdiri diluar pagar karena petugas keamanan tidak memberinya izin masuk.
Anaya keluar dari mobil tanpa menunggu Sean gadis itu berlenggang masuk kedalam mansion.Sedangkan Sean memerintahkan petugas keamanan untuk mengusir Sherly kemudian masuk kedalam mansion mengikuti Anaya.
Terdengar teriakan dan umpatan dari Sherly namun Sean tak peduli.Tak ada seorang wanita manapun selain Anaya dan ibu,dan sang adik masuk ke mansion miliknya.Ya Anaya wanita pertama yang ia bawa ke mansion ini dan sekaligus calon istrinya.
Meski ia akui tak memiliki perasaan apapun pada Anaya tapi hati kecilnya mengatakan ia harus melindungi gadis itu.Entah seperti apa rumah tangganya dengan Anaya nantinya karena tak ada cinta diantara mereka.Jika bukan karena permintaan sang Mama dia juga tak mau sebenarnya menikahi Anaya.Bisa saja dia memberikan sebuah hunian untuk Anaya tapi dia tak mau gadis itu tinggal sendirian apalagi Anaya yang begitu polos akan mudah dimanfaatkan oleh orang lain.
Anaya tampak duduk didepan televisi,gadis itu menonton tapi pandangan nya kosong.Apalagi yang dipikirkan oleh gadis itu semua keinginannya telah Sean kabulkan kecuali membatalkan pernikahan mereka.
Sean menghampiri Anaya yang sedang melamun."Hai...",Sean menyentuh bahu Anaya.
Anaya terlonjak kaget dan menatap tajam kearah Sean.
"Apakah aku mengejutkanmu?",tanya Sean tanpa bersalah.
"Hmmm", jawab Anaya berdehem pelan.
"Ada yang menganggu pikiranmu?",tanya Sean.
"Tidak...hanya saja aku sedang berpikir,kenapa Kakak tidak menikah dengan gadis yang berdiri didepan pagar tadi saja.Sepertinya dia sangat mencintai Kakak",ucap Anaya membuat Sean kesal.Anaya memang melihat Sherly tadi saat mereka masih didalam mobil.
"Aku tak menyukainya",jawab Sean kesal.
"Lalu apakah Kakak menyukai ku?",tanya Anaya polos membuat Sean gemas dengan Anaya.Sikap arogan dan dinginnya menguap begitu saja jika didekat Anaya.
"Menurutmu?",tanya Sean.
"Aku kan bertanya pada Kakak kenapa tanya balik sama aku sih",rajuk Anaya dengan kesal karena Sean mengerjainya.
"Kau sangat cerewat Naya",ucap Sean mengacak rambut Anaya lalu pergi meninggalkan Anaya yang terpaku dengan apa yang baru saja Sean lakukan padanya.
Anaya memandangi punggung Sean yang menghilang dibalik lift.Jantungnya berdebar saat Sean mengacak rambutnya tadi.
"Jantungku",gumam Anaya memegangi dadanya sebelah kirinya.
Pelayan yang melihat tingkah Anaya tersenyum kecil.Anaya sangat lucu dan begitu menggemaskan dengan kepolosannya pikir pelayan itu yang masih memperhatikan Anaya.
***
"Kak Anaya...",teriak Seena saat baru saja datang.
"Ya Seena...",jawab Anaya yang sudah berdiri disamping Seena tersenyum tulus.
"Ini mansion bukan hutan Ena?",ketus Sean melewati begitu saja kedua gadis cantik itu.
Anaya terkikik geli saat Seena mengerucutkan bibirnya kedepan.
"Kak...namaku SEENA bukan ENA",kesal Seena yang memang tak suka jika dipanggil dengan Ena.
"Nah itu kau tau", jawab Sean cuek.
"Dasar kenebo kering",ketus Seena lalu mengamit tangan Anaya dan membawanya ke miliknya di mansion itu.
"Kak Naya apakah kemarin Kakak sudah membeli cincin pernikahan dengan manusia salju itu",tanya Seena yang mulai kepo.
"Ya... sudah kenapa Seena?",tanya Anaya.
"Apakah Kakak mengambil yang besar?",tanya Seena.
"Gak...hanya yang kecil saja Seena, kenapa emangnya?",tanya Anaya yang tak mengerti kenapa calon adik iparnya ini begitu kepo dengannya.
"Yah....harusnya Kakak ambil yang besar biar uang Kakakku habis sekalian",tutur Seena dengan senyuman jahilnya.
"Kecil saja cukup Seena tapi....
"Kenapa Kak?",tanya Seena menatap Anaya.
"Emang ada ya beli cincin pakai sertifikat udah kayak beli tanah saja",ujar Anaya.
"Apa???Kakak beli cincin pakai sertifikat?",pekik Seena kegirangan ternyata selera calon Kakak iparnya ini sangat bagus.
"Iya Seena,emang ada ya?",tanya Anaya dengan polosnya.
"Ya adalah Kak...dan itu cincin limited edition tau gak.Pasti Kakak mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk cincin itu",gumam Seena yang masih didengar oleh Anaya.
"Apa?....
...****************...
Mampir thor🙋🙋🙋