Cinta kita berbeda seperti dua garis yang tidak pernah bertemu,namun tetap saling melengkapi. kita memiliki latar belakang, keyakinan, dan impian yang berbeda. Tapi cinta kita kuat dan tak tergoyahkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Langkah wulan sempat ragu, karena di situ bukan hanya evan sendiri melainkan dengan geng motornya, wulan berbalik ke arah sahabatnya, meminta persetujuan dari mereka.
Mendapat tatapan dari wulan, Rindu yang se akan tau mengela nafas "Ya mau di apa dari pada kita nggak dapat tempat duduk" Ucapnya yang langsung di angguki dengan sahabatnya yang lain.
Tawa di meja mereka masih menggema saat tiba-tiba suara langkah cepat mendekat .
Wulan sedang meraih sedotan dari nampan ketika suara khas itu terdengar-tajam, cepat dan sedikit nyaring.
" Evan... "
Semua menoleh, di depan meja berdiri ayu , pacar Evan rambu nya di kuncir tinggi , jaket olahraga SMA tunas bangsa masih melingkar di pinggangnya. Wajahnya sedikit berkeringat tapi tetap cantik dan percaya diri gaya yang selalu membuat ke hadiran nya sulit di abaikan.
Evan langsung berdiri sedikit canggung
"santi? kok kamu ke sini? "tanya nya sedikit heran
Santi menatap ke arah wulan lalu tersenyum tipis"Aku udah selesai dengan urusan aku, ini sepupu yang kamu maksud itu" Ujarnya sambil menunjuk ke arah wulan
Rendi sahabat Evan langsung berdiri untuk mencairkan suasana " santi ,ayo gabung "
Tapi santi tetap berdiri di samping Evan, ia menyelipkan tanganya ke lengan cowok itu lalu menoleh ke arah wulan " Eh maaf ya , gue duduk di sini saja , lo nggak keberatan kan "Tanya santi kepada wulan
Wulan tersenyum " Enggak, Nggak sama sekali "
"Balik yuk..! " ucap rindu yang diam sedari tadi.
"Ayok... " Ucap mereka bersamaan dan langsung berdiri.
"Evan.dan yang lain kami balik dulu see you" Ucap arin.
Di perjalanan menuju pintu gerbang, Rindu dan yang lain sudah di jemput.
"Wulan lo bagaimana, barengan saja " ucap adel
"Nggak usah, gue tunggu bunda gue saja " kata Wulan
"Ya udah, kita duluan" Lanjut sahabat Wulan
Jam di layar ponsel Wulan sudah menunjukkan pukul 17:32 . Dan langit mendadak gelap saat Wulan berdiri sendiri di gerbang sekolah, Tiba-tiba orang tuanya menelepon
Drt.. . Drt... Drt... Drt...
Wulan yang sambil memegang handphone melihat layar siapa yang memanggil.
"Bunda... " Ucapnya
"Halo bunda.., bunda di mana"
"Maaf sayang bukan bunda nggak bisa jemput kamu, ada pasien mendadak jadi bunda harus turun tangan untuk memeriksa nya.Apakah Wulan tidak masalah, atau nanti bunda telepon supir untuk jemput kamu " Ucap bunda Wulan cepat
Sambil tersenyum Wulan berkata"Nggak usah bunda, nanti Wulan pulang sendiri "Lanjut Wulan yang tau dengan pekerjaan ke dua orang tuanya super sibuk.
" Ya sudah bunda tutup dulu sayang, kalo kamu sudah sampai di rumah jangan lupa kabarin bunda "
"Iya.... "
Petir menyambar dari ke jauhan, belum sempat Wulan bereaksi tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Wulan berlari kecil ke balik atap kecil halte di depan sekolah. Baju olahraga nya mulai basah di ujung lengan , dan jilbabnya basah di bagian belakang.
Ia duduk memeluk tasnya dan memejamkan mata.
Motor Kristian melaju pelan keluar dari gerbang sekolah wulan. Hujan mulai redah hanya gerimis yang tersisa seperti embun. Lampu depan motornya menyorot ke arah halte kecil di depan gerbang. Ia hampir tak menoleh, sampai pandanganya menangkap siluet yang duduk diam di sana . Dengan memakai hijab, pakaian yang sedikit basah . Kristian tersenyum kecil
"Bukannya dia cewe yang gue lihat saat itu" Ucap Kristian di balik helemnya.