My Wife Is A Missing Heir

Sabrina terkejut saat Ardiona mencium bibirnya bahkan pria itu semakin mengeratkan pelukannya membuat gadis itu menempel di tubuh kekar bossnya. Sabrina hendak melepaskan diri namun Ardiona memegang belakang kepalanya dan semakin memperdalam ciumannya. Sabrina pun terhanyut dengan ciuman Ardiona.

Boss raja modus ini jago ciuman !!

Sabrina kembali ke bumi dan berusaha melepaskan diri tapi Ardiona malah berpindah ke rahangnya.

"Pak ... Pak Ardiona ..." teriak Sabrina. Tunggu, ini bukan teriak karena suaraku hilang. "Lepas ... LEPAS!" Sabrina mendorong Ardiona dan pria itu mundur beberapa langkah.

"Brina ...."

"Jangan Brina ke aku ! Bapak itu kenapa sih! Ampun deh ! Berikan satu alasan supaya saya tidak menghajar bapak !" bentak Sabrina kesal karena dirinya juga salah, terhanyut sikap romantis Ardiona yang tidak disangka-sangka.

"Lho aku kenapa Brina? Apa salah bersikap romantis sama calon istri?" jawab Ardiona dengan nada tidak bersalah.

Whaaat? Kok jadi begini!

Sabrina menggelengkan kepalanya dan mengambil tasnya lalu berjalan menuju pintu. Dirinya tidak tahan dan ingin pulang ke rumah. Rumah Lestari dan Galuh. Sabrina merutuki kebodohannya bisa terbawa sikap si raja modus. Tapi cewek mana yang tidak bisa lepas dari suasana romantis seperti tadi.

Sabrina terkejut ketika Ardiona langsung memeluknya dari belakang dengan erat.

"Kamu mau kemana?" bisik Ardiona di sisi telinga Sabrina.

"Pulang pak," jawab Sabrina sambil berusaha melepaskan diri.

"Pulang kemana, hmm?" Ardiona mencium cuping telinga Sabrina membuat gadis itu merinding.

"Ke rumah ibu dan mas Galuh." Ayo Brina, mana kemampuan bodyguard kamu? Kenapa kamu jadi lemah begini sih?

"Bukannya mau besok saja? Sekarang kita menginap disini saja ya ?"

Sabrina menoleh ke arah Ardiona. Oke, fix ! Pak Ardiona mabok !

Sabrina lalu mengangkat tangannya dan memencet hidung mancung Ardiona membuat pria itu menjerit kesakitan.

"Aduuuh...duh...duh Brina ! Sakit !" ucapnya sambil melepaskan pelukannya.

"Bapak mabok ya?" bentak Sabrina sambil tetap memencet hidungnya.

"Hah?" Ardiona menyingkirkan tangan Sabrina. "Masa sih?"

Sabrina menggeram marah dan kali ini dirinya tidak menahan diri lalu meninju Ardiona hingga pria itu jatuh terduduk.

"Astaghfirullah! Sabrina ! Kamu tinju aku?" teriak Ardiona sambil memegang pipinya.

"Iya ! Biar bapak sadar! Permisi!" Sabrina pun keluar dari ruang VIP itu dan berjalan dengan langkah lebar-lebar serta wajah marah. Gadis itu pun masuk ke dalam lift meninggalkan Ardiona yang masih berada di dalam ruang VIP.

Matthew masuk ke dalam ruang itu dan melihat wajah Ardiona memar seperti kena tinju. Surprisingly, Ardiona hanya tersenyum geli.

"Are you okay Mr Waranggana?" tanya Matthew sambil membantu Ardiona berdiri.

"I'm fine. Ternyata calon istriku bar-bar juga," kekeh Ardiona. "Kemana Sabrina, Matt?"

"Ke lift, Sir."

"Damn it ! Aku benar-benar ditinggal?" Ardiona mengeluarkan black card nya. "Cepat ya Matt. Sabrina sedang mode ngambek."

"Certainly Sir."

***

Sabrina ingin rasanya berteriak kencang-kencang, kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga dirinya hingga terbawa suasana.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!" omelnya berulang hingga pintu lift terbuka dan Sabrina terkejut saat melihat siapa yang masuk.

"Sabrina? Sama siapa?" tanya pria itu yang datang bersama dengan gadis Indonesia berparas cantik dan tampak berkelas meskipun dandanannya sederhana.

"Saya ..." jawab Sabrina.

"Siapa ini mas Leksi?" tanya wanita itu tanpa ada ada nada cemburu.

"Oh ini Sabrina, asprinya Ardiona Waranggana dari W Food yang kantornya di gedung PRC. Sabrina, perkenalkan ini istriku, Katarina," senyum Aleksei Reeves.

Katarina dan Sabrina saling bersalaman.

"Katarina Reeves."

"Sabrina Santoso."

"Kamu ngapain kemari?" tanya Aleksei.

"Tadi saya menemani Pak Ardiona makan malam di RR'S Meals tapi saya pulang duluan," jawab Sabrina.

"Kamu berarti tadi naik mobilnya Ardiona?" tanya Aleksei.

"Iya pak."

"Terus kamu mau pulang naik apa?" tanya Katarina.

"Naik ojek online, Bu Katarina," jawab Sabrina apa adanya.

"Rumah kamu dimana?" tanya Aleksei saat lift tiba di lobby. Sabrina bisa melihat semua pegawai disana membungkuk hormat saat Aleksei dan Katarina keluar dari lift.

Tentu saja. Aleksei Reeves adalah salah satu direktur investasi PRC Group.

"Di Tebet pak."

"Kita antar saja sekalian mas. Kan kita juga mau ke arah sana. Papa dan mama aku kan minta kita menginap di rumah," ucap Katarina.

"Boleh lah. Bagaimana Sabrina ? Ikut kami ya." Aleksei menatap wajah cantik Sabrina. Kok aku ada perasaan aneh setia memandang gadis ini.

"Tapi pak Aleksei ...."

"Sudah. Yuk!" ajak Katarina sambil merangkul lengan Sabrina menuju mobil Mercedez G-Class warna hitam yang sudah terparkir di depan lobby.

Aleksei melihat bagaimana istrinya bisa dengan mudah seperti itu dengan orang yang baru dikenalnya sepuluh menit lalu. Tidak seperti gayanya Katarina bisa sesantai itu karena dia sangat cemburuan. Ada apa dengan Sabrina?

Sabrina pun duduk di kursi belakang sementara Aleksei duduk di kursi pengemudi dengan Katarina duduk di sebelahnya. Mobil mewah itu pun pergi meninggalkan hotel milik PRC Group itu.

Ardiona keluar dari lift satunya dan melihat mobil hitam itu pergi. Pergi dengan siapa Sabrina?

Pria itu langsung menghubungi Sabrina dan gadis itu menerimanya. "Kamu sama siapa?" tanya Ardiona tanpa basa basi.

"Saya bersama dengan Pak Aleksei dan Bu Katarina, pak Ardiona," jawab Sabrina dengan nada datar kembali ke settingan awal.

"Apa? Kamu bersama Leksi dan Katarina? Kamu pulang ke rumah kan?"

"Iya pak. Rumah ibu dan mas Galuh!" jawab Sabrina dingin tapi ada penekanan disana.

"Kamu .... " Rasanya Ardiona ingin mengumpati semuanya karena ditinggal dan Sabrina tidak pulang ke rumahnya di Kemang. "Ya sudah. Bilang sama Leksi, terima kasih sudah mengantarkan kamu!" Ardiona mematikan panggilannya.

"Mr Waranggana, the card?" ucap salah satu resepsionis.

Ardiona menoleh dan tersenyum kaku. "Sorry, hampir aku bawa." Pria itu mengembalikan kartu liftnya dan berjalan keluar dari lobby hotel, menunggu petugas valet datang dengan Ferarri nya.

Ardiona pun masuk ke dalam mobilnya dan melihat selendang yang dipakai Sabrina tadi berada di jok kursi penumpang. Ardiona pun mengambil selendang itu mencium harumnya.

"Sangat kamu harumnya, Brina." Ardiona pun menjalankan mobilnya sambil terus menggenggam selendang milik Sabrina.

***

Sabrina tiba di rumahnya dan Galuh tidak menyangka adiknya diantarkan oleh salah satu big bossnya. Aleksei dan Katarina pun berpamitan dengan Lestari usai mengantarkan Sabrina.

Di dalam mobil, Katarina membahas soal Sabrina. "Mas Leksi, apa aku yang salah ya?"

"Kenapa sayang?" tanya Aleksei sambil menyetir mobil menuju rumah mertuanya.

"Kok aku tidak ada rasa gimana-gimana sama Sabrina. Padahal aku lihat kamu ketemu sama klien saja, aku sudah cemburu berat. Tapi ini ... Kok aku seperti ketemu Amura ya? Macam ketemu saudara gitu. Apa radar aku lagi eror?" Katarina menatap wajah suaminya.

Aleksei tidak menjawab karena dirinya juga merasakan demikian.

Siapa sih Sabrina itu?

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

tararengkyu ❤️🙂❤️