hidup dengan tekanan dan di cintai oleh kakak angkat sendiri membuat Vanya hanya bisa pasrah, dan menerimanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mati lampu
***
Saat pulang dari kantor Devano masih mendapatkan istrinya Tengah bersantai di depan televisi.
"Sayang ngapain!
"Udah lapar belum,? aku bawain makan siang untuk kamu ujar devano.
Devano berjalan ke arah dapur untuk mengambil piring dan sendok.
Namun saat sampai di dapur dapurnya terlihat berantakan dan bekas makan tadi pagi pun masih tergeletak di tempatnya.
Vano hanya tersenyum dia tahu fanyan Tengah mengerjai dirinya.
Tanpa banyak protes Vano akhirnya mencuci piring-piring itu terlebih dahulu,
Karna vano memang sengaja tidak mendatangkan seorang pembantu karena dia tengah menjaga rahasianya,
Hanya akan ada orang yang akan bersih-bersih tiga hari sekali.
Setelah berkutat di dapur masih dengan baju kantornya Regan akhirnya keluar dengan membawa piring dan sendok,
Sedangkan Vanya hanya melirik sekilas pada vano yang melangkah ke arahnya dengan kemeja yang sudah dilipat sampai kesiku, vanya yakin jika suaminya habis beres beres di dapur,
Sebenarnya vanya tidak hanya duduk di sofa sedari tadi dia sudah bolak-balik ke kamar dan juga ke dapur tapi Vanya memang sengaja membiarkan dapurnya berantakan,
"Sayang, ni aku beli makanan kesukaan kamu,
Vano mendekat ke arah vanya, "mau aku suapin,!
Vanya hanya menatap sekilas ke arah Devano kemudian menggeleng,!
"Aku belum laper,! jawabnya,
"Kak,! Aku nggak mau tinggal di sini ujar Vanya,!
"Memangnya kenapa sayang,!
Kamu mau tinggal di apartemen,?
"Kak aku mau pulang papa harus tahu semua ini,!
"Harus tahu tentang apa,! Jawab vano"kalau kamu sudah jadi istriku !
"Ngak' aku mau bilang kalau dimas telah mencerai kan ku, ujar vanya,
"Trus setelah itu, "papa jantungan gitu,itu yang kamu mau,!
Vanya tertegun, tentu dia gak mau papanya kenapa napa,!
"Tapi ini gak benar kak,! Cicit nya,
"Tetap lah seperti ini sayang sampai aku punya jalan keluar nya, "lagian dimas memang gak pantes untuk kamu, kata vano,
Vanya hanya berdecih, karna bersama kakak nya juga bukanlah hal yang baik,
"Kakak jahat,! tangis vanya kembali pecah, dia tak kuasa menahan sakit hatinya karna sudah merasa di permainkan,!
Vano segera merengkuh istrinya ketika dia kembali menangis,
"Sayang udah dong,! Vano mengelus kepala istrinya dengan sayang
dengan perlakuan sayang vano padanya, vanya sedikit luluh, tapi tidak membuat nya merasa senang,
Setelah sekian lama vano membujuk vanya agar mau makan, ahir nya vanya mau juga memakan nya,
Sampai malam pun tiba, vano tetap setia menemani istrinya, yang masih bersikap cuek padanya,
"Mau keluar gak,! Tanya vano,
Vanya kemudian mengangguk Karena dia pikir seharian di rumah akan suntuk juga lebih baik dia keluar malam ini.
Vano membawanya jalan-jalan ke taman kota,
Tentu saja saat sudah di luaran sana, vano mulai menjaga sikapnya dia tidak selengket dan menempel pada Vanya seperti saat di dalam rumah, karena saat ini yang orang-orang tahu Vanya adalah istri nya Dimas,
Tapi siapa sangka saat sedang di taman kota tiba-tiba adiknya Dimas datang menghampiri,
"Loh, kak vanya, sama siapa Kak Dimas nya mana cecarnya,
Reflek Vanya langsung menoleh ke arah Vano, tapi sepertinya Devano santai saja seolah tidak takut jika ketauan.
"Mm,, aku bareng kak vano, dimas nya gak ikut, dia ada keperluan lain, jawab vanya dengan grogi,
"Aduh,!"gimana sih Kak Dimas masa istri dibiarkan jalan sendiri padahal masih pengantin baru, gerutu adik dimas merasa kakak nya sudah keter laluan.aku harus adukan ini sama mama dan papa biar dinasehati tuh Kak Dimas,!
"Eh, gak papa kok, tadi kita sudah sepakat, jawab vanya, dia kembali, melirik pada vano dengan kesal, karna vano tak membantu menjawab sama sekali,
Akhirnya mau tak mau vanya nongkrong bersama adiknya Dimas,
Mereka ngobrol beberapa hal sampai tiba-tiba Vano mengajaknya pulang,
"Ayo kita pulang, aku antarkan ujar nya,
"Oh udah mau balik ya Kak, Iya sih ini aku teleponin Kak Dimas dari tadi nggak aktif-aktif ujar adik Dimas,!
"Mampus kalau benar dia menelfon dimas dan jawaban nya nanti tak sama, batin vanya,
Setelah berpamitan dengan adik Dimas Vanya dan vano pun meninggalkan taman tersebut.
"Vanya terus diam dengan wajah yang cemberut,!
"Kenapa lagi sayang tanya Devano,
"Hah, enak ya masih bertanya, sedangkan aku yang harus kelabakan menjawab semua pertanyaan adik dimas tadi,
"Pertanyaan nya kan nggak sulit sayang,! Ujar vano dengan enteng,
"Tau ah, males,! Vanya langsung membuang muka kearah jendela,
Mereka pun tiba di rumah baru vano,
Vanya yang sudah kadung kesal tanpa berkata apapun dia nyelonong saja masuk ke dalam rumah itu,
Saat setelah sampai di kamar banyak segera masuk dan menguncinya dari belakang dia bermaksud untuk tidur sendiri malam ini.
"Vanya buka dong pintunya, terdengar gedoran dari luar, Vano mengetuk-ngetuk agar Vanya membukakan pintu namun tidak dihiraukan oleh vanya,
Usai membersihkan diri hanya berniat untuk langsung tidur tapi tiba-tiba lampunya mati dan gelap gulita,
"Aw,,, seketika hanya berteriak karena dia memang takut gelap,
"Kak Vano,!
Vanya segera mencari Di mana letak pintunya sambil meraba-raba dan memanggil-manggil nama Vano,
Telah mendapatkan pintu hanya buru-buru membukanya dan berniat untuk menjadi keberadaan Vano karena dia takut kegelapan apalagi sendirian,!
"Kak,, bugh,, tanpa sengaja vanya menabrak seseorang yang berdiri di depan nya,
"Aw,, Vanya kaget,
"Kak vano, kan,!
"Hmm, lagu Maman itu yang sudah banyak kenal, dia pun bisa bernafas lega dan langsung berhambur memeluknya,
"Kakak sengaja ya matiin lampu, "kakak kan tau aku takut gelap, ujar vanya tanpa sadar tengah memeluk vano dengan erat,
"Enggak, bukan aku!, ini memang mati dari sananya, ujar vano,
Dan aku lupa untuk membeli lilin,
"Apa aku beli lilin dulu. Tawar nya,
"Jangan,, jangan tinggalin aku, vanya semakin mengerat kan pelukan nya, pada tubuh vano,
"Ya sudah, ayo kita masuk, aku akan temanin sampai lampunya hidup,, "makanya jangan ngambekan pada suami, kualat nanti, ukar vano,
Saat Vano berkata seperti itu Vanya baru sadar jika dia tengah memeluk Vano dengan erat dia pun melepaskan pelukannya,
Tapi saat Vano hendak melangkah Vanya seolah tak rela dia kembali menggandeng lengan vano dan kembali memeluknya dengan erat sambil mengikuti langkah suaminya.
Mana tersenyum tanpa Vania bisa lihat dia kembali masuk ke kamarnya sambil membalas pelukan istrinya vanya,
Saat sudah sampai di tempat tidur,!
"Kita tidur ya,kata vano,
Hanya langsung mengangguk tapi tidak juga melepas tangannya dari lengan vano,
Vano sengaja membiarkan tetap gelap gulita tanpa berniat untuk membeli sedikit cahaya melalui ponselnya atau lampu padam yang sebenarnya memang tersedia di kamar itu,
Dia membimbing Vania untuk berbaring dan ikut berbaring pula di sampingnya sambil menyelimuti tubuh dirinya dan istrinya,
Dengan posesif Regan memeluk fanya yang terus memeluknya dengan erat tanpa ada jarak sedikitpun,
Tanpa terasa kehangatan yang Vano berikan membuat Vanya tertidur dengan lelap malam ini.
