Jodohku Adalah Anak Bosku

Ayana kangen sama ibu bu" Gumam Ayana yang kemudian mencoba menenangkannya dirinya dan melanjutkan mencuci piringnya.

Setelah semuanya beres, Ayana memilih untuk menunggu suaminya diruang tamu, dan mendudukkan dirinya disofa ruangan tamu itu, menikmati pemandangan dan foto foto yang terpajang rapih disana.

Ayana beranjak dari duduknya, mendekati dan melihat foto foto itu.

Ayana tersenyum saat melihat foto masa kecil suaminya.

"Ternyata mas dewa sudah terlihat tampan dari kecil yah" Gumam ayana senyum merekah dari wajahnya.

Saat sedang asik memandangi foto foto yang terpajang disana, pandangan ayana terhenti pada foto dua pasang remaja yang berfoto bergandengan tangan dengan senyuman bahagia mereka, mereka terlihat sangat cocok, yang satu sangat tampan dan satunya lagi terlihat sangan cantik, ayana hendak mengambil foto itu dan kemudian mendudukkan dirinya kembali diatas kursi.

Ayana pun kembali melihat foto itu dengan seksama, saat ayana membalikan foto itu, terlihat dibelakang foto ada tulisan, dewa dan dewi juga tertera tanggal, bulan, dan tahun disana.

"Apa ini mantan mas dewa?

Kalo mantan ,kenapa foto ini masih terpajang rapih di apartemen ini?

Apa mas dewa belum move on dari mantannya ini?

Apa mas dewa masih sangat mencintai dia?

Tanggal jadian pun sengaja mas dewa tulis dibelakang foto ini" Gumam ayana didalam hati.

Berbagai macam pertanyaan muncul dalam pikiran ayana, dia merasakan amat sakit dan sesak didalam dadanya.

Air matapun mulai tak terbendung lagi menetes dengan derasnya.

Dewa yang sudah selesai membersihkan dirinya, keluar dari kamar berniat menghampiri istrinya, dewa yang hanya mengenakan kaos putih polos dipadukan dengan celana pendek, walaupun pakaian yang terlihat sederhana tetap membuat dirinya terlihat sangat tampan.

"Ay" Panggil dewa sambil melihat ke setiap sudut apartemen mencari keberadaan istrinya itu.

"Disini mas" Jawab ayana yang mendengar panggilan dewa, kemudian langsung menghapus air matanya mencoba menenangkan dirinya, agar tidak ketahuan dewa kalau dirinya sedang menangis.

Dewa pun segera melangkahkan kakinya menghampiri ayana keruangan tamu itu.

Dewa yang sudah sampai tepat dibelakang ayana yang sedang duduk, langsung memeluk lembut istrinya dari belakang.

Ayana pun menoleh dan memberikan senyuman manisnya ke suaminya itu.

Dewa melihat mata ayana merah seperti habis menangis. Mencoba bertanya kepada ayana apa yang terjadi padanya.

"Kamu lagi apa sayang? Tanya dewa.

" Ini mas, aku lagi liat liat foto kamu"jawab ayana.

Kemudian dewa pun melepaskan pelukannya dan ikut duduk disamping ayana.

Saat melihat foto yang dipegang ayana , dewa pun segera menjelaskan.

"Sayang, jadi kamu menangis gara gara foto ini" Tanya dewa.

Ayana hanya menganggap pelan tanpa menjawab pertanyaan dewa, perlahan air mata mulai menetes kembali, karena tidak bisa dibohongi dada ayana masih terasa nyeri dan sesak.

Dewa pun segera menghapus air mata ayana dan mencoba menenangkan nya, mengusap rambut ayana dengan lembut.

Dewa pun mulai menjelaskan hubungannya dengan foto itu, agar tidak terjadi salah paham.

"Dengar yah sayang, ini foto tidak seperti apa yang kamu pikirkan, ini adalah foto almarhumah dewi ay" Ucap dewa yang menghentikan perkataannya, mencoba mengatur nafasnya untuk melanjutkan perkataannya.

"Dewi itu kembaran mas, saat ayah sedang mengantarkan mas dan dewi kesekolah, mobil yang dikendarai kita mengalami kecelakaan yang sangat hebat, mas selamat ay, tetapi dewi kembaran mas dan ayah meninggal ditempat" Lanjut dewa menjelaskan kejadian sebenarnya kepada ayan dengan mata berkaca kaca menahan sedihnya.

"Maafin aku mas, aku tidak bermaksud berpikir yang aneh aneh, sekali lagi maafkan aku mas" Ucap ayana kemudian memeluk suami menenangkannya.

"Tidak apa apa ay, kamu juga kan belum tahu, jadi ya wajar saja kamu berpikir seperti itu ketika melihat foto mas dan dewi" Ucap dewa yang memaafkan dan memaklumi ketidak tahuan istrinya itu.

"Mas engga akan berpaling dari kamu ay, mas akan setia dengan mu, jadi kamu jangan berfikir yang aneh aneh yah" Ucap dewa membelai halus puncak rambut ayana.

"Iyah mas" Kemudian mereka pun menikmati hari bersama dengan senda gurau dan keromantisan dari keduanya.