"Tapi mas..."
"Udah diam, kamu itu cuma bisa malu-maluin aku ya! nyesel aku nikah sama kamu!" Arzan berdiri dari sofa akan meninggalkan ruang televisi tapi di cegah oleh Ruby.
"Mas aku mau izin kerja sama Luli."
"Ya udah sana kerja! malah bagus kalau kamu kerja jadi kamu enggak numpang gratis dan jadi beban di sini!"
Ruby mulai meneteskan air matanya yang sudah dia tahan sedari tadi. Hatinya sakit mendengar semua perkataan yang di lontarkan oleh Arzan.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA MAN TEMAN! 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Ruby setuju, akhirnya mereka berjalan berkeliling kota untuk mencoba mobil itu. Selama di perjalanan banyak orang memperhatikan mobil yang Arzan beli, ada yang menatapnya kagum bahkan ada yang terkejut melihat mobil Arzan.
"Wah mas lihat banyak orang yang ngelihatin mobil kamu" ucap Ruby girang.
"Mobil aku kan memang bagus sudah pasti banyak yang ingin memilikinya."
Setelah puas berkeliling kota, Arzan dan Ruby pun kembali ke rumah mereka saat sudah akan memasuki waktu maghrib. Ruby pun langsung ke dapur membuat makan malam. Sedang asik memasak sedangkan Arzan sedang sibuk dengan teleponnya, suara bel terdengar.
Ruby menghampiri Arzan, "siapa mas yang bertamu jam segini?"
"Tidak tahu, coba kamu lihat" jarang sekali orang yang bertamu ke rumah mereka makanya Ruby sempat kaget saat bell rumahnya yang sudah lama tidak berbunyi itu akhirnya berbunyi kembali.
Ruby berjalan ke depan lalu membukakan pintu, alangkah kagetnya dia ternyata yang memencet bell tadi adalah Arizal. Arizal pun sama kagetnya dengan Ruby, niatnya ingin bertandang ke rumah kakaknya malah dia melihat seseorang yang dia kenal itu.
"Arizal kenapa kamu kesini?"
"Seharusnya saya yang bertanya Ruby, ada apa kamu di sini?"
"I...ini saya tinggal di sini" Ruby bingung harus mengucapkan apa.
"Kenapa bisa kamu tinggal di sini? ini kan rumah pribadi kakak saya" Arizal menyipitkan matanya curiga.
"Ada apa ini?" tanya Arzan yang baru saja keluar dari dalam rumah.
Melihat siapa yang ada didepannya membuat Arzan juga kaget, benaknya bertanya ada apa gerangan adiknya datang ke sini dan darimana dia tahu rumahnya ada di sini.
"Arizal ngapain kamu kesini?"
"Ya mainlah kak, emang enggak boleh adik main tempat kakaknya sendiri. Aku enggak nyangka ternyata selama ini kakak enggak mau ada yang datang ke rumah kakak karena kakak tinggal serumah dengan seorang perempuan?"
Merasa di beri tatapan jijik dan sinis oleh Arizal tentu Ruby tidak terima. "Aku tinggal serumah dengan mas Arzan karena kita suami istri" ucap Ruby mengklarifikasi.
Mendengar ucapan Ruby yang seperti itu tentu Arizal tidak langsung percaya karena dia tidak mendengar langsung dari kakaknya.
"Arizal ayo masuk dulu ke dalam, kamu bisa bertanya sepuasnya di dalam" akhirnya Arizal menurut dan masuk ke dalam rumah.
Sekarang mereka sudah berada di ruang tamu, posisi mereka saat ini Arzan duduk di samping Ruby sedangkan Arizal duduk di depan mereka siap mengintrogasi Ruby dan Arzan.
"Sejak kapan?" tanya Arizal sambil mengeluarkan tatapan menyelidik.
"Apanya? kalau nanya yang jelas" ucap Arzan ketus.
"Sejak kapan kalian tinggal bersama di rumah ini? ayo katakan dengan jujur"
"Sudah beberapa bulan yang lalu."
"Wah hebat sekali kamu kak, sejak pulang dari luar negeri perilaku sungguh berbeda. Kamu dengan seenaknya serumah dengan perempuan tanpa ikatan" Arizal menggeleng kepalanya.
"Arizal aku sudah menikah dengan mas Arzan, sah di mata hukum dan negara kita enggak kumpul kebo kok" jelas Ruby.
"Bagaimana bisa sah kalau keluargaku saja tidak tahu akan pernikahan kalian dan kamu mas kenapa kamu nyebunyiin ini? bagaimana kalau sampai orang tua kita tahu pasti mereka bakal marah besar kak!"
"Ya jangan sampai mereka tahulah gampang jangan dibikin ribet" Arzan menanggapinya dengan santai.
"Berarti kakak enggak menghargai keberadaan orang tua kita, tolong kak jangan begitu. Mending kakak bilang sejujurnya sama ayah dan ibu agar mereka tahu, jangan-jangan kalian menikah secara sembunyi-sembunyi begini karena Ruby hamil duluan ya?"
"Enggak kok Zal, aku menikah sama kakak kamu bukan karena aku hamil duluan karena memang kita mau sama mau."
"Ya udah kalau begitu ayo kalian ketemu sama ayah dan ibu, jangan takut kalau enggak hamil duluan."
"Kita enggak takut ketemu ayah dan ibu, kita juga ingin bertemu dengan mereka kok tapi bukan dalam waktu dekat ini."
"Kenapa kak? apa yang kakak sembunyikan?" Arizal tambah curiga karena Arzan tidak mau mengenalkan Ruby ke hadapan orang tuanya.
"Tidak ada."
Jawaban singkat dari Arzan tambah membuat Arizal penasaran dan curiga. "Kenapa? berikan aku alasan yang jelas, kalau kalian tidak memberikan alasan yang cukup jelas aku tidak akan segan-segan bilang ini ke ayah dan ibu."
"Jangan Arizal! aku takut nanti penyakit jantung ibu kamu kambuh, jangan kamu yang memberitahunya biar kita saja" ucap Ruby.
"Kapan kalian akan mengatakan pada ayah dan ibu?"
"Secepatnya kita akan memberitahu orang tuamu" jawab Ruby yakin.
Ruby berkata seperti itu karena sedari tadi Arzan tidak memberikan keputusan yang cukup memuaskan untuk dirinya. Ruby berasumsi bahwa Arzan tidak ingin hubungan mereka diketahui oleh orang tuanya, Ruby juga berpikir kenapa Arzan tetap menyembunyikan hubungan mereka padahal adiknya sendiri sudah tahu. Mendengar putusan Ruby secara sepihak tentu Arzan kurang terima tapi dia menahannya sampai Arizal pulang.
"Benar ya? akan aku tunggu kalian di rumah."
"Tapi sebelum kita ke sana kamu tidak boleh memberitahukan ini kepada ayah dan ibu" ucap Arzan.
"Baik aku akan tutup mulut, omong-omong rumahmu ini cukup nyaman tapi sayang sepertinya sumurnya sedang kering ya?"
"Bicara yang jelas kalau kamu mau minum" ucap Arzan ketus.
"Oh iya astaga aku sampai lupa menghidangkan makanan dan minuman, sebentar aku ambilkan dulu ke dapur" Ruby segera berlalu menuju ke dapur.
"Kakak kenapa sih kamu menyembunyikan pernikahan kalian padahal Ruby itu cantik dan juga pintar, tidak malu-maluin lah kalau diajak keluar bareng."
"Tidak ada apa-apa" Arzan tidak mengatakan alasan sesungguhnya kenapa dia bisa menikahi Ruby tanpa memberitahu orang tuanya, kalau sampai Arizal tahu dan memberitahu orang tuanya bisa habis dia ditangan ayahnya dan Arizal.
"Kak sejak kapan kamu punya mobil keren itu? kapan kamu membelinya?" tanya Arizal tentang mobil yang Arzan punya dari hasil taruhan itu.
Arzan sedikit lega karena Arizal tidak menanyakan lebih lanjut kenapa dia menikahi Ruby. "Aku punya mobil itu sejak hari ini, gimana keren banget enggak?"
"Keren banget kak, eh harga mobil itu mahal banget kan?"
"Tidak mahal kok."
"Kok bisa? setahuku harganya mencapai dua triliun, kok bisa kakak bilang tidak mahal!" Arzan hanya tersenyum saja.
"Ini Arizal minumnya dan ini camilannya, silahkan dinikmati."
"Terima kasih kakak ipar, eh aku bisa memanggilmu begitu kan?"
"Iya bisa, panggil aku senyamanmu saja" ucap Ruby sambil tersenyum.
"Baik kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggilmu kakak ipar."
"Boleh, tapi hanya saat ada kita berdua saja kamu setuju kan?" Arizal mengangguk.
"Kamu sudah makan malam belum?" tanya Ruby.
"Belum ini aku habis pulang dari kantor langsung ke sini."
"Bagus kalau begitu ayo kita makan malam bareng, tunggu sebentar dulu ya aku selesaikan masakannya."
Jangan lupa ya baca cerita author ya lain 🤗 see you next story 😉
Walau Aslan salah, tapi Aslan bersikap orang yg mencintai 👍👍
memberikan sepenuhnya rasa nyaman, kasih sayang, dan pengertian dengan membantu Ruby dan menyayangi Ano seperti keluarga nya sendiri 👍👍👍
Semoga nantinya Ruby tetap Jadinya sama Aslan yaa Thor ...
Jangan dipisahkan mereka 👍🙏🙏🙏