NovelToon NovelToon
Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / berondong / Sistem / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: JWin

Rhea adalah sahabat lamaku.

Seorang wanita muda yang cantik dan juga periang.


Dua tahun kami tidak pernah saling berkomunikasi dikarenakan kesibukan kami masing-masing.


Hingga hari itu dia meneleponku dan mengajakku bertemu.


Kukira pertemuan itu akan menjadi ajang reuni kami yang seru namun ternyata semua diluar perkiraanku.


Tujuan Rhea menemuiku adalah untuk membagikan kisahnya.

Kisah yang selama ini ia tutup dan pendam rapat-rapat.

Kisah yang sama sekali tidak aku duga yang dialami oleh sahabat dekatku sendiri.

Kisah yang membuat hidup Rhea berubah.


Bisakah aku membantu Rhea meluapkan segala keluh kesahnya?!

Atau justru aku ikut masuk dalam lingkaran kisah sahabatku sendiri?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JWin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Kemarahan Besar

Pagi itu tidak ada yang berbeda, masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya dimana Rhea sedang sibuk mengerjakan segala urusan dapur bersama bi Minah.

Dari arah pintu dapur, Vanya yang masih mengenakan piyama warna merah muda berjalan sempoyongan mendekati Rhea yang masih berkutat dengan pekerjaan dapur nya.

"Pagi... Rhe..." sapa Vanya sambil merapikan rambutnya yang masih acak-acakan.

"Eh... Pagi juga Van... tumben pagi-pagi buta begini kamu sudah bangun?!" jawab Rhea sedikit heran sembari langsung menyiapkan secangkir kopi hangat untuk Vanya.

"Iya nih Rhe .. Semalam kan gue tidur lebih cepat, makanya ini gue bisa bangun jam segini." jawab Vanya sambil sesekali mulutnya menguap.

Dan gadis langsing berkulit putih bersih itu langsung mengambil secangkir kopi yang telah disiapkan oleh Rhea lalu menyeruputnya pelan-pelan.

"Oh iya Rhe... Gimana nih semalam? Seneng dong loe bisa ketemu sama Mark? Kalian ngapain aja hayo.. Haa.. Haa.. Ha..!!" canda Vanya mencoba menggoda Rhea dengan tertawa terbahak-bahak.

"Ahhh Van... ada-ada saja kamu ini... Kita enggak ngapa-ngapain kok Van... Cuma sekedar ngobrol di bangku taman." jawab Rhea dengan senyum tipis yang tersungging disudut bibir tipisnya.

"Ahh masak sih?! Gak percaya gue!! Haa... Haaa . Haaa..." canda Vanya lagi kali ini dengan suara tawa yang terdengar semakin keras.

"Beneran Van... kalau kamu gak percaya padaku, kamu bisa langsung tanya sendiri pada Mark... toh ngapain juga sih aku bohong sama kamu... Beneran kita itu semalam cuma mengobrol saja... Tidak lebih..." terang Rhea gamblang yang dapat barengi juga dengan tertawa lepas.

"Idihhh ngapain gue harus tanya ke Mark?! Ogah banget.. Haa.. haa.. Ha.. Iya... Iyaa.. Gue percaya kok cantik... Terus sampai jam berapa kalian mengobrol di depan?!" tanya Vanya pada Rhea masih dengan nada bercanda.

Gadis muda nan cantik itu lalu mengucir rambutnya yang sudah bahas oleh air keringat. "kurang lebih jam dua belasan Van.." jawab Rhea jujur dengan sesekali menyeka keringat yang mengucur di keningnya.

"Lagian bisa banget kalian betah berlama-lama duduk ngobrol di taman, kenapa gak keluar kemana gitu.. Ke kafe.. Atau kemana kek gitu!?" lanjut Vanya lagi dengan nada sedikit heran.

Rhea-pun hanya tersenyum tipis mendengar ucapan dari anak majikannya yang kini sudah menjadi sesosok sahabat bagi dirinya itu.

"Lalu... Kapan nih kalian bakal ketemu lagi? Nanti malam ya?" Lanjut Vanya penasaran, masih dengan setengah bercanda pada Rhea yang sudah hampir menyelesaikan pekerjaan di dapur.

"Entahlah Van kalau itu... Aku sendiri juga tidak tau..." jawab Rhea lirih sambil menghela nafas.

Setelah mendengar pertanyaan Vanya itu mendadak hati Rhea menjadi gusar. Kini Ekspresi raut wajah Rhea mendadak berubah menjadi muram, lalu ia segera memalingkan wajahnya membelakangi Vanya agar gadis dihadapannya itu tidak curiga dengan kegusaran hatinya yang terpancar jelas dari raut wajah gadis manis itu.

Sepertinya apa yang dilakukan Rhea itu sedikit berhasil membuat Vanya tidak curiga.

"Lha gimana kok loe bisa enggak tau Rhe, kenapa? Emangnya kalian belum janjian untuk bertemu lagi?!" tanya Vanya yang nampaknya belum menyadari raut wajah Rhea yang mulai terlihat semakin muram.

"Kenapa Rhe? Kok loe malah diem?!" memangnya Mark belum bilang kapan mau kesini lagi?!" kembali Vanya bertanya dengan nada santai sembari meletakkan cangkir kopi yang sedari tadi ia genggam.

"Atau gini aja deh nanti biar gue aja yang hubungi Mark deh ya, nanti biar gue yang tanya kapan tu bocah mau kesini lagi!!" imbuh Vanya antusias.

Tanpa Vanya sadari, kala itu diam-diam Rhea tiba-tiba meneteskan air matanya kembali, gadis itu kembali teringat dengan apa yang terjadi tadi malam diantara ia dan nyonya Sulastri.

"Tii... Tii.. Tidak perlu Van.. Tidak usah." tolak Rhea dengan nada bergetar yang keluar dari bibir tipis gadis muda itu.

Mendengar jawaban Rhea dengan suara yang bergetar seketika Vanya menyadari sepertinya ada sesuatu yang ganjal, Vanya merasa ada sesuatu yang berusaha Rhea sembunyikan dari dirinya. Sesuatu yang sama sekali belum ia ketahui.

"Loe kenapa Rhe? Ada apa? Apa loe lagi ada masalah dengan Mark?" tanya Vanya lirih, nampak jelas Vanya yang mulai khawatir dengan kondisi Rhea saat itu.

"Apa Mark sudah tidak ingin bertemu dengan loe?" tanya Vanya lagi sembari berjalan kecil mendekati tubuh Rhea dari belakang.

Rhea hanya menggelengkan kepalanya, Lalu Vanya dengan sigap memegang pundak Rhea dengan lembut, seakan-akan tau bahwa sahabatnya itu sedang menyimpan suatu masalah yang sedang Rhea sembunyikan dari dirinya.

"Cerita sama gue dong Rhe... Atau jangan-jangan loe yang udah gak mau bertemu dengan Mark kembali?!" tanya Vanya masih penasaran dengan nada lembut sambil mengusap pundak Rhea dari belakang.

"Enggak Van... Bukan itu... Aku masih mau kok bertemu dengan Mark.. aku dan Mark juga tidak ada masalah apapun kok Van." jawab Rhea sembari terisak kecil.

Dengan pelan-pelan Vanya lalu membalikkan badan Rhea, dan kini dapat dilihat jelas oleh dirinya Rhea sedang meneteskan air matanya. Melihat air mata keluar dari bola mata Rhea, Vanya seketika langsung menjadi khawatir. Namun lebih dari itu dirinya sangat penasaran dengan apa yang telah terjadi pada sahabatnya tersebut.

Vanya lantas segera mengusap pipi Rhea yang sudah dibasahi oleh aliran air mata.

"Cerita ke gue dong Rhe... Ada apa sebenarnya? Kenapa kamu malah menangis seperti ini? Kenapa Rhe....?" tanya Vanya sedikit memaksa.

Namun belum sempat Rhea menjawab segala pertanyaan yang Vanya ajukan padanya, tiba-tiba dari arah pintu dapur muncul Nyonya Sulastri dengan suara tegas yang menyela pembicaraan kedua gadis yang sedang berdiri berhadapan tersebut.

"Karena Mama yang telah melarang Mark untuk berkunjung ke rumah ini!!" ucap nyonya Sulastri tiba-tiba dengan nada suara yang meninggi.

Kedua gadis itupun dibuat terkaget-kaget dengan kehadiran nyonya Sulastri yang tiba-tiba itu.

Vanya segera menoleh kearah ibunya yang nampak berdiri dengan raut wajah yang diselimuti oleh rasa amarah yang terpancar jelas di kedua bola mata wanita setengah baya itu.

"Maksud mama apa?" tanya Vanya singkat namun penuh nada menantang pada ibunya yang saat itu masih menggunakan pakaian tidurnya.

"Mama tidak ada maksud apa-apa, intinya Mark tidak boleh bertamu disini tanpa seijin dari mama." lanjut nyonya Sulastri tegas dengan nada bergetar karena amarah yang mulai sudah tidak terbendung.

Nampaknya kali ini nyonya Sulastri benar-benar terlihat marah, mata wanita setengah baya itu terlihat semakin melotot dengan wajah yang mulai memerah.

"Ini sudah menjadi aturan dari mama Van... Kalau Rhea tidak terima dengan keputusan mama ini.. dengan senang hati maka persilahkan dia untuk keluar dari rumah ini!!" lanjut nyonya Sulastri dengan nada suara yang terdengar semakin membentak.

Mendengar ucapan Nyonya Sulastri, Rhea hanya bisa menundukkan kepalanya dengan pasrah. Hatinya kini menjadi gelisah kembali. Nampak pula air mata Rhea semakin mengalir deras dari kedua bola mata gadis cantik itu.

Sedangkan Vanya hanya menatap tajam wajah ibunya itu dengan sorot mata penuh kemuakan.

1
St
suka
St
ditunggu update nya lagi thor. penasaran.
Amelia Quil
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!