CINTAMU MENJADIKAN AKU YANG KEDUA

Ting, suara pesan whatsapp masuk ke ponsel Anjar... Dia yang baru saja selesai rapat segera memeriksa ponselnya.

Ternyata Gema Asa , nama yang muncul di deretan pesan teratas. Ia segera membukanya.

"Kang,, aku titip Kayden yah, kalau dia bikin Akang kerepotan, segera hubungi Alwin saja, biar nanti dia yang akan menjemputnya kembali."

Dengan tersenyum ia segera membalas pesan tersebut.

"Gapapa Sya, tenang saja, saya gak repot kok malah senang Kayden mau main sambil belajar disini, Insyaallah akan menambah pengetahuannya nanti." Balas Anjar

"Oke, terimakasih yah atas bantuanmu selama ini yang sudah banyak mengajari Kayden tentang banyak hal."

"Tidak usah sungkan begitu Sya, Kayden anak yang baik, cerdas, penurut dan semangat belajarnya tinggi, saya senang bisa dekat dengannya, karena saya sudah menganggap Kayden seperti anak saya sendiri."

Hepp , tak ada lagi balasan dari Ara.

Lama Anjar menunggu tapi tetap Anjar tak mendapatkan balasan lagi. Dalam hatinya bergumam, "Apa dia tersinggung dengan kata kataku..?".

Tiba tiba Alwin menelpon, mengabari bahwa ia sudah sampai di Bandung bersama Kayden.

Alwin bertanya apakah Anjar akan menjemput Kayden ke rumahnya atau menunggu Alwin mengantarkannya kerumah dinasnya.

" Tunggu saja Mas, saya akan jemput kesana sekarang."

Anjar melajukan mobilnya menuju kerumah Alwin, tak sabar ia ingin segera bertemu dengan Kayden.

Dua hari Kayden berada dibawah asuhan Anjar, mereka begitu sangat bahagia melakukan banyak hal bersama.

Dari mulai berkeliling kota Bandung, berenang bersama, outbound di Ciater dan banyak lagi hal yang membuat Kayden terkesan.

Mungkin bagi orang yang tidak tahu, akan menyangka bahwa mereka adalah Ayah dan Anak yang sedang berlibur tanpa ibunya.

Dihari terakhir, Anjar bersiap akan mengantarkan Kayden ke gerbang tol Pasteur karena Alwin akan menunggu disana untuk pulang ke Jakarta.

Tiba tiba saja sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah dinasnya, dan rupanya itu adalah Aditya.

"Assalamualaikum A.. damang..?"

Adit salim pada Anjar yang sedang memanaskan mobilnya.

"Waalaikumsalam.. hey De, kok nggak ngabarin dulu kalo mau datang."

"Cuma mampir sebentar A numpang istirahat aja, lagi ada acara reuni sama teman teman kuliah."

"Ooh iya sok atuh, Saya mau pergi dulu."

"Mau kemana A, mau pulang..?"

Belum sempat Anjar menjawab pertanyaan Adit, tiba tiba Kayden keluar dari rumah dinas Anjar.

"I'm ready Uncle, come on."

Adit yang melihat Kayden keluar dari rumah merasa heran dengan adanya anak laki laki yang tidak dikenalnya.

"Siapa A.. kayak produk import." Tanya Adit penasaran

"Oh iya sebentar saya kenalin... Kay, Kayden come here." Seru Anjar pada Kayden

"Kenalin, ini Uncle Aditya... My youngest brother, and your mother's friend."

Ucap Anjar pada Kayden... Aditya hanya melongo mengamati Kayden dari atas sampai bawah.

"Ooh really..? nice to meet you Uncle Aditya... my name is Kayden." Kayden menyalami Adit dengan sopan dan ramah.

Aditya masih tetap melongo, merasa heran dengan kehadiran sosok kayden dirumah Anjar.

"Ini anaknya Gema, De, udah dua hari dia disini." Anjar menjelaskan situasinya pada Adit.

"Oohh." Adit manggut manggut.

"Kok nggak seperti anak lokal yah A ? "

Adit masih saja heran dengan Kayden.

"Ck, kan saya sudah bilang waktu itu, Gema lama di luar negeri, yaa ngikutin suaminya yang WNA, De."

Anjar agak kesal pada Adit.

"Mmm.. kirain lama diluar negeri tuh jadi TKI, A.. he he.. pantes kalau begitu."

"What country is your father a citizen of?"

Tanya Adit pada Kayden.

"Dad is American, Uncle." Jawab Kayden.

"Mmm pantes meni ganteng kalem kieu. "

Ujar Adit seraya mengacungkan kedua jempolnya.

"Udah nanti aja ngobrolnya kalau ketemu lagi deh, sekarang Kayden harus berangkat, udah ditunggu di gerbang tol."

Anjar segera menyudahi obrolan Adit dengan Kayden karena Alwin sudah menunggu di titik temu.

"Oh ya udah A, saya nunggu disini aja sampai Aa kembali." Ucap Adit.

***

*

Sekembalinya Anjar dari Pasteur, ternyata Aditya masih ada dirumah dinas, sepertinya dia sengaja menunggu Anjar.

"Masih disini De, katanya mau reunian..? "

Tanya Anjar seraya membuka sepatunya.

"Iya A, masih penasaran sama anak bule tadi.. he he. " Jawab Adit sambil nyengir.

"Penasaran apanya, kan sudah jelas itu anaknya Gema. " Ucap Anjar datar.

"Iya tau, maksudnya Ade tuh penasaran kok anak itu bisa ada disini, dua hari lagi, ngapain ? terus emaknya kemana? apa jangan jangan ikut nginep juga lagi disini..!!"

"Hus, sembarangan... Dia lagi main aja kesini, eksplor kota Bandung, Aa yang temenin. "

"Emaknya..? " Adit keukeuh nanyain emaknya.

"Dia lagi ke Singapura, ketemu teman temannya. " Jawab Anjar.

"Bujubuneeng... Si Gema meni hebat kitu, ulin na kaluar negeri.. ck ck ck. "

Adit kaget dengan penuturan Anjar, dia sampai geleng geleng kepala.

"Udah biasa kali De, dia tuh sering bolak balik ke luar negeri bukan hanya Singapura aja, berbagai negara." Anjar kembali menambahkan penjelasannya.

Adit yang mendengar itu semakin antusias.

"Waah kumaha caritana dia bisa hebat kitu, kirain Ade mah si Gema kaluar negeri teh jadi TKW di Arab gitu, makanya jejaknya menghilang."

"Makanya kalau orang cerita itu disimak dulu De jangan langsung menyimpulkan..!! "

Anjar kesal dengan omongan Adit yang mengira Ara menjadi TKW Arab.

"Mmm tapi tetep A, mau seperti apapun dia sekarang, Aa mah tetep harus berada di jalur yang baik dan benar, jangan sampai keluar dari rel, bisi cilaka... Nanti kalau ketahuan teh Widi mah bisa gawat, komo mun apal eta budakna sampai nginep nginep disini segala, aduuh bahaya A.. Bahaya..!!"

Panjang lebar Aditya mengingatkan Anjar, dia khawatir dengan kedekatan Anjar dengan Gema saat ini akan ketahuan oleh istri Anjar, yang ujung ujungnya akan menjadi masalah dalam rumah tangga kakaknya itu.

"Jangan khawatir, Widia tidak apa apa kok, nanti saya akan beritahu dia." Ucap Anjar santai menanggapi ocehan Adit.

"Kasih tau bagaimana ari Aa, bisa bisa nanti perang dunia ke tiga atuh A kalau teh Widi dikasih tau mah." Aditya merasa heran dengan sikap Anjar yang sesantai itu.

" De, kamu percaya nggak kalau saya bilang bahwa Widia menyuruh saya untuk berpoligami..?" Tanya Anjar

"Apa...!? Ah ulah sok heureuy atuh A, eta mah mustahil." Adit tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Hmm semua orang memang tidak akan percaya dengan kisah dibalik rumah tangga saya." Keluh Anjar seraya menghela nafas panjang.

"A, setiap rumah tangga itu pasti ada kekurangannya, tidak ada rumah tangga yang sempurna di dunia ini, pintar pintar kita aja untuk menyikapinya. Dan lagi kalau kata orangtua mah tergantung niat, kalau niat kita kuat untuk berumah tangga yang baik maka InsyaAllah akan tahan dengan godaan apapun." Kembali Adit menceramahi kakaknya.

"Memangnya kenapa teh Widi sampai menyuruh Aa untuk berpoligami...? Paling Aa yang minta untuk menikah lagi yah..? ”

Adit keukeuh tidak percaya.

" Saya tidak akan membuka aib rumah tangga saya De, biarkan nanti Widia yang akan mengungkapkannya sendiri kenapa dia sampai menyuruh saya untuk menikah lagi."

Ucap Anjar.

"Terus mentang mentang teh Widi ridho di poligami, Aa mau menikah lagi memangnya?"

Tanya Adit memastikan niat Anjar yang sebenarnya.

"Sebelumnya saya tidak pernah menghiraukan ucapan Widia yang selalu meminta saya untuk berpoligami, karena seperti yang kamu katakan saya tidak berniat mencederai kehidupan rumah tangga saya..."

Anjar menjeda ucapannya, hening sejenak seraya asyik dengan asap rokok yang dihisap nya, setelah itu ia meneruskan penuturannya.

"Tapi setelah saya bertemu Gema, ternyata niat yang selama ini saya jaga runtuh juga, De.. "

"Astaghfirullah Aa, saya sudah mengira ini, Aa mah bukan tidak kuat dengan godaan, tapi ini mah obsesi A, obsesi..! "

Adit terkejut mendengar pengakuan Anjar.

"Obsesi apa..? saya tidak terobsesi dengan apapun...!" Tegas Anjar, sedikit mendelik menatap Aditya.

"Dari dulu Aa tuh selalu mencari cari keberadaan Gema, dan sekarang setelah bertemu serta kebetulan Gema sudah jadi janda, terus Aa merasa ingin memilikinya, itu namanya obsesi A..!! Istighfar..!"

"Hmmm... ini bukan obsesi De, Saya yakin perasaan saya saat ini bukan obsesi semata, ini tulus dari dalam hati saya yang terdalam."

Anjar tetap mecoba memberi pemahaman kepada Adit tentang perasaannya saat ini.

"Hadeuhhh susah deh kalo sudah begini mah, dikasih nasehat juga tidak akan masuk.. hadeuh pusing saya..!"

Ujar Adit seraya menepuk jidatnya.

"Nanti kamu akan tau setelah bertemu Gema, kamu akan percaya bahwa perasaan saya ini bukanlah hanya obsesi semata."

"Ya sudah sok atuh kapan Aa mau mempertemukan Ade sama dia..? hayang apal Ade mah nya'an..!!"

Tantang Adit sedikit kesal karena Anjar tak mau mendengar nasehatnya.

"Iya nanti kalau kami sama sama sudah ada waktu, nanti saya akan ajak kamu."

"Sok lah siap iraha ge..!"

###