NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kebohongan

Cinta Dan Kebohongan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Romansa / Bad Boy
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: Penaduajempol

Bella mempergoki kekasihnya selingkuh sedang bercumbu di parkiran mall yang sepi. Hal itu membuat Bella syok dengan melihat secara langsung Tama berselingkuh dengan seorang perempuan yang amat dikenalnya. Apa yang akan dilakukan Bella saat tahu Tama selingkuh? Dan bagaimana ia akan memberikan pelajaran pada perempuan yang amat ia percaya selama ini?



Disclaimer; Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, peristiwa atau cerita mohon dimaafkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penaduajempol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30 - Wild Lion

Aku lagi happy, banyak gift disini. Banyak Readers yang minta up. Terima kasih banyak untuk kalian para pembaca yang masih setia. gemeter tangan aku ngetik ini, kalian membuat aku bahagia ❤️ today aku up 2 chapter untuk kalian.

~ Markas Pioneer ~

Mereka semua berkumpul di kamar Danu, membahas hal yang tadi terjadi saat jam makan siang. Danu duduk di bangkunya menatap Adrian tajam.

"Bisa-bisanya Lo lost control mukulin dia. She's girl. Your ex!" Kenzo naik pitam. "Gue tau, kalau bukan dari bacot Lo duluan, Raneysha gak akan melawan lo."

Pasalnya ia sangat tau awal perkara Shasa dan Adrian menjadi musuh bebuyutan. Karena masih ada campur tangan Kenzo saat itu.

"She's not my ex. Lo tau kan, si Shasa itu kaya gimana? Apa yang keluar dari mulutnya bukan omong kosong. Tapi kenyataan. Gue benci selalu mengetahui itu semua dari dia. Dia seolah olah CCTV di keluarga gue!" ucap Adrian frustasi.

"Hey... lo lupa Raneysha siapa? Bokap nya BAIS, nyokap nya BIN. Gila lo ya, bahkan rahasia lo yang hanya seujung kuku aja, dia bakal tau. Biarpun mereka udah mati dan si Raneysha tinggal dengan kakeknya. Jangan lo anggap dia bukan siapa-siapa. Kakeknya itu letjen TNI, dulu pernah ikut perang di lebanon. Lebanon cuy... gue rasa lo pegang samurai milik gue udah gemetaran," ejek Kenzo.

"Serius lo?" tanya Panji dengan wajah takjub.

"Ngapain gue bercanda. Makanya dari awal gue pernah bilang, jangan ke hasut sama omongan temen-temennya Raneysha. Mereka lagi ngadu domba lo sama dia. Bukannya gue bela tuh cewek, ya Ian. Gue kenal Raneysha dari SMP. Jadi gue tau tabiat dia seperti apa. Jangan memulai kalau lo gak mau di serang dia."

"Sampai sini apa yang mau lo sampaikan ke kita, Ian!" tanya Danu yang sedari tadi hanya menyimak, enggan memberi wejangan pada sahabatnya itu. Karena percuma Saja. Adrian itu keras kepala.

"Gue keluar dari sini!" ucapnya.

Pernyataan Adrian membuat semuanya tercengang.

"Lo baper sama omongan gue? Lo berfikir gue ada di pihak Raneysha?"

"Engga. Gue cuma ngerasa jadi beban lo semua atas tindakan gue yang gegabah dan emosian."

Semua temannya terdiam mendengarkan alasan yang Adrian utarakan.

"Sebentar lagi gue bakal dituntut sama si Arden. Gue yakin itu. Gue gak mau kalian malu punya temen kaya gue," ucapnya lirih. "Gue sebenernya gak benci banget sama shasa, gue cuma melampiaskan rasa kecewa gue ke dia. Kenapa harus dia yang tau semua. Kenapa dia, gue gak punya muka dari awal saat kenal dia. Saat melihat dia, seolah-olah dia bisa tau dosa-dosa dan aib gue," lanjut Adrian.

Baru ini teman-teman nya mendengar Adrian mencurahkan isi hatinya. Danu, Panji dan Kenzo mendekat dan memberi support dengan menepuk nepuk pelan bahu lelaki itu.

"Soal Arden, Lo tenang aja. Itu urusan gue, dengan syarat, Lo harus tetap di Pioneer. Kalau sampai lo keluar apalagi pindah ke Ultimo Re. Habis jiwa dan raga Lo, gue kulit-in," ucap Danu serius.

Adrian hanya terkekeh sambil mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya.

"Gue masih bingung, Raneysha tau perihal nyokap lo dan bokap Lo dari mana? Kita gak ada yang tau perihal Tante Ariana, tapi dia tau semua. Setelah gue cari tau ternyata apa yang dia ucapkan bukan omong kosong." Kenzo menatap layar iPad nya dan melihat informasi yang baru saja anak buahnya kirimkan.

"Itu Ken, yang membuat gue merasa jadi orang tolol, karena gue gak tau itu padahal gue anaknya!" ucap Adrian. "Dan yang paling bikin gue sakit hati. Dia gak pernah silent soal itu. Seolah olah bukti itu Ia simpan untuk melawan gue, ketika gue adu mulut sama dia," lanjutnya.

"Jelas, kakeknya jendral! Strategi perangnya ngalahin kita yang cuma bocah SMA. Gue rasa Shasa udah terbiasa di ajarin kakeknya buat menghadapi musuh dengan cara menjadi provokator, memprovokasi dan menyerang mental musuh terlebih dahulu," ucap Danu dengan senyum smirknya.

"Lo pernah jatuh cinta ya sama dia?" Panji bertanya keluar dari topik pembahasan.

Adrian menatap Panji dengan mengerutkan kening. Ia terkejut mengapa Panji berasumsi demikian.

"Kenapa lo bisa bilang begitu?" Adrian terheran dengan analisa Panji.

"Soalnya lo itu seperti mencari perhatian dia. Tapi lo gak tau caranya bagaimana. Jadi cara lo ya selalu adu mulut sama dia," jelas Panji.

"Masuk akal," celetuk Kenzo

"APANYA YANG MASUK AKAL, Sialan lo!" teriak Ian pada Kenzo sambil melempar bantal sofa.

Kenzo terkekeh, "Lo lupa, dulu kan, lo bestie banget sama dia. Bahkan Lo selalu makan bekal makan siang dia. Mana mau Lo makan masakan kantin."

"Bukan bestie lagi. Pacar yang tak sampai." kali ini Panji yang tertawa sambil mengucapkan kalimat itu.

"Engga, gue bersumpah gak akan pernah suka sama cewek modelan singa liar begitu!" kata Adrian. "Lagian gue udah punya Wulan yang jauh lebih segalanya dari Shasa!" ucapnya yakin.

"Hati-hati, Benci dan cinta itu setipis graphene!"

Andre dan Inah telah sampai di indonesia. Saat sudah sampai rumah, mereka tidak mendapati kedua putri mereka berada di hadapannya.

"Mbok ... Mbok... " teriak Inah, "Anak-anak kemana, ya Mbok?" tanya Inah.

"Nona Bella belum pulang nyonya, kalau Non Lisa ada di kamarnya. Mungkin sedang istirahat."

Pak Andre melirik jam tangan nya yang sudah menunjukan pukul setengah 6 sore.

"Kemana anak itu?" gumam Andre.

"Apa setiap kami tidak di rumah, Bella sering pulang sore mbok?" tanya Inah.

Belum juga Mbok Asih menjawab, suara langkah kaki terdengar dari arah pintu. Ternyata itu Bella yang sedang berjalan memasuki rumah.

"Papi... Papi kapan sampai?" tanya Bella, segera Ia mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Kenapa? Kamu kaget kita sudah pulang?" tanya Inah.

Bella mengerutkan keningnya, "Aku tanya baik-baik kenapa balik bertanya seperti itu? kalian pergi pun aku gak tau. Pulang pun gak berkabar kenapa aku harus kaget? Apa salah aku bertanya pada Papi ku sendiri. Lagipula aku pulang dari rumah sakit pun kalian gak ada di rumah dan aku gak tantrum seperti anda."

Bella tau Inah akan mencari cari alasan untuk ribut dengannya. Dengan cepat Bella langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

"Apa kamu selalu pulang se-petang ini jika tidak ada kami, Bella?" tanya Andre.

Bella menghentikan langkahnya, dan berbalik. "Tanya saja pihak sekolah, aktivitas apa saja yang Bella ikuti, Pih. Karena jika Bella berkata pun, Papi tidak akan percaya begitu saja apalagi jika istri kesayangan Papi itu mulai mengompori Papi. Lagi pula, sejak kapan kalian peduli aku di rumah atau tidak. Aku minta izin pun susah. Kalian tidak pernah mengangkat dan membalas pesan yang aku kirim."

"Kenapa kamu semakin kurang ajar bella! Kami bertanya tapi kau jawab seperti itu!" bentak Andre.

Bella menuruni tangga dan mendekati Andre dan Inah. Dengan tatapan tajamnya pada Inah lalu berganti menatap sang Papi, Bella mengeluarkan uneg-unegnya.

"Tadi... bukankah Bella bertanya baik-baik pada Papi?Tapi perempuan ini jawab apa? Bella hanya bersikap sesuai dengan sikap yang kalian berikan ke Bella!" Ucap Bella dengan lantang. "Jika kalian ingin dihargai, maka hargai terlebih dahulu orang lain. Jika kita melakukan hal baik maka kebaikan itu sendiri akan kembali pada kita!" desis Bella sambil menatap ibu tirinya.

Bella berbalik dan meninggalkan kedua orang tuanya yang menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Jika Andre merasa bersalah, lain hal dengan Inah. Wanita itu menatap Bella penuh benci.

"Kenapa sih Bella selalu menyalahkan aku? Apa salah aku bertanya seperti itu?" tanya Inah dengan kesal kepada andre.

"Jaga bahasa kamu. Bella bukan lagi anak-anak, dia sudah bisa tersinggung dan memiliki emosi yang bisa meledak kapan saja."

Inah merenggut dan berucap, "Kamu bela dan dukung dia jadi anak songong, Mas?"

Andre pergi meninggalkan Inah sambil mengurut keningnya dan mengabaikan teriakan wanita itu.

"Awas saja kamu Bella!" geram Inah.

Minggu yang cerah untuk Danu. Namun tidak untuk Tama dan keluarganya. Bagaimana tidak, mereka kedatangan tamu tak di harapkan berdiri di depan rumah mereka, lengkap dengan dua Personal Asisten lelaki itu.

"Selamat pagi Kamandanu Dallin Harrison. Ada apa anda repot-repot kemari?" tanya Adi saat membukakan pintu untuk lelaki yang seusia dengan anaknya.

Danu membungkuk salam tidak membalas jabatan tangan Bramantyo Adisutjipto. Membuat pria itu menarik kembali lengannya.

"Saya tidak ingin anda menyentuh tangan saya yang dipenuhi darah musuh-musuh saya. Bukankah itu hal yang menjijikan untuk anda sekeluarga?" ucap Danu sambil tersenyum smirk menatap Tama yang sedang duduk di ruang keluarga bersama Annastasia.

"Lo kesini mau ngapain? Mau numpang makan?"

"Gue mau make sure aja kalau Lo masih hidup atau pindah alam. Gimana? Masih bisa bernafas dengan baik setelah mendapat salam hangat dari tangan seorang eksekutor?" tanya Danu pada Tama dengan nada sarkasnya dan raut wajahnya yang sangat dingin.

Anna berdehem memecah peperangan antara Danu dan Tama. "Ada keperluan apa, Nak Danu menyempatkan waktu kesini?"

Danu beralih menatap Anna dan Adi. "Ada yang harus kita bahas, ini perihal Bella dan dalang dari kasus tabrak lari yang Bella alami bulan kemarin."

Anna segera berdiri dari bangkunya dan mengajak lelaki itu dan suaminya untuk mengikutinya ke ruang kerja mereka.

Saat mereka telah sampai di ruang kerja Adi dan Anna. Danu segera memilih untuk duduk tanpa di perintah.

"Pelakunya orang terdekat Bella. Sangat dekat." ucap Danu membuka suaranya.

"Kami tau. Sang donatur mengancam Tama demi keselamatan Bella," timpal Anna.

"Donatur... Frilly, right?" tebak Danu.

Anna dan Adi mengangguk. Danu tersenyum smirk. Di otaknya penuh dengan rencana untuk meringkus mereka.

"Tidak hanya Frilly. Di belakang wanita itu ternyata ada dua orang yang membantunya. Tapi kita belum mendapatkan siapa satu orang itu," sahut Adi dengan wajah seriusnya menatap Danu.

Danu mengangguk dan berucap, "Wanita itu, Inah... Tapi kita gak mudah meringkus mereka. Kita tidak punya bukti." kali ini Danu menunjukan wajah kesalnya.

"Lo tenang aja. Untuk Frilly bakal jadi tugas gue. Inah akan jadi tugas bokap dan nyokap gue. Tugas Lo cukup menjaga Bella dari musuh-musuh Lo dan musuh dia yang berada di belakang kalian," ucap Tama yang tiba-tiba masuk.

"Lalu satu orang lagi, siapa yang akan mengejarnya? Diantara kita belum ada yang tau siapa dia." tanya Danu sambil memperhatikan satu persatu anggota keluarga Adisutjipto.

"Lo lah, Nu. Itu orang pasti berada di dekat Bella. Dia matanya Frilly buat ngawasin Bella."

Danu tidak membantah ucapan Tama. Benar juga yang Tama ucapkan. Ia harus mengawasi satu persatu orang terdekat Bella dan menelusuri latar belakang mereka.

Danu mengangguk setuju lalu ia berdiri hendak meninggalkan ruangan itu, namun langkahnya terhenti dan menatap Tama dalam.

"Gue peringati Lo sekali lagi. Jangan pernah sentuh Isabella. Sekali aja Lo sentuh dia, gue bikin Lo mencium lantai prison gue!"

"I-iya Lo tenang aja. Waktu itu gue khilaf. Sorry!"

Danu tidak membalas ucapan Tama, ia memilih keluar dari ruangan itu di susul dengan Marco dan bodyguard Danu.

Danu baru keluar dari ruangan Tama, dirinya berpapasan dengan Frilly yang ingin mengunjungi rumah kediaman Adisutjipto.

Sontak saja itu membuat Frilly terheran. Pasalnya Tama dan Danu adalah musuh bebuyutan. Jadi tidak mungkin jika Danu ke rumah Adisutjipto dalam rangka silaturahmi.

"Ngapain kamu disini, Harrison?"

Danu tidak menjawab, dia berjalan tegak dan mengabaikan pertanyaan yang diajukan Frilly, seolah-olah ia dan wanita itu tidak pernah saling bertemu.

TBC

1
Nita Zali
lagi dan lagi konfliknya...
amateur dara
ya ampun apa jangan-jangan kamandanu yang berbuat /Sob/
amateur dara
Bella benar2 pengertian /Sob/
amateur dara
hampir aja lu jadi cowo bego lagi, Nu. gemes gue
Diyah Pamungkas Sari
kampret otor bkin ngaka "prindapan" bisanya kesana halunya 🤣🤣
Pena dua jempol: wkwkkwwk 🤣 makasih kak udah baca karya aku yang agak absurd dan cabul ini 🤣
total 1 replies
Nita Zali
moga Bella n Danu bersama...jgn biarkn mrk berpisah thor
amateur dara
dinasti PV bakal panjang nih romannya. /Drool/
Pena dua jempol: ikuti terus kisahnya ya kak 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
wah... Daebak.
amateur dara
di cintai secara ugal-ugalan sama cogil kaya Danu tuh /Drool//Drool//Drool/
amateur dara
omo /Whimper//Whimper//Whimper/
amateur dara
poor camilla
amateur dara
Bu Anna benar-benar trauma sama keluarga harrison
amateur dara
ngakak sama gurunya /Facepalm/
amateur dara
eka please lah /Facepalm/ ngakak bgt sumpah kelakuan lo
Pena dua jempol: konyol ya kak 🤣
total 1 replies
amateur dara
ada lagi aja hambatan buat mereka /Sob/
amateur dara
/Drool//Drool//Drool//Angry/ chapter terbaik
Pena dua jempol: terima kasih 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
asli #Darkromance terseru
amateur dara
Danu... nakal ya /Panic/
amateur dara
iyakah ... ayo dong Bella meet up sama danu
amateur dara
Bella kabur, mel... bukan amnesia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!